Summer
Minggu ini usia kehamilanku telah memasuki usia empat bulan. Minggu kemarin, mual dan pusingku sudah benar - benar hilang. Aku bersyukur aku sudah bisa makan apa saja tanpa khawatir akan muntah lagi.
Tentu saja aku dan suamiku sudah pindah ke apartemen suamiku. Renovasi rumah sudah benar - benar berjalan sejak dua bulan yang lalu. Lalu perutku sudah tampak sedikit besar. Beberapa kali suamiku mengusapnya saat malam hari dan tidak henti berkata, "kau telah tumbuh," pada bayi kami.
Hari ini adalah jadwalku ke dokter untuk pemeriksaan. Kali ini suamiku akhirnya bisa menemaniku. Saat aku berkata bisa mendengar detak jantung bayi kita, senyum di wajahnya tidak pernah luntur selama perjalanan ke rumah sakit.
Saat sampai di rumah sakit, kami pun mendaftar di bagian administrasi. Lalu kami duduk di kursi panjang untuk menunggu nama kami dipanggil. Akhirnya nama kami dipanggil lalu kami masuk ke ruang dokter.
Dokter pun langsung memeriksa diriku. Setelah itu aku tidur di ranjang pasien. Dokter pun membuka baju yang menutupi perutku lalu menaruh cairan ke perutku. Lalu dengan sebuah alat, ia pun mencari keberadaan bayiku.
"Dug, dug, dug," suara pun terdengar dari alat dokter. Itulah detak jantung bayi kami. Aku tidak bisa berkata apa - apa lagi. Ia benar - benar hidup di dalam diriku.
Aku pun melihat wajah Matthew yang tampaknya membeku. Ia masih kaget dengan suara itu.
Matthew
"Wow," hanya itu yang bisa kukatakan saat ini. Entah ke berapa kali aku menyadari ini, namun bayi ini sungguh hidup dan aku akan menjadi ayah. Lalu sentuhan hangat tangan Summer menyadarkanku.
"Itu bayi kita," katanya sambil menunjuk salah satu monitor. Monitor itu menunjukkan sesuatu yang belum jelas. Namun aku tahu itu bayiku dan Summer. Aku pun menggenggan tangan Summer dan menciumnya.
Lalu dokter pun memberi foto bayi kami. Ia pun menasihati kami beberapa hal untuk bulan ke depan. Ia juga menjadwalkan kami datang lagi untuk pemeriksaan.
"Oh ya! Saya akan memberi tahu satu fakta mengenai ibu hamil. Namun apa Ibu Rauss merasakan adanya perubahan dengan suami anda?" tanya dokter.
"Um... Dia semakin sabar. Lalu ia lebih protektif dan kadang jatuhnya malah posesif. Ia lebih sering memelukku akhir - akhir ini. Namun yang paling kelihatan, ia makin manis sikapnya," jawab Summer. Benarkah aku seperti itu?
"Itu namanya Pregnancy Glow. Itu menandakan suami anda makin sayang dan protektif sama anda karena anda sedang membawa anak kalian," kata dokter.
Wajahku memerah seketika dan membuatku memalingkan wajah. Sementara Summer tertawa.
"Ho... Begitu," kata Summer.
Kami pun pamit lalu pergi pulang ke rumah.
"Kau tahu, mungkin kata dokter benar. Aku makin sayang sama kamu," kataku pafa Summer sambil menyetir.
"Oh gitu.... Jadi rasa sayang kamu nggak sebesar ini dulu," kata Summer.
"Bu...Bukan...," kataku gelagapan.
Summer tertawa kecil.
"Aku hanya bercanda. Terima kasih," kata Summer.
"Seharusnya aku yang bilang terima kasih," kataku lalu menghela napas.
YOU ARE READING
You, Me, and Baby (Complete)
RomansaKalian bayangkan sendiri. Bagaimana rasanya apabila pasangan kalian adalah mafia? Itulah yang dirasakan Summer saat ini. Apalagi saat ini, dirinya sedang mengandung anak dari Matthew, sang bos mafia. Bagaimanakah perjuangan yang Summer rasakan untuk...