Episode : 47

1.6K 152 24
                                    

Abaikan tiponya yes...
.
.
- PRIA DINGIN -

Jennie mengemudikan mobilnya sambil menggendong Lie, sedangkan Limario ditidurkan di kursi bagian belakang. Sementara itu, mobil Limario dibawa oleh sopirnya.

Jennie susah payah menyetir. Tangan kirinya menopang kepala putranya yang sedang tertidur, sedangkan tangan kanannya memegang kemudi. Ia begitu berhati-hati dalam mengemudi.

Sesampainya dirumah, sopir tersebut memarkir mobil Limario. Lalu turun dan bergegas ke mobil Jennie untuk membantunya. Sopir itu dibantu oleh satpam membopong tubuh majikannya yang mabuk itu. Dengan penuh hati-hati, Jennie keluar dari mobil sambil memegangi tangan kiri Lie agar tidak tersenggol pintu mobil.

Jisoo yang menggendong Soosa yang baru saja terlelap itu, membukakan pintu. Dibelakang Jisoo ada Rose yang berdiri.

"Astaga, ini kenapa Jen?" tanya Jisoo terkejut

"Nanti aku ceritakan. Biar mereka membawa Lim ke kamar dulu"

"Sebaiknya Lim di kamarmu saja!" usul Jisoo

"Tidak unnie, lebih baik malam ini Lim istirahat sama unnie saja. Karena kondisi Lie masih seperti ini. Aku kwatir dia terbangun terus rewel sehingga Lim terganggu. Lim harus istirahat. Tolong ya unnie"

"Baiklah Jen."

"Paman, pak satpam, tolong bawa tuan ke kamar nyonya Jisoo ya!" perintah Jennie pada kedua pria itu.

Mereka pun segera melakukan apa yang diperintahkan. Jisoo beranjak ke kamar Soosa untuk menidurkan putranya itu. Lalu ia pun keluar dan menghampiri Jennie yang berdiri di dalam kamar Jisoo sembari.

Setelah membaringkan majikannya, kedua pegawai itu pun berpamitan keluar. Jisoo menghampiri Jennie yang masih menggendong putranya namun berusaha menyelimuti suaminya itu. Jisoo pun membantunya untuk menyelimuti Limario.

"Jen, sekarang kau istirahatlah. Besok saja ceritanya" kata Jisoo

"Iya unnie. Maaf tuk malam ini merepotkanmu. Karena harusnya aku lah yang mengurusi Lim, tapi keadaan jadi seperti ini"

"Lim juga suamiku, jadi aku tidak merasa direpotkan. Tugasku juga sama yaitu mengurusinya. Kau istirahatlah Jen"

Jennie mengangguk. Sekilas, Jisoo melihat pipi Jennie sedikit merah seperti bekas pukulan. Jisoo pun mencegah Jennie sebelum keluar dari kamarnya itu.

"Tunggu Jen"

"Ya, ada apa unnie?"

"Pipimu kenapa lebam?"

"Owh ini! aku tidak apa-apa"

"Apa Limario kasar padamu?"

"Tidak, ini bukan salah Lim. Ini karena aku melerai Lim bertengkar tapi aku kena pukulan pria yang bertengkar dengan Lim. Tapi tidak seberapa sakit. Jadi tenang saja"

"Apa sudah kau obati? Jika belum, sini aku obati dulu"

"Sudah tadi, sekarang unnie tidurlah. Aku permisi dulu, kasihan Lie dari tadi tidurnya tidak nyenyak"

Jisoo mengangguk, ia menutup pintu setelah Jennie keluar dari kamarnya. Saat Jennie hendak masuk ke kamar, Rose berada dibelakangnya.

"Unnie, maafkan aku! Semua ini gara-gara aku" ucap Rose sedih

"Congah, ini bukan salahmu! Kau jangan seperti ini. Kau istirahatlah"

"Unnie, apa yang harus ku lakukan untuk menebus salahku pada kalian?"

"Roje, sudahlah. Jangan dipikirkan lah. Yang terpenting Lie tidak sampai cedera parah. Kau tenanglah, ok?"

Rose hanya melihat Jennie lekat-lekat. Matanya yang berkaca-kaca membuat Jennie menghela nafas.

MY LIFE (The End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang