Baby's things

3.2K 33 0
                                    

Summer

Aku menggoyang - goyang tubuh kekar Matthew yang sedang terbaring di kasur. Berkali - kali aku meneriaki namanya. Tapi tetap saja, ia sama sekali tidak bangung. Huft... Siapa sih yang tadi malam ingin bangun pagi? Wacana doang nih?

"Matt!" teriakku ke sekian.

Akhirnya setelah teriakanku kesekian kalinya, Matthew terbangun. Ia melihat wajahku dengan wajah mengantuk. Rasanya ingin kucakar wajahnya itu. Huft... Untung cinta.

"Masih jam 8," kata Matthew malas.

"Jam 8 dari Hong Kong! Udah jam 9 kurang 15!" ucapku marah.

"Bangunkan aku jam 9 saja," kata Matthew lalu kembali tidur.

Dengan kesal aku menuju dapur untuk memasak sarapan. Pagi ini aku memasak panekuk dan jus tomat. Hal itu berhasil menarik perhatian Matthew. Ia keluar dari kamar dengan wajah penasaran sekaligus kelaparan. 

"Masak apa sayang?" tanya Matthew.

"Panekuk sama jus tomat. Kalau mau, mandi dulu!" kataku.

"Baik bos!" ucap Matthew lalu segera ke kamar mandi.

Beberapa saat kemudian, Matthew akhirnya selesai mandi lalu menyantap sarapan. Aku sedikit terpana melihat Matthew yang tampan dengan kaos polos oranye yang ia kenakan dan juga celana pendek coklatnya. Orang asing akan mengira usianya masih awal 20 padahal sebentar lagi Matthew akan mencapai usia 30.

"Ya?" tanya Matthew tiba - tiba membuyarkan lamunanku.

"Tidak, tidak apa," kataku sambil tersenyum sendiri menyantap sarapan. Matthew hanya menggeleng dan melahap sarapannya kembali.

Setelah sarapan, kami berdua menuju ke mobil. Lalu kami berdua melaju ke jalan raya. Tentu saja selama perjalanan tidak ada yang memulai percakapan. Kebiasaan kami yang selalu berpikir sendiri sejak dulu.

"Menurutmu, toko perlengkapan bayi paling bagus dimana?" tanyaku.

"Kalau kata temanku ada yangnamanya Luv Baby sama Baby's Zone. Mau kemana dulu?" kata Matthew.

"Mm.... Kalau baju bayi bagusan Baby's Zone atau Luv Baby?" tanyaku.

"Katanya sih Luv Baby," jawab Mathew.

"Ya udah. Untuk perlengkapan kita beli di Baby's Zone. Baju bayi di Luv Baby," kataku.

"Begini aja deh. Untuk baju bayi kita beli aja setelah tahu jenis kelaminnya aja. Kita beli aja dulu perlengkapan yang emang perlu," kata Matthew.

"Yah... Aku nggak tahan mau beli. Kita beli beberapa aja yang warna sama gambarnya netral aja. Mau kan?" rengekku.

"Baik," kata Matthew setelah menghela napas.

Di toko Baby's Zone, kami ditawari banyak perlengkapan. Mulai dari ranjang, stroller, kursi duduk bayi di mobil, dan masih banyak lagi. Kami memilih beberapa dan membelinya. Ada dua ranjang bayi, satu stroller, satu kursi bayi di mobil, dan banyak lagi. Kami berencana akan membeli kursi makan bayi saat bayi kita masuk tahap MPASI (Makanan Pendamping ASI). Barang - barang itu akan dikirim ke rumah kami lusa.

Lalu kami berdua segera ke Luv Baby. Di sana, ternyata banyak sekali pilihan pakaian bayi yang berwarna dan bergambar netral. Kami berdua sepekat untuk membeli tiga baju saja. Tiba - tiba saat aku sedang memilih, Matthew pergi keluar toko menerima telepon.

Matthew

Entah kenapa Estel menelepon diriku. Jika telepon ini dari Estel, tentulah penting urusannya. Maka segera aku pergi dari toko untuk menjawab telepon Estel.

"Selamat pagi menjelang siang bos," sapa Estel.

"Langsung saja. Ada apa memanggil saya?" tanyaku.

"Ada informasi baru Haisekawa Shota dari Mio. Dia mengirim e - mail kepada anda dan saya disuruh olehnya untuk memberitahu bapak. Bisakah bapak mengecek e - mail bapak? Kemungkinan besar itu penting," kata Estel.

"Oh baik. Saya akan mengeceknya nanti setelah saya pulang. Terima kasih atas informasinya," kataku lalu menutup telepon lalu kembali ke toko.

"Sayang, sudah belum?" tanyaku melihat Summer yang sepertinya memegang beberapa baju bayi.

"Sudah,  yuk bayar," kata Summer.

Aku pun membayar seluruh baju bayi itu dan segera menuju mobil. Selama di perjalanan pulang, pikiranku diliputi oleh Haisekawa saja. Entah apa yang pria itu rencanakan.

Sesampai di rumah, aku pun segera membuka laptopku. Lalu aku segera menuju e - mailku dan mengecek apa yang baru.

Ah ya! Aku belum cerita apa - apa soal siapa itu Mio. Singkatnya, identitasnya sama sekali tidak diketahui. Aku bahkan belum bertemu muka padanya. Karena itu sebenarnya aku tidak telalu percaya padanya. Namun karena saat ini aku perlu hacker dengan kemampuan tingkat tinggi, mau tidak mau aku harus percaya pada Mio. Dia adalah hacker terbaik.

Oke, kembali lagi dengan informasi yang kudapat mengenai Haisekawa. Ada dua video dan tentu saja video itu berisi tentang kegiatan Haisekawa saat itu. 

Di video pertama, isinya tidak terlalu menarik. Hanya memperlihatkan Haisekawa sedang menunggu seseorang di depan sebuah toko. 

Lalu di video kedua, Haisekawa bertemu orang yang ditunggunya. Haisekawa tampak senang melihat orang itu. Ia berjabat tangan dengan orang itu beberapa kali. Aku menebak mereka berdua terikat suatu kerja sama.

Lalu aku melihat pesan yang ditulis Mio bertuliskan =

Orang yang berjabat tangan dengan Haisekawa Shota adalah seorang kriminal. Jika anda menebak dirinya dan Haisekawa terikat kerja sama, ya itu benar.

Tebakanku benar. Orang itu memang benar bekerja sama dengan Haisekawa. Hal itu membuat berpikir keras bagaimana mencegah dirinya. Atau malahan aku harus meningkatkan keamanan.

"Sayang," panggil seseorang dari balik pintu ruang kerjaku. Tentu orang itu adalah Summer.

"Ya?" jawabku.

"Sudah dong kerjanya. Ayo buka belanjaan," kata Summer.

Aku pun mengangguk dan menyusul Summer keluar.


You, Me, and Baby (Complete)Where stories live. Discover now