20. Recognisance

1.6K 153 11
                                    

Angin musim panas sejuk berhembus di pinggiran sungai Han. Hawa dingin masih terasa di musim panas kota Seoul. Satu jam lagi matahari akan tenggelam, membuat suasana langit begitu sendu. Dua orang duduk di pinggiran sungai dengan isi pikirannya masing-masing. Jisoo mengeratkan jaketnya karena tubuh yang mulai kedinginan. Pria di sampingnya melirik pada Jisoo yang terus menatap nanar ke arah aliran air di depan mereka. Pengakuan Taehyung baru saja membuat Jisoo cukup kaget. Amat sangat mengejutkan. 

Baru saja pria yang dikenal sebagai sahabatnya ini mengaku kalau pernah menyukai Jisoo. Mungkin itu bukan masalah yang berarti, karena 'pernah' itu berarti sekarang Taehyung tidak lagi menyukai sahabatnya itu. Yang paling mengejutkan adalah efek perasaan suka Taehyung pada Jisoo yang akhirnya merubah jalan hidup Jisoo.

"Maafkan aku, Jisoo. Mungkin sekarang kau sangat membenciku," ucap Taehyung. Wajahnya memerah, menahan hawa dingin sungai Han. Jisoo menunduk. Hatinya berkecamuk, pikirannya berantakan. Awalnya dia hanya ingin tahu bagaimana sebenarnya seorang Kim Seokjin yang telah resmi menjadi kekasihnya sejak semalam. Tapi Taehyung malah memberikan informasi lebih, bahwa dia sendiri pernah menyukainya.

"Jadi Seokjin oppa merasa bertanggung jawab padaku atas rasa sukamu yang dianggap kesalahan itu?" tanya Jisoo.

"Itu yang harus dilakukannya, Jisoo. Karena aku tidak bisa berbuat apapun dulu."

Rasanya begitu sesak. Air mata Jisoo tidak tertahan lagi, menumpuk di pelupuk mata. Kepalanya menengadah, mencoba menahan air mata agar tidak jatuh. Jauh, sangat jauh. Jisoo tidak berpikir bahwa perasaan Taehyung membuatnya kehilangan orang tua. Skenario yang dibuat Jung  Hyun ayah Jungkook memang luar biasa. Sangat posesif terhadap kekuasaan hingga merasa berkuasa tentang pasangan anak tirinya dengan dalih sebagai penerus usaha.

Ingin sekali membenci Taehyung, tapi Jisoo sudah tidak sanggup. Tidak ada yang bisa disalahkan pada Taehyung, Seokjin, maupun Jungkook. Mereka hanya terjebak pada ayah yang terlalu kejam. Mengatur segalanya untuk para anak laki-lakinya pada semua hal. Sialnya, Jisoo adalah wanita miskin yang sama-sama disukai ketiganya.

"Jisoo, maafkan aku."

"Taehyung, aku ingin sekali tidak memaafkanmu. Tapi kau sudah membuat hidupku tidak bisa tanpamu. Lebih dari 10 tahun aku sudah bergantung padamu, aku bisa apa?"

Air mata Jisoo akhirnya menetes juga. Tidak terbendung lagi karena hatinya terlalu sakit. Taehyung menatap sedih Jisoo yang kini menangis di sampingnya, matanya ikut berkaca-kaca. Lalu tetes-tetes air matanya ikut terjatuh juga. Tangannya bertaut pada tangan mungil Jisoo.

"Aku menyayangimu, Jisoo. Apakah setelah ini perasaanmu berubah menjadi benci atau bagaimanapun, aku tetap menyayangimu."

Melupakan perasaan suka pada Jisoo bukan hal yang mudah bagi Taehyung. Bagaimanapun Jisoo terlalu manis untuk tidak diberi perasaan cinta. Apalagi mereka bersama hampir setiap hari. Tapi Taehyung sangat sadar, perasaan sukanya tidak pernah bisa sederhana karena ayah tirinya. Jung Hyun bukan orang biasa.

Ketika ibunya memutuskan untuk menikah lagi dengan Jung Hyun, Taehyung tidak pernah mengira bahwa hidupnya juga akan ikut berubah. Dia, Seokjin, Jungkook seperti hidup dalam sangkar emas yang tidak terlihat. Siapapun yang berani mendekati mereka, akan ada peluru yang menembak si pendekat. Ketika Taehyung menyukai Jisoo terang-terangan, wanita itu justru kehilangan orang tuanya. Taehyung memang tidak tahu dengan jelas apakah Jung Hyun yang membuat Jisoo menjadi yatim piatu untuk kedua kalinya, tapi ayah tirinya menyiratkan itu semua. Bahwa semua anak-anaknya tidak boleh menjalin hubungan dengan orang 'biasa'. Maka orang 'biasa' itu akan menjadi menderita karena mendekati anak-anaknya.

Dari ketiganya, hanya Seokjin yang berani melawan. Karena waktu itu dia cukup dewasa untuk memahami situasi. Bukan melawan secara terang-terangan. Hanya berpikir untuk keluar dari sangkar emas ayah tirinya pelan-pelan. Lalu satu-satunya jalan adalah dengan mulai merintis usaha sendiri sejak kuliah, mulai memiliki restoran, hotel, hingga akhirnya resort. Hingga Seokjin tidak perlu menjadi ahli waris dari ayah tirinya.

Dualisme [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang