Raisa berkali kali kembali ke Singapura untuk membujuk David, namun David selalu menolaknya.
Kali ini adalah kesempatan kesekian kali yang Alfian berikan. Raisa memohon pada Kakaknya itu untuk tetap memberikan proyek ini padanya .
"Bukankah ini baik Mr. David ? Usaha kalian berkembang dan Kakak ku tidak akan mengganggu kalian" usaha Raisa terakhir kalinya.
"Maksudmu ?" tanya David penasaran.
"Aku yang akan memegang penuh proyek ini, Kakakku tidak perlu tau siapa Emy sebenarnya. Dan Emy pun tidak perlu tau dengan siapa kalian bekerja sama" jelas Raisa mencoba membujuk David
Sedikit berfikir, "Apa jaminannya?" tanya David
"Apapun" jawan Raisa
"Kami sudah menaikkan angka kerjasamanya, dan menurutku ini sebanding" tambah RaisaDavid berfikir, ia mengingat bahwa Emy menanyainya tentang kerjasama ini. Emy dan Alfian sama - sama bersikeras memegang proyek ini sendiri tapi David dan Raisa mencegahnya.
David diam dan hanya menggerakkan tangannya membubuhkan tanda tangan di atas kertas yang sudah ia liat berkali - kali.
"Good choice, kita bisa mulai semuanya sekarang !" senyum kemenangan terlukis di wajah Raisa saat ini. Berbeda dengan tatapan David yang seakan menyesali keputusannya.
"Jangan khawatir Mr. David, Aku jamin Kakakku tidak akan bertemu dengan tunanganmu lagi" janji Raisa
David memandang Raisa, "Kenapa Kamu malah mau memisahkan Kakakmu dengan Emy ?"
"Aku melakukannya untuk menguji takdir, karena seberapapun kita mekisahkan mereka kalau takdir mereka bersama, maka mereka akan tetap bersama. Namun seberapapun kita mendekatkan mereka kalau takdir mereka berpisah maka mereka tidak akan pernah bersama. Semudah itu bukan ?" tatapan Raisa kini seperti mengejek, dan David merasa terjebak.
Raisa membawa salinan kerja sama mereka, ada rasa takut bahkan rasa was was jika Alfian mengetahui semuanya.
Raisa masih menyiapkan berkas - berkasnya bahkan di jam malam seperti ini.
Secangkir kopi menemaninya, dengan laptop di hadapannya Raisa sangat berkonsentrasi.
Drrrtt...
Dddrrrttt..
Dddrrrrttt..
"Ada apa ?" tanya Raisa tanpa melihat nama di layar ponselnya.
"Aku melakukan video call Raisa !!"
Sontak membuat Raisa menjauhkan layar ponselnya yang tadi menempel pada telinganya. Raisa meletakkan ponselnya pada sandaran buku yang ada di hadapannya.
Masih dengan fokusnya ke layar laptop, Raisa menjawab suara di sebrang sana.
"Belum tidur ?" tanya Raisa seolah tidak sadar bahwa dirinya melakukan hal yang sama.
"Apa ada masalah? Aku akan menemanimu besok !" suara di sebrang sana yang melihat wanitanya sangat seirus dengan laptopnya.
"Tidak !! Tidak !! Aku bisa melakukannya, tunggu saja. Sebentar lagi semua selesai ! Aku hanya memperbaiki laporannya" jawab Raisa, lalu dia terdiam menghentikan gerakan tangan dan matanya. Sejenak memejamkan matanya.
Kini Raisa menatap layar ponselnya, melihat wajah di sebrang sana lalu tersenyum. "Apa Kamu merindukanku?!" godanya
"Aku takut Kamu mendapat masalah di sana" jawab pria itu
Raisa menatapnya lekat, "Baiklah, hubungi Aku kalau Kamu merindukanku. Bye!" seketika itu juga Raisa mematikan sambungannya.
Raisa tersenyum, dia sangat mengenal pria itu. Dan sangat paham bila pria itu tidak akan terang - terangan mengatakan apa yang dia rasakan. Untungnya Raisa adalah wanita yang sangat peka terhadap situasi.
Raisa mengambil ponselnya, dan menekan tombol call setelah memilih nama yang ingin ia hubungi.
"Hallo Ka, Aku sudah berhasil mendapatkan tanda tangannya. Ingat perjanjian kita" kini senyum Raisa merekah.
"Baiklah, ini adalah proyek pertamamu. Lakukan dengan hati - hati, dan cepatlah pulang. Dia sangat tidak berguna kalau berjauhan dengamu" celoteh Alfian sambil meledek.
Raisa tertawa, "Aku tau, besok Aku pulang"
Lalu Raisa menutup panggilannya.
--
"Selamat pagi Mr.David !" sapa Raisa
"Pagi, bukannya kita tidak memiliki janji ?" tanya David yang bingung Raisa menghampirinya.
"Memang tidak, Aku hanya mencari sarapanku" jawab Raisa sekenanya.
"Baiklah, nikmati sarapanmu" akhir David
"Oh, ia Mr.David sebaiknya Aku yang menghubungimu jangan Kamu yang menghubungiku"
David yang mengerti hanya mengangguk tanda setuju.
Raisa tersenyum, dan mulai memesan sarapannya.
--
Raisa menunggu kopernya datang dari bagasi pesawat, kali ini Raisa membawa koper sedikit besar karena memang ia menetap agak lama. Membujuk David memang tidak mudah.
Saat Raisa menarik kopernya, tiba - tiba ada seseorang yang memeluknya. Raisa tersenyum dan mengetahui siapa orang yang dengan beraninya melakukan itu.
"Aku menjemputmu" ucapnya
"Aku juga merindukanmu" jawab Raisa masih dengan senyumnya.
Orang itu melepas pelukannya dan menatap Raisa lalu tersenyum.
Pria itu menggenggam tangan Raisa, tangan satunya menarik koper Raisa.
"Mau makan sesuatu ?" tanya pria itu saat di dalam mobil.
Raisa mengangguk meng- ia- kan pertanyaannya.
"Mau makan apa ?" tanya pria itu lagi
Raisa hanya mengangkat alisnya dan bahunya bersamaan.
Saat seperti itu, orang yang ada di samping Raisa tau kalau kekasihnya itu sedang sangat lelah.
Pria itu melajukan mobilnya ke arah restauran yang sudah menjadi langganan mereka.
Pria itu sudah memesan makanan untuk Raisa dan dirinya. Kini mereka menunggu pesanannya datang, pria itu menggenggam tangan Raisa.
"Apa Kamu mengalami masalah selama di sana ?" tanya pria itu membuka pembicaraan.
Raisa hanya tersenyum dan menggeleng.
"Baguslah, Aku mengkhawatirkanmu. Setelah ini, kalau Kamu pergi ke sana Aku akan ikut bersamamu !" jelasnya masih menggenggam tangan Raisa.
"Tidak !! Aku bisa melakukannya sendiri" jawab Raisa.
Pria itu melihat Raisa aneh, "Ada apa ? Biasanya Kamu yang memintaku menemanimu , apa Kamu tidak mempercayaiku ?" selidiknya
Raisa melepas genggaman tangan pria itu, "Aku hanya ingin menunjukan kemampuanku, sudah saatny Aku melakukan semua dengan serius"
Pria itu hanya menatap Raisa, "Baiklah, tapi jangan malu untuk meminta bantuanku"
Raisa hanya tersenyum dan mengangguk. Raisa harus melihatnya, melihat takdir dari kisah seseorang. Apa yang akan terjadi nanti, Raisalah yang akan menjadi saksinya.
--
Bersambung..Pendek ? Lama up nya ? Bosen ? Bingung ?
Terimakasih vote dan komennya.
Salam doedesten
21Mei2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Next Wedding
General FictionAlfian and Almira's stories # 1 - wettyindo Oktober 2020 # 1 - watty Indonesia Oktober 2020