Almira sudah dibolehkan untuk pulang dari rumah sakit. Sebelum dia dan Alfian menikah, Almira akan tinggal di rumah keluarga Witcaksana.
Almira menaiki mobil yang Alfian kemudikan sendiri, Almira melirik pria tampan di sebelahnya.
"Ada apa ?" tanya Alfian tiba - tiba.
"Tidak, hanya saja.." Almira bingung untuk menjelaskan isi hatinya.
"Ada apa Almira? Atau Kamu tidak nyaman tinggal bersama Kami sebelum Kita menikah?" tanya Alfian lagi kini pandangannya terbagi antara jalanan dan wajah Almira.
Almira menunduk, senyumnya terukir tapi entah apa arti dari senyum itu. "Tidak, bukan itu. Hanya saja, ini terlalu.." Almira menghentikan ucapannya saat pandangannya beradu dengan sebuah kenyataan.
"Kita sudah sampai" ucap Alfian membangunkan lamunan Almira.
"Almira, Kamu baik - baik saja?" tanya Alfian lagi melihat Almira yang tidak bereaksi namun matanya menerawang melihat rumah kediaman Witcaksana itu.Diguncangnya bahu Almira pelan sambil memanggil nama Almira lagi. "Apa Kamu tidak nyaman?"
Almira menatap Alfian, "Ini terlalu berlebihan" ucap Almira polos.
Alfian tidak ingin tertawa tapi melihat sikap Almira justru ada hal yang baru ia sadari. Hati Almira lebih halus dari helaian sutra.
Alfian merapihkan helaian anak rambut Almira, "Kamu sangat baik Mira, boleh Aku memanggilmu dengan sebutan itu?" gumam Alfian
Sejenak, hanya sejenak Almira berharap ini nyata dan bukan hanya mimpi semata.
Almira menunduk, lalu mengangguk tanda setuju.
Alfian tersenyum, "Baiklah Aku akan memanggilmu dengan sebutan itu. Mira ayo kita masuk!" ajak Alfian dengan ramah
Almira yang melihat senyum itu, terhipnotis dan tidak bisa menyangkal lagi. Hatinya telah jatuh untuk Alfian.
"SELAMAT DATANG ALMIRA!!!" suara Bunda, Ayah, Raisa dan Farhan bergemuruh menyambut kedatangan Almira.
Seketika Almira meneteskan air matanya, "Maaf" ucap Almira sambil menghapus air matanya.
"Ada apa Almira? Apa Kamu merasakan sesuatu? Perutmu sakit?" tanya Bunda khawatir.
"Maaf, Bunda. Aku hanya tidak pernah disambut seperti ini. Dan rasanya sangat menggembirakan" ucap Almira masih dengan tangisnya.
Bunda memeluk Almira, "Mulai saat ini Kamu akan selalu disambut di rumah ini"
Almira tersenyum, "Terimakasih semuanya" ucap Almira bahagia
"Sudah, sudah Aku tidak suka dengan acara tangis tangisan. Ka Almira sudah menjadi anggota keluarga kita jadi Kakak harus cepat beradabtasi" ucap Raisa
Alfian mencubit pipi Raisa, "Hey, tuan putri ! Berbicaralah dengan manis, atau Kakak iparmu ini akan ketakutan"
"Aduh, Ka Fian ! Sakit !! Ia ia, istri Kakak tercinta juga harus beradabtasi dengan cara bicaraku" keluh Raisa
KAMU SEDANG MEMBACA
Next Wedding
General FictionAlfian and Almira's stories # 1 - wettyindo Oktober 2020 # 1 - watty Indonesia Oktober 2020