(part 9) 🌟

4.4K 185 4
                                    

Hari-hari berlalu kini Refal sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Refal memang tidak cedera begitu parah tetapi tetap harus di rawat dirumah sakit. Zahra yang selalu setia di samping Refal selama di rumah sakit membuat Refal semangat dan termotifasi untuk sembuh karena ada bidadari kesayangan nya yang menunggu nya selama dirumah sakit.

Sore yang mendung,udara dingin menyelimuti mereka yang sedang asyik duduk di bangku taman berdua, Zahra melihat lalu lalang anak-anak yang bermain berlari kesana kemari.

"kak besok kalau Zahra sudah lahiran anak kita bakalan seperti itu kali ya kak?".
mulut Zahra tergerak berbicara melihat anak- anak yang asyik bermain bersama kedua orang tua nya.

"........" Refal diam tidak menjawab pertanyaan Zahra, entah Refal tidak mendengar atau tidak mau menjawab.

"kakk kakkk". Zahra menggoyangkan bahu Refal.

"ehhh iya ada apa Zahra? ".

"kakak tidak mendengar Zahra sedari tadi? ".
Refal bingung apa sedari tadi Zahra berbicara kepadanya?.

"hmm... Maaf Zahra kakak tidak mendengar Zahra berbicara, maaf tadi kakak melamun".
"zahra emang bicara apa? ".

"hmm... Nggak kak Zahra nggak ngomong apa apa kok".
anehh, Zahra menatap Refal dengan keanehan ada apa dengan suami nya ini? Apa Zahara ada salah.

"kak, kakak lagi ada masalah? ". tanya Zahra dengan hati hati.

"hmm.... Tidak juga, emang kenapa? ".

"nggak papa kak.kalau gitu kita pulang yuk kak udah sore bentar lagi seperti mau hujan".

"yasudah ayo".

Di sepanjang perjalan Refal dan Zahra diam tidak ada yang memulai pembicaraan, mereka memang berjalan dan tidak menggunakan kendaraan, hitung hitung mereka berolahraga supaya sehat. Diam diam penglihatan Zahra tertuju pada gado-gado dipinggir jalan, Zahra tampak ngiler sekali melihat jajanan itu.

Jangan disangka Refal tidak memperhatikan Zahra ,Refal memperhatikan Zahra ketika langkah Zahra melambat dan tidak seiringan lagi berjalan dengan Refal.

Refal melihat tatapan Zahra tertuju pada gado-gado di pinggir jalan itu, Refal kembali termenung mengingat uang Refal yang sudah habis untuk membeli jajanan untuk Zahra selama ini, Refal tidak ingin mengambil uang tabungan nya iaa berfikir jika ia ambil ketika anak nya lahir dan orang tua nya tidak memberi lagi uang saku anak dan istri nya mau makan apa?. Didalam hati Refal berucap semoga saja Zahra tidak meminta gado-gado itu.

"kakk.. Kakkk berhenti dulu".

"ada apa? ".

"kak zahra mau itu boleh? ". Refal diam, akhirnya hal yang ditakutkan Refal terjadi Zahra meminta gado-gado itu.

"Aduhh gimana ya Zahara malah minta gado- gado lagi" . Refal yang berucap di dalam hatinya namun wajah Refal tidak bisa di sembunyikan.

"kakk... Bolehkan? ".

"hmm.. Nggak usah dulu ya".

"kenapa gitu kak Zahra pingin lohh, nanti dede nya ileran gimana? ". Refal tau istri nya emang keras kepala ,gimana cara nya Refal untuk menjawab ini.

"kapan kapan aja ya, uang kakak tinggal".
yahh Refal beralasan uang nya tinggal.

"nggak papa kak pakai uang Zahra aja".

"nggak usah Zahra mending kamu tabung uang nya kita lagi perlu banyak uang sekarang". seketika itu juga wajah Refal berubah, bukan hari ini saja dari beberapa hari yang lalu Refal selalu bersikap dingin kepada Zahra.

"nggak papa kak sekali ini aja".

"nggak usah ya lain kali aja kita beli".

"kakak kenapa sihh Zahra cuma minta gado- gado loh nggak minta yang lain". suara Zahra terdengar meninggi ke Refal, Refal yang tersulut emosi memdengar perkataan Zahra pun tak dapat lagi membendung emosi nya.

ZAHRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang