Episode : 55

1.6K 143 22
                                    

Abaikan tipo yang berserakan
.
.
Masih di halaman pengadilan, Limario menghampiri mereka. Melihat suaminya datang, Jennie pun mengerti bahwa Limario butuh bicara dengan Rose. Ia segera menggandeng tangan Soosa untuk memberikan kesempatan mereka bicara. Jisoo tampak berada disana juga sedang menggendong anak Jennie (Lie).

Rose berdiri di hadapan Limario, ia hendak memghindar. Namun Limario menahannya dengan tak memberinya jalan.

"Aku hanya ingin berterima kasih padamu. Tanpamu, semua ini tak akan bisa tuntas. Rose, aku tak tahu bagaimana harus membalasmu. Dulu aku begitu jahil padamu, sekarang justru kau begitu baik padaku" kata Limario

"Kau tidak perlu membalas apapun. Aku membantumu karena kalian telah terlebih dahulu membantuku, merawatku saat aku amnesia dan menerimaku tinggal bersama kalian"

"Apa kau akan pulang?"

"Ya, aku akan pulang!"

"Tinggal lagi dirumah kami. Maka kami akan senang"

"Tidak Lim, aku akan pulang ke Ausy. Ke rumahku, ke kampung halamanku dimana aku dilahirkan"

"Chaeng, kenapa kau tidak disini saja?"

"Tidak ada alasan lagi untukku tetap disini!"

"Bahkan aku yang meminta, apa kau tetap tidak mau?"

Rose terdiam, wajahnya datar. Tampak dia menarik nafas dan menghelanya dengan kasar.

"Aku sahabatmu, bukan. Tetaplah disini, aku akan senang" kata Limario lagi

"Aku sangat berterima kasih untuk itu Lim. Tapi maaf aku tidak bisa!"

Wajah Limario berubah menjadi sedih, ia tak bisa lagi berbuat apapun untuk mencegah sahabatnya itu kembali ke negaranya.

"Baiklah, aku akan mendoakanmu selalu" ucap Limario lalu beranjak pergi dengan menundukkan kepalanya

Limario sempat meminta Lie dari gendongan Jisoo dan menggandeng Soosa untuk diajak bersamanya. Mereka berjalan menjauh dari Rose.

"Daddy, kenapa aunty Rose tidak mau tinggal disini?" tanya Soosa

"Aunty Rose harus pulang, sayang! Tapi Soosa akan bisa ketemu. Jadi, daddy harap Soosa tidak sedih. Karena jika Soosa sedih, aunty Rose akan sedih juga"

"Hem... Soosa janji tidak akan sedih!"

"Mari kita beli es krim sama adikmu"

"Baiklah. Apakah Lie sudah bisa boleh makan es krim? Nanti mom Jen akan memarahi daddy jika tahu Lie makan es krim"

"Tidak akan. Karena Lie akan makan sedikit saja"

Si bayi Lie pun seolah mengerti percakapan ayah dan kakaknya itu. Ia tampak tersenyum setelah mendengarkan Limario dan Soosa bercakap.
.
.
- Kediaman Park -

Park Jiyeon menghampiri adiknya yang sedang duduk melamun dengan membuang pandangan ke luar jendela kamarnya.

"Apa yang sedang menggangu pikiranmu?" tanya Jiyeon sembari membelai rambut panjang adiknya itu

"Tidak ada, unnie"

"Kau tidak pandai berbohong. Katakan saja, agar tidak membuatmu sedih. Apa kau menyukai Limario?"

Rose terdiam, ia menaruh dagunya di kedua lututnya. Tak terasa air matanya perlahan mengalir.

"Kenapa ini terjadi padaku? Apa salahku?"

"Tidak ada yang salah dengan sebuah perasaan. Aku tahu kalau kau mencintai Lim, tapi keadaan sudah sangat berbeda"

"Harusnya aku tidak membiarkan rasa ini tumbuh lagi. Limario itu suami dari kedua sahabatku. Aku tak boleh punya rasa padanya. Aku harus bagaimana sekarang, unnie?"

MY LIFE (The End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang