EPILOG

37 5 0
                                    

Seorang wanita berumur tiga puluh lima tahun itu tersenyum menatap lekat anak gadis di hadapannya. Anak gadis yang jiplakan wajah ibunya itu, sangat penasaran tentang pertemuan orangtuanya dahulu.

Anak bungsu dari dua bersaudara yang di beri nama Alice Maurine itu kini berusia sepuluh tahun, Alice tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik dan cerdas, serta bakatnya yang di luar dugaan kedua orangtuanya.

Seorang pria berjalan mendekat kearah dua permata berharganya. Pria itu membawa sebuah kotak persegi yang telah usang akibat usianya yang sudah bertahun-tahun.

Sang wanita tersenyum tipis, mengusap pelan sebuah kotak di hadapannya lalu perlahan membukanya. Seketika, segala kenangan yang telah di ukir tujuh belas tahun yang silam, sampai kini masih tersimpan dengan baik dalam memori ingatannya.

Seseorang dengan lesung di pipinya itu sangat manis di foto polaroid itu.

Jujur, wanita itu sangat merindukan sosok pria yang memiliki hobi makan bebekuan itu. Pria yang selalu kuat dan ceria namun menyimpan banyak rahasia.

Shinta, wanita yang kini sudah berstatus istri orang itu kembali teringat segala kenangan baik dan buruk masa putih abu-abunya. Wanita itu sebelumnya baru saja menceritakan kembali kisah seorang gadis yang dicintai dua orang lelaki dengan cara yang berbeda-beda.

Salah satunya, Nanda yang mencintainya sampai mati. Serta Nathan yang kini ingin menghabiskan waktunya berdua bersama sang istri sampai akhir.

Nathan, lelaki bodoh yang dahulu pernah menorehkan luka terhadap Shinta, kini statusnya adalah suami sah nyonya Shinta Nada Anggita.

Pria itu menepati janjinya untuk menjaga Shinta selamanya. Menjaga cinta sejatinya selama-lamanya.

Terlalu banyak kejutan yang Tuhan rencanakan. Terlalu banyak alur yang Tuhan ciptakan. Terlalu banyak cara indah yang Tuhan beri di balik segala takdir pahit-Nya.

Kini kedua pasangan jodoh itu bertemu kembali, tanpa ada kata pisah di antara mereka.

"ALICE! AYO CEPAT KELUAR!." teriak seorang lelaki berusia dua belas tahun itu, Aland Adelard.

Alice yang terpanggil segera berlari menyusuli kakak laki-lakinya itu. Begitu pula dengan Nathan dan Shinta yang ikut berjalan kearah halaman rumahnya.

Terlihat Aryan, Syera, beserta anak-anak mereka tengah sibuk bersiap-siap untuk merayakan ulang tahun Shinta.

Rama yang baru saja datang sambil menggendong putra tampannya, segera berlari mendekat kearah Aryan dan Syera. Pria itu sudah sukses dengan peran pentingnya yang sebagai seorang dokter.

Syera yang sempat terjebak friendzone dengan Aryan, kini sudah berakhir dengan masing-masing kehidupan baru mereka. Wanita itu kini menjadi pengusaha teh yang sukses, dengan di karuniai tiga orang anak.

Aryan, pria yang dahulu menikah karena di jodohkan oleh kedua orangtuanya, berawal dari ia yang di sangka penyuka sesama jenis. Pria itu kini mengelola bisnis ayahnya, serta hidup bahagia bersama sang istri dan anak laki-lakinya.

Shinta, wanita itu benar-benar bahagia melihat tawa ceria teman-temannya. Mereka yang selalu melangkah bersama-sama untuk meraih masa depan, dan sukses juga bersama-sama.

Tak ada yang pernah mengeluh tentang kedekatan empat orang sahabat itu. Kini semuanya bahagia, bertahan sampai selama-lamanya.

Shinta meniup lilinnya, seraya tersenyum bahagia di hari ulang tahunnya itu. Sederhana, ia tak ingin kemewahan. Karena kebahagiaan tak selalu tentang harta, kebahagiaan tak hanya untuk kita sendiri, tetapi juga untuk orang lain.

Nathan mengecup kening sang istri, lalu memeluknya erat seakan-akan tak ingin melepaskannya.

Shinta tersenyum di balik pundak sang suami, ia benar-benar tak bisa menyembunyikan kebahagiaan yang hampir sempurna ini.

Kak Nanda benar, cintai orang yang mau membawa sebuah pelangi untuknya.
Seseorang yang mau membawakan pelangi untuknya adalah Nathan.

Aku mencintai Nathan..dan aku akan merindukanmu kak Nanda, itu akan selalu.

Dear My Best [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang