Side Story : Jeon Jungkook

2.4K 119 21
                                    

Dentuman musik memekakkan telinga Jungkook tepat saat kakinya melangkah masuk sebuah club. Kepalanya menggangguk-angguk seirama musik yang berdentum memenuhi seluruh ruangan. Bau alkohol dan campuran parfum manusia berlalu lalang menusuk hidungnya.

Jungkook mendudukkan diri di salah satu kursi menghadap bar. Seorang pria berkulit putih menyapanya. Bartender yang terlihat akrab dengan Jungkook.

"Hei, lama tidak berjumpa, bro!"

Tangan merentang menciptakan high five dengan bartender dengan senyum sumringah. Memakai jaket kulit hitam yang dilapisi kaos hitam tanpa lengan, membuat Jungkook terlihat seperti mafia. Belum lagi topi hitam beserta celana jeans sobek pada bagian lutut membuat tampilan Jungkook seperti badboy yang sempurna.

"Sendirian?" tanya si bartender.

"Yeah."

Jungkook menyapu pandang ke seluruh ruangan club. Ramai setiap weekend seperti biasa.

"Sendirian pun tak masalah, biasanya pulang membawa teman kan," goda si bartender yang hanya dibalas tawa oleh Jungkook. Setelah berbasa-basi, Jungkook memilih pindah tempat duduk di pojok. Menyandarkan punggung di sofa, tangannya terentang leluasa lalu mengerang pelan. Seolah raganya mengekspresikan kebebasan. Ya, kebebasan hidupnya sebagai pemuda setelah hampir satu tahun dihabiskan di korea hidup seperti robot. Bekerja dan tersenyum sana-sini penuh kepalsuan karena menjadi putra calon presiden.

Tangan mengambil segelas bir besar di meja depannya. Kaki menyilang dan mata menscan suasana club. Pemandangan yang lama tidak disaksikan matanya. Manusia-manusia berambut pirang dengan kulit lengan terekspos pakaian seksi dan ketat. Wanita-wanita tinggi, ramping, serta kulit putih eksotis yang didapatkan dengan berjemur. Mereka berjoged leluasa di lantai dansa, menikmati kebebasan juga di akhir pekan. Kelap kelip lampu menyempurnakan euforia club yang sering didatanginya ini.

Seorang wanita bertubuh ramping dan berambut pirang, menari di antara dua pria, menyita perhatian Jungkook. Wanita itu menggeleng-geleng kepala, sekali-kali merubah dengan gerakan mengangguk-angguk. Tubuhnya bergerak ke kanan dan kiri dengan ringan. Tangan ramping terangkat ke atas, menunjukkan kulit mulus yang terawat. Wanita keturunan asia, yang sengaja mewarnai rambutnya pirang. Memakai dress berwarna gold dengan aksen rumbai pada rok dan dadanya, seharusnya sedikit norak, tapi malah terlihat pas dan berkelas. Pakaiannya terlalu mini dan ketat, seolah hanya menutupi bagian intimnya. Tubuhnya memang tidak terlalu berisi, tapi cukup menarik perhatian Jungkook. Sayup-sayup terdengar suara kekehan si wanita yang juga bercanda dengan dua pria di sampingnya. Dua pasang mata pria itu terlihat lapar, ingin memakan gadis itu di tempat. Jungkook bisa melihat kedua pria itu terus mengajak bicara si wanita dengan seduktif. Mungkin besok pagi wanita itu akan terbangun di antara dua tubuh yang mengapitnya.

Jungkook menyipitkan matanya sambil meletakkan gelas bir yang sedari tadi dipegang. Mengamati kembali dengan seksama wanita yang masih berjoged di antara dua pria itu. Musik sudah berubah menjadi lebih kalem. Biasanya musik slow malah menjadi ajang pendekatan yang cepat karena kesan sensual yang ditimbulkan pada pasangan dansa lebih kuat. Benar saja, dua pria itu semakin menghimpit tubuh wanita tersebut dari belakang dan depan. Menyenggol bagian tubuh si wanita dimanapun. Samar-samar Jungkook mulai memperhatikan wajah si gadis, mau memastikan apakah berekspresi nyaman-nyaman saja di dekati dua pemuda bule sekaligus. Jungkook hanya merasa ngeri membayangkan kalau wanita itu harus melakukan threesome atau sejenisnya nanti, wanita kurus itu bisa kelelahan dan kesakitan.

Sekarang Jungkook tidak bisa memalingkan pandang dari wanita yang terus berjoged. Wajah wanita itu seperti familiar. Alisnya menukik, dahinya berkerut, berusaha mengingat dimana dia pernah bertemu wanita ramping itu. Dan hanya butuh beberapa detik untuk mengingat, kini Jungkook datang menghampiri si wanita.

Dualisme [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang