"Kak, kakak gak kenapa kan?," tanya Shinta khawatir dengan keadaan Nanda hari ini.
Sementara lelaki itu sudah lelah dengan beberapa pertanyaan sama yang di lontarkan oleh gadisnya itu. Nanda menghela napasnya kasar, kemudian memilih untuk menatap lekat-lekat mata Shinta. "Gue gak kenapa, Shinta. Nih liat, kalau gue sakit gak mungkin tetep makan bebekuan.." jawab lelaki itu berusaha meyakinkan Shinta.
Shinta mengangguk, selayaknya anak kecil, membuat Nanda terkekeh gemas lalu menarik pergelangan tangan si gadis untuk segera sampai di depan kelasnya. "Nanti mau jalan-jalan kemana lagi?," tanya Nanda.
"Jalan-jalan mulu, capek."
Nanda terkekeh kecil. "Emang lo mau ngemut sosro beku?." Shinta menggeleng seraya memperlihatkan jejeran giginya yang rapi.
"Ya udah, hari ini libur dulu.."
***
Istirahat kedua telah tiba, sudah hampir lima belas menit Shinta menunggu kedatangan Nanda, tetapi lelaki itu masih belum menunjukkan batang hidungnya.
Sempat ia menanyakan pada teman sekelas Nanda, tapi tak ada yang mengetahui keberadaannya, bahkan saat mata pelajaran sedang berlangsung, lelaki itu sudah terlebih dahulu mengeluari kelasnya. Cukup membuat Shinta keheranan, entah kemana lelaki itu pergi.
Shinta hanya bisa pasrah dengan lelaki pemilik sekolah ini.Shinta terkejut, ketika seorang lelaki yang benar-benar ia kenali itu sedang duduk di sampingnya. "Nathan, sejak kapan lo di sini?," tanya gadis itu.
Nathan berdecih kecil. "Dari tadi banget, berasa kayak semut gue di sini ya.."
Shinta tertawa canggung, akibat terlalu lama tak saling bertukar kabar, membuat hubungan di antara mereka menjadi renggang. Begitu pun dengan Aryan dan Syera, dua sejoli itu tampak tak peduli dengan hadir atau tidak hadirnya Nathan di dunia ini.
Nathan menghela napasnya pelan, lalu menatap wajah Shinta lekat-lekat. "Makasih selama ini udah selalu senyum."
Shinta mengangguk. "Makasih juga, selama ini lo masih berusaha jagain gue..."
"Lo percaya gak, kalau memang jodoh bakal ketemu lagi?. Apa kita masih ada harapan?," tanya Nathan setelah kurang lebih dua menit mereka saling berdiam dengan pikiran masing-masing.
Shinta tampak berpikir. "Mungkin?, tapi untuk saat ini kita urus hubungan kita masing-masing ya." jawabnya kemudian beranjak dari duduknya, lalu berjalan meninggalkan Nathan.
Lelaki itu hanya mampu menatap punggung Shinta yang kian menjauh dan menghilang.
Lelaki itu, saat ini mungkin sedang mengalami fase dimana hatinya merasa kehilangan.
Kehilangan sosok yang dulunya pernah mengisi kekosongannya.***
"Kak Nanda kemana sih, udah pulang sekolah gini masih belum nampak juga batang hidungnya. Bolos kemana sih tuh orang." geram Shinta.
TIN!!!
Seorang lelaki sedang mengendarai motornya, dengan goriorio beku yang sudah ia gigit setengahnya. "Maaf Shin, gue habis beli goriorio beku. Ternyata lebih enak yang di belakang sekolah," ucap Nanda yang baru saja datang dengan napas terengah-engah.
Shinta tak menjawab perkataan lelaki itu, ia langsung menaiki jok motor Nanda tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Nanda hanya bisa terkekeh geli ketika melihat wajah kesal gadisnya melalui spion kanan motornya. "Jangan cemberut gitu dong, cantiknya nambah. Gue jadi makin suka.""Kakak kemana aja sih, bolos ya?!. Mentang-mentang yang punya sekolah, jadi membebaskan diri dari peraturan sekolah gitu?." teriak Shinta dengan nada kesalnya.
Nanda tertawa. "Gue bolosnya izin bokap kok.."
Shinta semakin geram dengan kelakuan lelaki itu. Saking geramnya, Shinta sampai memukul helm yang di gunakan oleh Nanda.
"Udah sampai, cepet turun.." suruh Nanda ketika tujuannya telah sampai di depan mata. Shinta segera menuruni jok motor lelaki itu.
Nanda menepuk puncak kepala Shinta. "Kalau gue tiba-tiba gak ada, inget aja gue lagi beli makanan minuman beku."
Shinta mengangguk paham. "Ya udah aku masuk ya, kakak jangan kemana-mana lagi. Langsung istirahat biar gak kayak kemarin, sampai mimisan gitu.." omel Shinta, sementara Nanda hanya mengangguk mendengar segala ucapan yang di lontarkan oleh gadis tersayangnya itu.
Setelah itu, Nanda memutuskan untuk segera melajukan motornya.Shinta mengerutkan keningnya, merasa ada yang aneh.
Sejak kapan kemeja sekolah di hari selasa, berwarna biru bergaris-garis?."Style orang kaya emang gitu kali ya?. Atasan kayak baju pasien, bawahnya celana sekolah, cuma kak Nanda yang paling aneh di dunia ini." gumam gadis itu seraya berdecak kecil, lalu berjalan memasuki rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Best [✔️]
Подростковая литература~judul sebelumnya 'My Best Friend Boy'~ Ketika sepasang sahabat saling mencintai, perasaan di antara mereka menjadi di pertaruhkan. Shinta Nada dan Nathan Satria, rela mengorbankan perasaan mereka berdua hanya demi untuk kebahagiaan orangtua mereka...