Aku percaya setiap orang sudah memiliki takdirnya masing - masing. Dan mengubah takdir sama sekali bukan urusan kita. Aku hanya perlu mengubah nasib ku..
**"ALMIRA !!!" teriakan dari ujung ruangan dengan sangat keras, kalau saja hari itu semua orang tidak sibuk, pastilah semua mata tertuju pada orang yang diteriaki itu.
Seorang wanita muda menghampiri asal suara keras yang memanggilnya tadi, "Selesaikan bagian ini, jangan sampai ada yang salah" ucap pria yang memakai pakaian biru bergaris putih diujung kemejanya dengan penuh penekanan.
"Baik chef !" jawabnya dengan penuh kepatuhan.
Wanita bernama Almira itu berjalan menuju sudut yang dihias dengan sangat indahnya.
Sejenak wanita bernama Almira itu tersenyum, merasa puas dengan dekorasinya.
Dugg..
Seseorang menyenggol tangannya, "Semua orang sesang sibuk, tapi Kamu hanya diam disini sambil tersenyum pada dekorasi kosong ini"
Hampir saja Almira mengeluarkan suara sebelum ia sadar siapa orang yang menyenggol tangannya.
Almira menunduk, "Maaf Tuan, Saya ditugaskan untuk menyelesaikan bagian ini" jelas Almira dengan penuh hormat.
"Kalau begitu, Jangan hanya berdiam diri dan melamun" ucap pria dengan lengan bajunya tergulung keatas menampakan kalau harinya sangat sibuk hingga tubuhnya butuh kebebasan.
Pria itu berjalan menjauhi Almira beberapa langkah lalu berhenti, "Jangan merusak hari besarku" tambahnya dengan penuh penekanan.
Almira bergidik sebentar, lalu secepatnya mengatur ritme jantungnya dan mulai mengayunkan tangannya untuk bekerja sesuai perintah atasannya tadi.
Dengan segala kemampuannya, Almira menyulap makanan - makanan ini menjadi sebuah media untuk menyunggingkan senyum bahkan hanya ketika kita melihatnya."Lumayan" ucap pria tadi sambil berlalu dan ditanggapi suka cita oleh Almira.
"Terimakasih Tuan" ucap Almira meskipun Tuannya itu sudah berlalu bahkan tidak mendengar ucapannya.
Pria tadi beringkus ke sudut ruangan, menggenggam smartphone nya dan mengecek pesan yang masuk. Sayangnya, pesan yang ia tunggu - tunggu tidak datang.
Mood nya berubah menjadi kesal, terbukti dari bantingan tubuhnya pada bangku empuk di ruangan itu.
"Apa Nona tidak memberi kabar lagi Tuan?" seolah sudah mengenal Tuan nya dengan baik, Farhan mengucapkannya dengan pasti setelah melihat tingkah Tuannya itu.
"Kali ini sepertinya Aku menyerah. Apa ini tidak keterlaluan? Harusnya Ia datang diacara sepenting ini, tapi bahkan permintaan maafnya pun tidak datang" jawab Alfian Witcaksana, pria yang disebut - sebut Tuan oleh Farhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Next Wedding
General FictionAlfian and Almira's stories # 1 - wettyindo Oktober 2020 # 1 - watty Indonesia Oktober 2020