Setelah puas melihat bayi Lie, merekapun ke ruang rawat Jennie. Soosa segera berlari menghampiri Jennie yang berbaring di ranjangnya dengan infus yang terpasang di tangan kirinya.
"Mom Jen... " teriak Soosa gembira
"Hai sayang." Jennie mengulurkan tangannya mengambut Soosa yang berlari ke arahnya
"Mom Jen, terima kasih ya" kata Soosa sambil bergelayut di tepi ranjang
"Terima kasih untuk apa sayang?" Jennie mengelus pipi si kecil tampan
"Terima kasih mom Jen sudah memberikan adik laki-laki untukku" katanya diikuti senyuman yang mengembang
"ha..ha.. Kau bahagia sekarang?"
"tentu" Soosa mengangguk
"Apa kamu sudah melihat adikmu?"
"Sudah, dia juga tampan."
"Tampan mana dibandingkan dengan daddy?" ucap Jennie melirik ke arah Limario yang berdiri di belakang Soosa
"Hem... Setampan aku!" jawab Soosa
"Berarti daddy kalah tampan ya dengan Soosa dan adik Lie?" Jennie kembali melihat Limario yang mengerutkan keningnya
"Iya, begitulah... he... he... " si kecil pun nyengir
Limario pun mengehela nafas. Ia senang melihat putranya tersenyum kembali. Setidaknya si kecil punya semangat lagi untuk hidup seperti dulu. Sementara itu, Jisoo tampak mengambil buah strawberry di keranjang buah yang ada di atas meja.
"Jen, ini makanlah strawberry mu!" Jisoo menyuapi JennieJennie pun membuka mulutnya lalu mengunyah buah tersebut. Jisoo mengusap pucuk kepala Jennie dengan hangat.
"Sekarang kau akan di panggil mommy! Kau seorang ibu sekarang" kata Jisoo
"Aku harus belajar banyak dari unnie."
Jisoo tersenyum hangat.
"Ini buah dari siapa?" tanya Limario yang baru menyadari adanya keranjang buah
"Itu tadi pemberian dari Irene unnie." jawab Jennie
"Owh dari nuna! Lalu dimana dia sekarang?"
"Dia tadi cepat-cepat pamitan karena harus menangani pasien di Rumah Sakit cabang."
"Aku belum sempat berterima kasih padanya" tutur Limario sambil memakan buah anggur
"Lain waktu kan masih bisa, honey"
Limario mengangguk. Ia lalu duduk di sofa sebelah ranjang Jennie. Tak lupa Limario pun memangku putranya itu. Lalu ia pun menguapi Soosa dengan anggur merah ditangannya.
Jennie yang melihat pemandangan menyentuh antara ayah dan anak itu pun merasa senang.
"Mereka sudah berbaikan rupanya" kata Jennie pada Jisoo
"Iya, tadi setelah bayimu lahir, Limario bicara dengan Soosa. Dan mereka pun kembali hangat lagi" Jisoo pun merasa bahagia melihat suami dan anaknya yang saling menyuapi anggur
"Syukurlah, semoga dengan lahirnya Lie, bisa membawa semangat untuk Soosa agar sembuh dari leukemia. Aku ingin mereka berdua tumbuh sehat dan tidak ada lagi kesedihan"
"Aku pun begitu Jen. Soosa adalah nyawaku, aku tak sanggup melihatnya sakit seperti ini."
"Sabarlah unnie, Soosa akan sembuh. Aku yakin"
Jisoo menundukkan kepala sejenak menahan sedihnya jika mengingat perjuangan putranya melawan sakit leukemia.
"Mommy, bisakan kita pesan makanan?" tanya si kecil
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE (The End)
FanfictionKehidupan seorang pria yg harus membagi cintanya. Tawa, tangis, konflik & berbagai masalah pun memenuhi kehidupannya. Ketabahan para tokoh pun diuji habis-habisan dalam menyikapi semua permasalah dengan cara yang bijak. * Dalam FF ini author ingin...