BONUS PART

36 5 0
                                    

Alice, gadis cantik itu tertawa akibat lelucon garing dari Sea, anak dari Aryan.

Begitu pula dengan Nara, yang saking puas tertawa, sampai memukul-mukul pundak Sea. Membuat Sea kesal, kemudian menjahili temannya itu.

Nara menangis, kemudian menendang bebatuan kecil kearah Sea.
Gadis kecil keturunan Syera itu memang tak pernah berhenti mewariskan sifat sang ibu, yang dahulu sangat suka bertengkar dengan Aryan.

Alice menepuk-nepuk bokongnya, mencoba membersihkan rerumputan yang menempel di celananya. Gadis kecil itu hendak mengambil petasan yang ia simpan di rumah pohonnya, diikuti dengan Aland yang mencoba untuk menjaga sang adik.

Aland dengan kepribadian dingin itu sangat berbanding balik dengan sifat ceroboh adiknya. Lelaki itu berdecak kesal ketika Alice terjatuh ketika hendak memanjat tangga rumah pohonnya.

"Buruan ambil petasannya, jangan malah maling mangga om Emon!" ucap Aland ketika tersadar bahwa pohon mangga milik tetangganya itu telah menimpa atap rumah pohon karena kelebatan rantingnya.

Setelah Alice mengambil petasannya, mereka berdua kembali menemui teman-temannya itu.

Tanpa sadar, Alice menyipitkan kedua matanya, ketika melihat seorang pria diam berdiri di samping tanaman krisan milik sang ibu.

"Kok orang itu gak ngumpul sama para orang tua sih?.." bisik Alice membuat Aland mengerutkan keningnya kebingungan atas ucapan adiknya itu.

"Gak ada siapa-siapa, Lice." jelas Aland.

Alice menggaruk tengkuknya, mengapa bisa-bisanya kakaknya itu tak melihat seorang pria disana. Kemudian sejenak gadis itu mengingat-ingat, sepertinya ia pernah melihat wajah seorang pria itu, tapi dimana?.

Aland menatap sekitarnya ketika secara tiba-tiba bulu kuduknya berdiri. Lelaki itu segera menarik pergelangan tangan sang adik untuk segera berkumpul bersama teman-temannya.

"Orang itu yang pernah Mama tunjukkan fotonya tadi gak sih?.." batin Alice.

Dear My Best [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang