Readers keceh, kalian kalau Aku up terus gini bosen ga sih? Tapi gimana dong, ini lagi on buat kejar - kejaran biar cepet selesai.
Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjankan.
Happy reading readers keceh..
Oh ia, part ini kemingkinan bikin kalian bingung tapi please dibaca aja, nanti juga pasti ngerti kok. Kalau kalian baca cerita Aku yang lain pasti tau kalau Aku suka bikin alur lompat2an gini.
Cukup sekian cuap cuap ga penting ini.
--
Musik mengalun dengan merdu di sepenjuru ruangan. Disana ada banyak orang, ada yang datang dan ada yang pergi. Seorang wanita menatapnya tersenyum.
"Wah, baru 3 tahun dan tempat ini sudah menjadi tempat yang paling diincar"
Kata - kata itu bukanlah sebuah sindiran, tapi itu memang kenyataannya.
"Tempat ini menjadi incaran karena mereka tau pemiliknya wanita cantik dan sendiri" sahut si wanita yang sesang memandang bagian bawah tempat yang mereka katakan.
Si pria memiringkan tubuhnya menghadap sang wanita yang masih asik menatap ke arah pengunjung yang berdatangan.
"Sendiri ?!" tepat sebagai sindirian.
Wanita itu tersenyum bahkan sedikit terkekeh, "Baiklah, Aku memang tidak sendiri kan? Dan Kamu yang sudah menemaniku selama 5 tahun ini. Terimakasih David"
##
Udah bingung ?
Baiklah, kita kembali ke 5 tahun lalu..
##Alfian mencoba lagi menemui Almira, setelah sekian kali Alfian ditolak oleh Almira.
Alfian berjalan menuju ruangan Almira. Di depan ruangan ada Bunda dan Ayah yang kebetulan baru keluar dari ruangan Almira.Ayah yang melihat Alfian datang lalu menyeretnya menjauh.
"Kamu tidak perlu datang" jelas Ayah
"Ayah lupa siapa anak Ayah ?" tanya Alfian sedikit menyindir karena sikap protektif Ayah pada Almira.
"Fian, Ayah sudah memperingatimu !! Ayah hanya tidak ingin Kamu menyesal, tapi apa kenyataannya ?? Kamu malah menyia - nyiakan ucapan Ayah dan menyia - nyiakan istrimu, anakmu !!" suara Ayah
"Fian bukan Ayah !" satu kalimat mampu membuat Ayah luluh lantah.
"Cukup !!" Bunda mendekat kearah Ayah dan Anak itu.
"Fian ! Bunda tidak pernah mengajarkan bersikap seperti itu pada orang tau. Cepat minta maaf pada Ayah !" perintah Bunda
"Apanya yang salah Bun ? Fian hanya mengikuti hati Fian, Fian berhak memilih dan Fian tidak sama dengan Ayah" jelasnya lagi
"Fian ! CUKUP !!" teriak Bunda
"Ini faktanya Bun, Ayah hanya merasa bersalah pada kita, Ayah yang sudah menyia - nyiakan Kita !! "
PLAAAKKK...
Tangan itu sudah mendarat di pipi Alfian, "Bunda" ujar Alfian kaget.
"Jaga bicaramu Fian. Kamu sedang berbicara pada Ayahmu, Bunda yang tau.. " Bunda mulai terisak "Bunda yang menjalaninya, Bunda mengandungmu, melahirkan, membesarkanmu. Bunda yang tahu Fian, Bunda yang tahu bagaimana rasanya. Dan melihat Almira saat ini itu mengingatkan Bunda pada saat dulu. Kita berjuang bersama Fian, tapi Almira ? Dia sendirian !!! "
"Lalu bagaimana dengan Fian, Bunda? Apa hanya Mira yang memiliki perasan? Apa Fian harus berbohong dan berpura - pura mencintainya? Apa Fian harus mengorbankan perasaan dan kebahagiaan Fian sendiri ?" Alfian mulai menaikkan nada bicaranya.
"ALFIAN !! " Ayah berteriak "Ya, Ayah memang merasa bersalah, bahkan rasa itu masih Ayah rasakan sampai saat ini. Dan itu juga alasan Ayah memperingatimu Nak ! Karena Ayah tidak ingin Kamu merasakan penyesalan seperti yang Ayah rasakan saat ini"
"Fian, jawab dengan jujur. Apa benar hatimu memilih Alexa ? Apa banar Kamu memilihnya dan bukan karena takut? " tanya Bunda lagi
"Aku sudah bersama Alexa selama 6 tahun Bunda, dia menemaniku saat Aku susah. Dia ada saat Aku butuh semangat. Aku hanya ingin membalas semuanya kebaikannya Bunda" kali ini suara Alfian melemah.
"Lalu bagaimana denga Mira ? Dia mengandung anakmu, darah dagingmu. Dia menjadi istri yang baik untukmu. Dia merawatmu Fian !!" jelas Bunda
Alfian hanya diam tanpa menjawab.
"Bunda hanya ingin Kamu bahagia" lalu Bunda meninggalkan Ayah dan Anak itu kembali ke ruangan Almira.
Bunda berjalan mendekati ruangan Almira, sebelum masuk Bunda menarik nafas agar hatinya lebih tenang.
Bunda membuka pintu ruangan Almira dan menampakkan Almira yang sedang memandang ke arah luar.
"Mira ? Ada yang Kamu inginkan sayang ?" tanya Bunda sayang.
Almira masih memandang ke arah luar, "Aku lelah Bunda"
"Kalau begitu, beristirahatlah" jawab Bunda
"Bunda.. Apa Aku ini tidak pantas untuk bahagia? Aku sudah membunuh anakku sendiri" ucap Almira lagi
Bunda mendekati Almira, "Tentu saja Kamu pantas bahagia sayang. Dan mengenai anak itu, mungkin hanya sampai saat ini perjanjiannya dengan Tuhan"
Almira menoleh ke arah Bunda yang mengelus rambut panjang Almira, "Bunda" Almira menggenggam tangan Bunda "Bisakah Aku bertemu dengan Alfian" pinta Almira
Bunda menghentikan aktivitasnya sejenak lalu melanjutkannya lagi, "Kamu bisa bertemu dengannya nanti. Bunda tau, rasa sakitmu masih teramat perih. Biarkan lukanya menguap dahulu"
"Mungkin memang Aku yang tidak ingin luka ini cepat membaik"
Bunda terdiam mendengarnya, "Alfian ada di depan"
"Bisakah Aku berbicara dengan Fian, Bunda ?!" tanya Almira pelan
"Apa Kamu yakin ?!" tanya Bunda
Almira mengangguk, seakan meng-ia-kan pertanyaan Bunda.
"Bunda akan selalu menyayangimu sebagai anak" Bunda mengecup kening Almira lalu keluar dari kamar itu untuk memanggil Alfian.
Bunda melihat Ayah dan Alfian masih terdiam tanpa bicara.
"Mira memintamu masuk, Fian" ucapan Bunda membuat Alfian menoleh dan Ayah bangkit dari duduknya.
"Jangan pertemukan mereka, mereka akan menyesal" sanggah Ayah
Bunda mendekati Ayah "Biarkan mereka memilih, Kita sudah berusaha sebaik mungkin"
Ayah dan Bunda seperti mengerti dengan kelanjutannya, mereka hanya bisa berdoa.
Alfian sudah memegang hendel pintu kamar Almira, sebelum membukanya tak lupa ia menenangkan dirinya. Sudah ia pikirkan untuk menyapa Almira, namun saat membukanya Alfian melihat sosok itu terduduk sambil menatap ke arah luar.
Alfian mendekati Almira, dipandangnya wajah Almira dari samping.
"Mira" suara Alfian serak
Almira menoleh, lalu tersenyum "Mari kita bercerai"
##
Bersambung,
Ada yang masih bingung? Ada yang masih semangat buat tau kelanjutannya? Atau sudah bisa menebaknya?Tetap sehat dan tetap di rumah
#stayathome #readingtogether #dirumahajaSalam doedesten
25April2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Next Wedding
General FictionAlfian and Almira's stories # 1 - wettyindo Oktober 2020 # 1 - watty Indonesia Oktober 2020