No One will Know It

1.3K 27 0
                                    

Summer

Minggu ini aku telah memasuki usia kandungan yang ke - 7 bulan. Di bulan ini, aku merasakan hal yang biasanya diceritakan oleh para temanku yang hamil duluan dariku.

Perutku yang besar ini membuatku kesusahan untuk mengambil barang di bawah kakiku. Aku bahkan tidak bisa memakai sepatu tanpa bantuan Matthew. Kadang untuk tidur saja susah karena perutku harus berada di posisi yang benar. Tapi yang paling sering kurasakan adalah rasa lelah saat berdiri dan berjalan. Karena itu Matthew mempekerjakan seorang pembantu bernama Bi Dharmi.

Tapi dari semua itu, aku tetap bersyukur. Perutku yang semakin besar ini menandakan bahwa anakku, Matteo berkembang dengan baik.

Ditambah lagi, aku telah kembali ke rumahku. Kamarku dan Matthew sudah jadi begitu pula ruangan lain. Kamar Matteo tinggal di cat saja.

Saat ini aku sedang duduk di sofa sambil menonton televisi. Matthew sedang sibuk mengurus pekerjaannya di laptop. Bi Dharmi sendiri sedang memasak makan siang lalu ia baru pulang. Matteo sepertinya sedang tidur nyenyak.

Namun tiba - tiba, seseorang mengetuk pintu depan kami. Bi Dharmi pun segera membuka pintu depan kami. Setelah itu, ia pun menuju ke arah Matthew.

"Ada yang mencari bapak," kata Bi Dharmi.

Matthew pun segera ke pintu depan untuk melihat. Saat kembali, ada sekitar 5 orang pria berbaju hitam.

"Summer, kamu masuklah ke kamar. Bi Dharmi sudah selesai masak kan? Pulang saja langsung," kata Matthew.

Aku pun bangun melaksanakan perkataan Matthew. Bi Dharmi pun ikut melaksanakan perkataan Matthew.

Matthew

Aku pun menyuruh kelima orang itu duduk di sofa ruang tamu. Karena tidak ada yang memulai percakapan, aku berdeham dan memulai pembicaraan.

"Apa mau kalian?" tanyaku tanpa basa - basi.

"Kasus anda adalah kasus yang cukup mengguncang seluruh provinsi. Karena seorang remaja berusia 16 tahun dengan berani membunuh pacarnya sendiri. Cukup gila bukan? Kasus anda cukup panjang. Terjadi pro dan kontra tentang hukuman anda karena usia anda yang masih dibilang di bawah umur itu. Tapi anda terbebas, di bawah perlindungan hukum anak di bawah umur," kata salah satu pria itu.

Aku menelan ludah dan memperbaiki posisi duduk. Seluruh kejadian masa lalu itu kembali memenuhi kepalaku.

Flashback

Hari ini adalah hari berkabung untuk Matthew dan juga seluruh anggota mafia Rauss Hold. Hari ini pemimpin mereka yang merupakan ayah dari Matthew meninggal. Ini sebuah pukulan besar terutama bagi Matthew. Karena dia adalah pewaris dari kelompok mafia yang dipimpin ayahnya. Namun bisa dibilang ia terlalu muda untuk memimpin.

Kebiasaan Matthew menjadi berubah. Setiap hari kerjanya hanya mabuk - mabukan dan juga merokok. Tak jarang ia baru pulang seminggu kemudian ke rumah.

Suatu hari, Matthew sedang mabuk di suatu diskotik. Pacarnya yang bernama Haisekawa Hyori datang untuk menghentikan Matthew. Mungkin hanya dia satu - satunya orang yang dapat membuat Matthew kembali.

"Matt! Kamu nggak bisa seperti ini terus! Kembalilah ke rumah!" kata Hyori.

"Diam kamu! Dasar cewe sialan!" kata Matthew dengan marah.

Hyori terus menarik tangan Matthew. Ia juga menarik botol sake Matthew agar Matthew kembali ke rumah.

Tepi Matthew memecahkan botol sake miliknya. Lalu mendorong Hyori hingga jatuh ke lantai.

"Kamu mau ngapain? Kamu mabuk!" kata Hyori ketakutan.

Tanpa mempedulikan perkataan Hyori, Matthew menusuk leher Hyori dengan bagian tajam pecahan botol sake. Hyori merintih kesakitan hingga akhirnya ia meninggal akibat kehabisan darah. Di saat itu, Shota kakaknya datang dan melihat adiknya yang hanya tinggal badan

"Naze watashi no imoto?! (Kenapa adikku?!)" tanya Shota dalam bahasa Jepang dan terdengar panik.

"Watashi wa kare o koroshita. (Aku membunuhnya)," kata Matthew.

"Nani? (Apa?)" tanya Shota syok.

Setelah itu kasus panjang terjadi. Shota menghilang tanpa jejak. Sementara Matthew dimasukkan penjara anak menghadapi kasus yang panjang.

Back

"Jadi, apakah kau yakin menghadapi ini sendiri? Istrimu bisa saja dalam bahaya," kata orang itu.

"Aku akan menjaganya sendiri. Di saat seperti ini, aku tidak bisa percaya pada orang lain," kataku.

"Baik, kalau begitu kami pergi," kata orang itu.

Lalu lima orang itu pergi.

You, Me, and Baby (Complete)Where stories live. Discover now