Sudah 1 minggu Almira kembali ke rumah Alfian, namun Alfian masih belum mau mengatakannya pada keluarga mereka.
Setiap pagi, diawali dengan senyuman tersungging di wajah mereka. Seperti pagi ini, Almira bangun dengan tangan Alfian sebagai bantalnya. Tangan Almira melingkar pada perut Alfian.
"Pagi" sapa Almira , ia tau Alfian selalu bangun lebih dulu dan hanya diam sampai Almira terbangun.
"Pagi" kecupan hangat mendarat di puncak kepala Almira.
Almira tersenyum lalu mengangkat kepalanya menatap ke arah atasnya. Almira menyusuri wajah Alfian dengan jarinya, lalu ia terkejut karena sesuatu melingkar di jarinya.
Almira mendudukkan tubuhnya dan melihat jarinya, "Ini?" tanya Almira terkejut
"Cincin pernikahan kita" jawab Alfian, cincin yang mirip dengan cincinnya dulu hanya saja bentuknya di perbarui, seperti memadukan kedua cincin mereka berdua.
"Tapi..."
"Ini perpaduan cincin milikmu dan milikku, cincin ini menyimbolkan bahwa kita sudah menyatu" Alfian melengkapi kata - kata yang menggantung dari Almira.
"Apa Kamu menyukainya?" tanya Alfian lagiAlmira memamerakn jarinya pada Alfian, lalu tersenyum "Tentu saja, ini indah " sahutnya.
Setelah pembicaraan ringan mereka, Almira masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Setelahnya ia memulai kegiatan yang selalu ia lakukan.
Almira memainkan jemari indahnya dengan pisau juga wajan. Almira menikmati saat - saat seperti ini.
"You know I Can't Smile Without You,
I Can't Smile Without You,
I can't laugh
and I can't sing,
I'm findin' it hard to do anything.
You see, I feel sad when you're sad,
I feel glad when you're glad,
If You only knew what I'm go ing through,
I just Can't Smile Without You"Almira tersenyum melihat Alfian turun dari tangga dan membuat seolah - olah dia sedang menyanyi.
"Apa yang sedang Kamu lakukan Fian?" Almira menutup mulutnya tertawa melihat tingkah suaminya itu.
Tanpa menjawab Alfian menghampiri istrinya itu, "Apa yang Kamu buat ?" tanya Alfian setelah mengecup puncak kepala Almira.
"Sesuatu yang spesial untukmu" jawab Almira
Alfian mencoba membantu Almira di dapur, namun Alfian justru membuatnya kacau. Marah? Tentu saja Almira tertawa riang melihat sikap Alfian yang lebih hangat padanya.
"Aku mencintaimu.." ucap Alfian disela - sela mengganggu Almira.
"Ia Aku tau, tapi lepaskan Aku Fian. Tunggu saja di ruang makan, Aku akan membawa sarapannya" jawab Almira dengan nada biasa seolah merusak momen romantis mereka.
"Tidak romantis" selanya
Almira membalikkan tubuhnya menghadap Alfian, menatapnya sejenak lalu mengecup bibir Alfian sekilas. "Aku juga masih mencintaimu. Tunggu Aku di ruang makan Tuan Alfian"
KAMU SEDANG MEMBACA
Next Wedding
Fiksi UmumAlfian and Almira's stories # 1 - wettyindo Oktober 2020 # 1 - watty Indonesia Oktober 2020