"Surat, surat perjanjiannya harus dibuat secepat mungkin! "
Alfian menatap Almira dengan tatapan tersakiti.
"Apa terlalu mudah?" tanya Alfian dengan tatapan kesedihan.
"Ini yang terbaik untuk kita semua Fian, Aku tidak ingin Alexa membencimu. Aku, biar anak ini saja yang bahagia" jelas Almira lagi kali ini ada senyuman sekilas di wajahnya sambil mengelus perutnya.
"Bahagia? Apa Kita tidak berhak bahagia?" tanya Alfian
Almira tidak menjawab, malah mengalihkan pandangannya.
"Apa kita bertiga tidak bisa bahagia bersama?!" cecar Alfian lagi.
"Bisakah?" satu kata yang Almira ucapkan sudah merangkum semua pertanyaan.
Almira meneteskan air matanya, "Kalau tidak bisa kita bertiga bahagia, paling tidak ada dua orang yang bisa bahagia"
--
Alfian POV
Aku melihat Almira meneteskan air matanya, "Kalau tidak bisa kita bertiga bahagia, paling tidak ada dua orang yang bisa bahagia"
Apa - apaan dia? Tidakah dia berfikir ini konyol?
"Maksudmu?" tanyaku meminta penjelasan.
"Bayi ini dan Kamu" Almira mengelus perutnya lalu meleparkan tatapannya
kepadaku."Tidak !" ucapku yakin, membuat Almira menatapku dengan khawatir. Entah khawatir tentang apa yang akan Aku ucapkan atau khawatir apa yang akan terjadi selanjutnya?
"Kalau bayi ini bahagia, maka Kamu dan Aku juga harus bahagia" Aku menatapnya pasti, saat ini yang ada difikiranku hanya Almira dan bayiku. Awalnya semua terasa aneh, tapi saat ini perasaan itu berubah. Saat Aku melihat bayiku dan mendengar detak jantungnya semua seakan hilang. Yang ada hanya kami bertiga.
Almira tersenyum mendengarnya.
Tak lama, ponselku berdering. Nomor yang tidak terdaftar di kontakku.
"Hallo" sapaku
".. "
Jantungku berdetak lebih cepat karena kabar yang Aku terima. Tanpa pikir panjang, Aku keluar dari kamar itu. Aku berlari secepat mungkin lalu menancapkan kunci pada kontaknya.
Aku melaju membelah jalan lalu setelah sampai, Aku mencari dimana keberadaannya.
"Alexa! "
--
"Baiklah Fian, Aku sudah mendapatkan jawabannya" gumam Almira.
Farhan masuk ke dalam kamar Almira.
"Maaf Nyonya, sepertinya ada sesuatu yang terjadi. Saya akan menemani Nyonya" ucap Farhan sopan.
"Hmm.. Aku ingin sendiri, bisakah Kamu pergi menemani Alfian? Aku tidak tau apa yang terjadi tapi sepertinya dia membutuhkanmu"
"Tidak Nyonya, Tuan Alfian bisa menjaga dirinya sendiri. Saya memang ditugaskan untuk menjaga Nyonya" jawabnya
Almira tersenyum, "Biklah, Aku ingin beristirahat. Kamu bisa berjaga di depan"
Almira menaikkan selimutnya, merenahkan tubuhnya lalu memejamkan matanya.
"Aku lelah" air mata mengalir dari sudut matanya.
--
Malam berlalu berganti pagi, namun Almira masih belum mendapati keberadaan Alfian.
"Selamat pagi Nyonya" Almira tau betul, suara siapa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Next Wedding
General FictionAlfian and Almira's stories # 1 - wettyindo Oktober 2020 # 1 - watty Indonesia Oktober 2020