013 - two or four lovebirds?

55 9 0
                                    

"Anjir gue lupa kalau sekarang ulangan, gue belum belajar lagi. Malu banget kalau gue pacaran sama kak Nanda.." gumam Shinta.

Nathan terkekeh kecil. "Kayak dia mau aja sama lo."

"Mau lah, kak Nanda kan baik banget sama gue.." ucap Shinta.

Nathan berdecak kecil sambil menggeleng heran. "Bela aja teros kakkel lo yang ganteng itu, kalau nangis-nangis, lo gue buang. Gak usah lo nyontek sama gue nanti." jawab lelaki itu membuat Shinta menggerutu sambil mengerucutkan bibirnya.
Nathan yang cuek, kini sudah berubah menjadi Nathan yang galak.

***

Ulangan pun di mulai, Nathan sangat lancar menjawab soal, sementara Shinta mulai kesusahan dengan segala soal di tangannya.

Syera?, ia sudah terlebih dahulu menyiapkan letak tempat duduknya tepat di samping Aryan,Shintapun duduk sendiri.

"Nathan, bagi dong.." bisik Shinta ke Nathan.

"APA?." Nathan sengaja membesarkan suaranya.

"Sttttssttt" jawab serentak teman-temannya.

"Aelah, gak asik amat lo Than." Shinta mulai kesal dengan perilaku lelaki di belakangnya itu.

"Akhirnya selesai juga, eh lo siapa ya?," jawab Nathan ketika melihat gadis yang duduk depannya itu, berbalik sambil menatapnya.

"Than gue mohon, bantuin gue.." rengek gadis itu yang membuat Nathan semakin tertawa terpingkal-pingkal berkat wajah memelas dari Shinta. Tetapi Nathan tetaplah Nathan, ia merasa tak tega, kemudian memilih beralih tempat duduk ke samping Shinta dengan berpura-pura menjatuhkan pulpennya.

"Nih jawaban gue, syukur lo punya temen sebaik gue. Buruan salin," bisik Nathan sambil menggeser lembar jawabannya.

"Makasih Nathan sahabatku yang paling teranjay!. Nanti gue traktir es cincau deh!" jawab Shinta lalu segera menyalin jawaban milik lelaki yang sedang memejamkan matanya. "Jijik banget kuping gue pas di bilang sahabat. Bilang temen deket aja gimana?, lebih enak di denger.." bisik lelaki itu yang di abaikan oleh Shinta.

Shinta tersenyum senang, lega rasanya ketika beban pikirannya telah usai. "Nih punya gue udah selesai. Sesuai janji gue tadi, gue mau traktir lo es cincau sama goriorio!."

"Gayaan mau nraktir. Ya udah kumpul gih.." ucap Nathan.

"lo duluan aja, nanti biar gue paling terakhir biar gak di curigain..." jawab Shinta lalu di angguki Nathan, lalu Shinta menyusul sesudah ulangan berakhir.

KRINGGG!!!

Bell pun berbunyi menandakan waktu istirahat.

Syera tak henti-hentinya tertawa. Menertawakan kebodohan teman lelakinya itu. "Tau gak sih lo pada." Bukannya bercerita, gadis itu hanya sibuk tertawa. Membuat Syera yang sudah terlanjur penasaran, menjadi kesal. "Buruan cerita pea, jangan ketawa duluan."

"Si Aryan saking sibuk bantuin gue jawab soal, dianya sampe lupa ngisi jawabannya sendiri di kertas ulangan. Dia baru sadar pas udah ngumpul di guru." ucap gadis itu masih dengan tawanya.

"Gak lucu, tapi cukup goblok. Gak meragukan lagi sih tuh orang gak pernah beres sama otaknya.." jawab Shinta seraya terkekeh kecil.

"Aryan lagi ke kantor guru buat nyari bu Sari. Doain aja bu Sari ngasi keringanan si buat beban hidup kayak Aryan.." jawab Nathan kemudian menduduki bangku meja kosong, lalu memesan beberapa cemilan untuk mereka makan.

"Halo babu-babuku!, beban keluarga datang..." teriak Aryan pada ketiga temannya dengan wajah sumringah tanpa dosanya. Sementara yang di teriaki hanya berpura-pura tak kenal dengan lelaki bernama Aryan itu.

Tak lupa Aryan merogoh sakunya, mengeluarkan permen karet bekas ia kunyah yang sudah ia bungkus serapi mungkin. Lelaki itu kembali menggigiti permen karetnya itu dan berlari kearah Nathan, Shinta, dan Syera.

"Jorok banget permen bekas di makan lagi," Syera bergidik ngeri.

Aryan mengangkat sebelah alisnya. "Apaan?, mau?." tawar lelaki itu seraya mengeluarkan permen karet di dalam mulutnya. Kemudian kembali mengunyahnya ketika Syera menggeleng.

Nathan menepuk pundak sobatnya itu beberapa kali. Senyuman smirk miliknya sukses membuat Aryan merinding. "Kalau udah cinta, rela banget kan Yan?," goda Nathan membuat Aryan yang awalnya tak mengerti maksud temannya itu, kini ia menjadi malu-malu babi.

"Just be honest bro, lo suka sama Syera kan?," bisik Nathan namun masih bisa terdengar oleh Shinta. Itu membuat Aryan terkejut seraya membulatkan kedua matanya. Aryan terbatuk-batuk, lalu mengerjapkan matanya berkali-kali.

"Apaan deh lo berdua.." terlihat jelas kesalah tingkahan dari Syera.

Nathan dan Shinta tertawa puas melihat kedua sejoli itu berwajah merah tomat. Kemudian mereka menghentikan tawanya ketika mendengar ucapan Aryan.

"Gue masih hidup kan?, gue keselek permen karet tadi. Sekarang keknya udah masuk ke perut gak sih?.."

-----------

Semoga terlihat pas untuk tokoh Nathan. Ingat, ini hanyalah sebuah cerita tidak ada sangkut paut di luar itu.

 Ingat, ini hanyalah sebuah cerita tidak ada sangkut paut di luar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nathan Satria

Dear My Best [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang