Thank you, Matthew

2.7K 36 0
                                    

Summer

"Keadaan anda baik - baik saja. Tidak ada madalah serius dengan anda. Tetaplah jaga kesehatan dan istirahat yang cukup," perintah dokter.

"Baik. Terima kasih dokter. Apakah saya boleh menemui suami saya?" tanyaku.

"Tentu saja. Hanya saja, apakah suami anda sudah selesai dioperasi atau belum? Oh ya! Sepertinya ada seseorang yang ingin menemui anda di luar. Silahkan temui beliau," kata dokter.

Aku pun bangun dan berjalan menuju pintu. Tepat di depan pintu, Estel sedang duduk sambil menggigit jarinya. Dirinya terlihat khawatir. Ketika Estel melihat aku di pintu ruang dokter, ia langsung lari menghampiri diriku.

"Nyonya! Syukurlah nyonya baik - baik saja," kata Estel sambil memelukku.

"Ya, saya baik. Saya mau bertemu suami saya," kataku.

"Ah... Mari saya antarkan," kata Estel lalu menarik tanganku agar aku berjalan.

Kami berdua pun menyusuri lorong rumah sakit. Aku melihat setiap kamar dan orang - orang di sekitarku. Melihat banyak sekali wajah lelah dan susah.

"Nyonya, sudah sampai," kata Estel menyadarkanku.

"Oh baik. Saya masuk dulu," kataku.

Aku pun membuka kamar fan melihat sekeliling. Aku bisa melihat Matthew sedang terbaring tidur di ranjang rumah sakit. Di wajahnya terpasang alat bantu pernapasan.

Aku mendekati tubuh Matthew. Entah kenapa aku bisa melihat wajah lelahnya yang tidur tenang. Aku duduk di kursi sampingnya membelai rambutnya hingga pipinya.

Tiba - tiba, tangan Matthew bergerak dan memegang tanganku yang ada di pipinya. Lalu, Matthew mencium telapak tanganku. Perlahan ia membuka matanya.

"Summer," panggil Matthew.

"Iya. Ini aku," balasku.

"Syukurlah kamu baik - baik saja. Hampir saja tadi kamu tertusuk. Untung tepat waktu," kata Matthew.

Entah kenapa air mataku jatuh. Di saat seperti ini ia malah mengkhawatirkanku. Aku membelai wajahnya lagi dan berusaha menahan air mataku.

"Kau tahu, kau tetap cantik walau menangis. Aku mencintaimu Summer," kata Matthew. Mendengar hal itu, air mataku menjadi jauh lebih deras.

"Matt. Maafkan aku," kataku dengan suara gemetar.

"Tidak. Seharusnya aku yang meminta maaf. Malah mungkin aku tidak bisa menerima maafmu. Aku telah menempatkanmu dalam bahaya," balas Matthew.

"Aku....Nggak mau kamu selalu minta maaf. Jangan seperti itu Matthew. Kalau kamu ketakutan begitu, bagaimana Matteo akan bangga pada ayahnya?" kataku.

"Ya. Kamu mungkin benar. Namun suami mana yang tidak takut jika istrinya dalam bahaya. Apalagi tengah mengandung anaknya," kata Matthew.

Aku pun berbaring di dada Matthew. Matthew membelai pelan rambut pirangku dan mengecup keningku.

"Terima kasih, Matt," kataku tiba - tiba.

"Buat apa? Seharusnya aku yang berterimakasih," kata Matthew.

"Buat semuanya. Karena kau telah menyelamatkanku dan Matteo. Berkorban untuk kami berdua. Banyak sekali hal yang telah kau lakukan Matt," kataku. Matthew mengecup keningku kembali dan merangkulku dengan erat.

"Kau memang luar biasa, Summer," kata Matthew.

You, Me, and Baby (Complete)Where stories live. Discover now