Istri yang Curiga

429 24 0
                                    

"Apa ada yang tidak beres di kantor?" tanya Almira saat Farhan mengantarnya pulang ke rumah.

Farhan sedikit melirik ke arah Almira dari kaca spion yang terpasang, "Selalu ada hal - hal yang tidak sesuai dengan rencana Nyonya. Nyonya tidak perlu khawatir tentang itu, Tuan Alfian akan mengatasinya" jelas Farhan

Almira mendengarnya, meyakininya tapi tetap saja rasa tidak aman selalu menyelimutinya.

"Baiklah, cukup sampai di sini. Aku bisa naik sendirian" perintah Almira

"Baik Nyonya, Saya ditugaskan untuk menjaga Nyonya. Hubungi Saya bila ada sesuatu yang terjadi"

"Alfian yang akan menjaga kami" ucap Almira sambil mengelus perutnya, "Terimakasih sudah mengantarku" tambah Almira lalu berlalu menaiki lift.

Saat Almira sampai di rumah, Alfian menghubunginya.

"Mira !" panggil Alfian dari ujung telepon

"Hmm" jawab singkat Almira

"Kamu sudah sampai di rumah? Maaf Aku meninggalkanmu begitu saja, Aku akan segera pulang. Ada urusan yang sangat mendesak, jangan lupa makan siang dan vitamin untuk bayinya" jelas Alfian panjang lebar

Dari suaranya, Almira memang merasa Alfian seperti terburu - buru.

"Hmm.. Begitu juga Kamu, makan siang dan cepatlah pulang, nanti malam kita ada jadwal ke dokter" Almira bersikap seolah dia baik - baik saja.

"Ah, tentu saja Aku ingat. Aku sudah tidak sabar ingin melihat bayinya" ucap Alfian diakhir panggilannya karena setelah itu, ia memutusakn sambungan teleponnya.

--

Siang berganti senja, Almira sudah bersiap dengan pakaiannya. Sebelumnya Almira memeriksa jadwal kontrol kandungannya dan membuat janji. Ia tau Alfian pasti lupa membuatkan janji ke dokter, karena itu Almira berinisiatif sendiri. Dan benar saja, namanya belum tercantum di daftar pemeriksaan dokter kandungan.

Almira menatap wajahnya di cermin, kali ini ia berdiri melihat pantulan tubuhnya di cermin. Sekilas mengelus perutnya yang semakin membuncit, "Apa kamu siap bertemu Mamah dan Papah?" ucapnya pada janin di perutnya, seakan ia bisa menjawabnya.

"Ah, ia Aku harus menghubungi Alfian, mungkin saja dia lupa" ucapnya lagi lalu mengambil ponselnya dan menekan nama Alfian di sana.

Lama dering tunggu di dengar Almira, lalu sebuah suara membuyarkan lamunanya.

"Fian!" panggil Almira

"Aku sedang menyetir" jawab orang yang berada di seberang telepon

"Oh, baiklah. Aku hanya takut kamu lupa, hati - hati di jalan. Aku menunggumu, tidak ! Kami menunggumu" ucap Almira malu - malu.

Sambungan terputus setelahnya, Almira menyiapkan apa yang harus di bawa ke rumah sakit.

--

1 jam setelahnya Alfian datang. Almira menyambutnya dengan ceria, sementara yang disambut malah menampakan wajah lain.

"Ada apa Fian?" tanya Almira khawatir

Alfian tersenyum, tapi senyum yang dipaksakan.

"Tidak apa - apa, Aku siap - siap dulu" lalu Alfian melangkah pergi, memasuki kamar.

Setelah beberapa saat Alfian sudah keluar dengan pakaian yang Almira siapkan tadi.

"Kita masih punya waktu, Aku sudah buatkan kopi ini untukmu" panggil Almira mengerti keadaan buruk mungkin sedang terjadi.

Alfian menghampiri Almira, "Baunya enak"

"Aku meracik sendiri komposisinya" jawab Almira dengan senyum khasnya.

Next WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang