11. Jeon Jungkook

1.9K 165 13
                                    

Kim Jisoo POV

Rasanya sulit menerima kenyataan bahwa Jungkook adalah direktur yang baru di Posco. I mean, dia masih dua tahun di bawahku. Bagaimana bisa seorang yang belum ada setahun yang lalu masih traveling di Australia dengan kaos oblong dan celana jeans sobeknya, menggunakan mobil backpacker, kemudian sekarang dia serapi itu menggunakan setelan jas berkelas dan menyatakan bahwa dia direktur. Ini sedikit tidak masuk akal.

Aku sudah kembali ke ruanganku setelah kejadian yang sangat mengejutkan sepagi ini. Seharusnya aku sudah memiliki ide untuk melanjutkan pekerjaanku kemarin, tapi entah hilang saja tiba-tiba karena Jungkook. Dia masih muda, kenapa bisa jadi direktur Posco yang sudah lama sekali menjadi perusahaan besar ini. Dimana pengalaman bekerjanya? Hello, ini perusahaan elektronik lo, dimana kami menyusun berbagai jenis alat baru demi kemodernan dunia.

"Ternyata Direktur Jeon adalah putra dari Jeon Jung Hyun, yang memiliki Posco Group," kata Hana yang tiba-tiba berada di ambang pintu ruanganku.

"Oh, begitu..."

"Masih 22 tahun. Baru lulus kuliah sih seharusnya. Tapi dia kuliah di luar negeri. Ya siapa tahu dia memang pintar."

Oke baiklah, jika memang Jungkook adalah putra dari pemilik Posco Group, masuk akal jika dia menjadi direktur di sini. Lalu seseorang menghampiri ruanganku untuk menyampaikan perintah bahwa aku harus ke ruang direktur sekarang.

***

Sepasang mata itu menatapku dengan cukup lekat. Matanya yang besar menjadi tajam, menunjukkan sisi tegas yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Kami berada beberapa meter saling berhadapan. Jungkook masih duduk di balik meja dan aku berdiri di depannya. Aku berada di ruangannya sekarang. Cukup beruntung karena ada orang lain di ruang direktur ini. Sejujurnya aku masih terkejut dan bingung akan bersikap bagaimana pada Jungkook pada pertemuan yang tiba-tiba ini.

"Kim Jisoo sshi?" ucap Jungkook menyebut namaku dengan jelas. Aku bisa melihatnya tersenyum tipis. Tapi tatapannya seperti mengintimidasiku sekarang. Apalagi ketika dia berdiri lalu menghampiriku.

"Ya, direktur Jeon Jungkook," balasku tak kalah jelas. Mata kami masih saling bertatapan seolah memiliki bahasa sendiri. Jangan ditanya bagaimana degub jantungku sekarang. Sejak berjalan menuju ruangannya tadi, jantungku sudah berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Semoga saja tidak menjadi tiga kali atau empat kali.

Jungkook masih terus berjalan mendekatiku, berakhir tepat ketika jarak kami tidak ada satu meter satu sama lain, kemudian dia mengulurkan tangannya untuk menjabat tanganku. Jangan lupakan atensinya yang mengabsen komponen wajahku satu persatu dalam jarak sedekat ini. Dan tiba-tiba smirknya muncul tepat ketika aku membalas jabatan tangannya. Boleh kukatakan dia cukup kurang ajar? Bagaimana bisa seenaknya tersenyum seperti itu ketika dengan susah payah aku bersikap sebiasa mungkin.

"Saya mendengar dari direktur Park bahwa Jisoo sshi memiliki prestasi yang bagus di perusahaan ini. Sepertinya saya akan belajar banyak dari anda," ucapnya begitu formal.

"Terimakasih atas pujiannya. Semoga kita bisa bekerja bersama dengan baik."

Aku mengucapkan kalimat itu dengan tulus dan jujur. Semoga bisa bekerja dengan baik, tidak ada masalah apapun, terlepas bagaimana panasnya perjalanan kami di Australia. Aku harus segera keluar dari ruangan ini untuk bernapas lebih leluasa.

***

Aku menyipitkan mata ketika menangkap sosok yang mungkin aku kenal sedang berada di lobi kantor. Seorang pria menggunakan setelan merah marun dengan kemeja bunga-bunga. Dari stylenya aku yakin dia adalah Taehyung. Benar saja, ketika tubuhnya berbalik maka aku bisa melihat wajahnya dengan jelas.

Dualisme [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang