Pertemuan (kembali)

466 27 5
                                    

Curhat dulu ya sebelum mulai ceritanya, jadi Aku rasain cerita ini lama - lama ga dapet feel nya. Tapi tenang aja, Aku pasti bakalan selesaian cerita ini.

So, jadi lanjut aja ya ceritanya. Semoga ada inspirasi yang muncul, jadi bisa di perpanjang lagi.

Happy reading readers keceh ...

---

"Kamu yakin dengan keputusan Kamu?" pertanyaan ke sekian kali yang David sampaikan pada Emy.

Wanita yang sedang asik dengan laptopnya pun menjawab seadanya, "Bukannya Kamu yang sering mengusulkan untuk membuka cabang ?"

"Ia Aku tau, tapi perusahaan ini bekerjasama dengan perusahaan di Indonesia" tambah David

Emy masih dibuk dengan keyboardnya, "Bukannya Indonesia itu luas ? Apa Kamu sangat takut kalau Kita se-sial itu sampai bertemu dengan orang itu lagi?"

"Emy ?!" David menarik tangan Emy membuatnya menghentikan aktivitasnya, Emy menoleh "Tenang saja, Kita tidak akan se-sial itu"

"Aku tidak ingin melihatmu menangis lagi" suara David melembut.

Emy melepaskan pegangan tangan David, "Aku tidak akan menangis"

--

"Semua sudah Kami siapkan, Kami akan segera terbang menuju Singapura" Alfian berbicara di ujung telepon.
Setelah mendapatkan respon Alfian memutuskan sambungannya.

"Siapkan semuanya Farhan, jangan sampai membuat mereka kecewa"
perintah Alfian, sebenarnya sedikit membuat Farhan terkejut. Alfian belum pernah sekhawatir ini, bagi Farhan bos nya itu sangat cakap dalam membina rekanan namun kali ini seperti Alfian yang sedang memohon.

"Ada apa ?" tanya Alfian tiba - tiba, kalau Farhan sangat mengenal Alfian. Begitu juga sebaliknya "Nanti saja, kalau semua sudah selesai Aku akan mengatakannya" lalu Alfian pergi dari hadapan Farhan tanpa memberikan jawaban atas kegelisahan Farhan.

Alfian pergi ke ruangan Raisa, "Ini semua yang harus di siapkan, pelajari dengan cepat. Aku ingin semua berjalan lancar dan sesuai rencana"

Raisa menatap wajah Kakaknya, "Baiklah"

Penerbangan dilakukan pada pukul 7 malam, Alfian sudah memesan hotel yang sama saat mereka datang sebelumnya. Hotel itu dekat dengan restauran Emy, sehingga memudahkan mereka akan bertemu.

Raisa menatap langit di luar jendela, "Apa benar - benar belum berakhir ? Apa benang merah diantara mereka benar - benar belum putus ?" lagi dan lagi Raisa menghela napas, lalu tak lama Raisa terpejam, sejenak mengistirahatkan pikirannya.

Sesampainya di bandara, sudah ada yang menjemputnya. Rekanan mereka menyambut dan mengantar ke hotel.

"Selamat beristirahat, dan Kami akan menjemput lagi besok pukul 9 pagi" jelas orang dari rekanan Alfian.

"Baik, terimakasih" jawab Raisa

Raisa masuk ke dalam kamar dan merebahkan tubuhnya.
Sejenak ia memejamkan mata, lalu ponselnya berdering. Raisa menganggakatnya setelah melihat nama yang tertera, "Hmm"

"Sudah sampai?" tanya suara di sebrang telepon.

"Sudah, baru saja" jawab Raisa lesu

"Ada apa ? Apa semua baik - baik saja ?" tanya orang itu lagi

"Ia, semoga semua baik - baik saja"

"Aku yakin Kamu bisa melakukannya"

"Apa Kamu percaya dengan takdir ?" tanya Raisa tiba - tiba

Next WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang