5. Kim Seokjin

2.4K 155 13
                                    

Mengenakan turtle neck berwarna brown, Seokjin mematung di depan Lamborghini birunya. Dua kemewahan bersama dalam satu waktu yang tidak tergambarkan bagaimana agungnya visual mereka. Tidak terhitung berapa wanita yang sengaja lewat di depannya hanya untuk mengagumi pria itu. Mungkin jika dunia mengenalnya, Seokjin bisa termasuk kandidat pria tertampan sedunia.

"Itu kan Seokjin, anak pemilik Cowon kan?" bisik seorang wanita pada wanita lainnya yang sedang berjalan tepat di depan Seokjin. Lalu mata mereka bertemu dan secara tidak terduga, Seokjin mengukir senyum tipisnya. Seperti mendapat durian runtuh, dua wanita itu tersenyum membalas tak kalah lebar sambil menyenggol lengan satu sama lain.

"Wah, dia ramah juga ya," lanjut salah satu wanita dengan lirih tapi masih cukup bisa didengar oleh Seokjin. Akhirnya pria itu terkikik sendiri, lalu membuat wanita yang lewat berikutnya lagi-lagi terpesona. Begitu seterusnya hingga berlangsung sekitar 15 menit. Karena ketika seorang wanita keluar dari sebuah gedung tepat di depan Seokjin, pria itu merubah raut wajahnya menjadi dingin.

Jisoo menyipitkan matanya ketika melihat Seokjin telah bersandar di lamborghininya, memastikan dia tidak salah lihat. Bahwa Seokjin telah berada di depan kantornya sekarang. Ah, dan memang benar. Itu Seokjin. Tapi Jisoo malah tidak berniat menyapanya, lalu menuju halte yang berjarak tidak jauh dari tempat Seokjin berdiri.

"Ya!!! Jisoo!!!!" teriak Seokjin, malah membuat beberapa orang juga menoleh padanya. Jisoo menghentikan langkahnya.

"Ya, ada apa oppa?" tanyanya.

"Jadi kau tahu kan ini aku? Kenapa pergi begitu saja?" Seokjin geram.

"Oh, aku kira kau memang ada urusan di sini, oppa?" kata Jisoo seirama dengan raut wajah yang benar-benar clueless.

"Hmmm.... Ya urusannya denganmu. Temani aku main game," kata Seokjin sambil memalingkan muka.

Jisoo menarik napas panjang, lalu melepaskannya perlahan, mencoba mencerna keadaan. Bahwa sekarang sudah pukul 5 sore dan dia masih memakai baju kerja, make up yang harus segera dibersihkan. Lalu betapa payah otaknya yang terus berputar selama lebih dari 8 jam selama bekerja tadi. Kemudian Seokjin dengan entengnya mengajak bermain game disaat dia membutuhkan istirahat.

"Aku ini capek, oppa. Aku mau pulang dan tidur!" jawab Jisoo ketus.

"Dasar judes!"

"Terserah!"

"Kalau begitu masuk, ikut aku sebentar," kata Seokjin membuat Jisoo lagi-lagi kesal. Kata 'terserah' nya membuat wanita itu tidak bisa berkutik. Matanya berputar, tangannya membuka pintu mobil Seokjin lalu duduk manis di samping kursi kemudi. Seokjin menang, lalu senyum jahil kembali terukir di bibir plumnya.

Ini bukan hal yang biasa, bahkan sangat jarang. Seingat Jisoo, Seokjin hanya sekitar 3 kali mengajaknya keluar hanya berdua. Itu pun hanya benar-benar menemaninya bermain game di mall. Entah kenapa, akhir-akhir ini Seokjin lebih familiar dibanding Taehyung yang berstatus sebagai sahabat dekatnya. Bisa jadi karena Taehyung semakin sibuk, dan Seokjin semakin banyak waktu.

Seokjin mengelola resort yang telah didirikannya sejak 3 tahun yang lalu. Jadi pekerjaannya hanya mengawasi jalannya resort. Dia sendiri tidak setiap hari bekerja. Hanya benar-benar bertindak sebagai pemilik yang mengunjungi resortnya tidak lebih dari seminggu 3 kali. 

Jisoo tidak banyak mengeluarkan pertanyaan ketika Seokjin mengajaknya bermain game juga. Ada banyak permainan baru yang Jisoo sama sekali tidak tahu. Setahun meninggalkan korea, membuatnya kadang menjadi orang yang benar-benar udik.

"Yah, Jisoo-ya, kau payah! Kalah terus," ucap Seokjin setelah permainan ke 5 nya bersama Jisoo. "Ah, aku jadi kurang tertantang bermain denganmu!" kata Seokjin lagi. Sejujurnya Jisoo benar-benar kehilangan tenaganya, selain itu permainan VR benar-benar baru baginya.

Dualisme [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang