(part 10) 🌟

5.1K 197 11
                                    

Hari hari berganti menjadi minggu, minggu berubah menjadi bulan dan begitu juga dengan Refal dan Zahra. Kini Refal siap-siap akan melaksanakan ujian kelulusan nya, dan Zahra, kini usia kandungannya sudah memasuki usia 7 bulan tidak lama lagi mereka akan menimang buah hati mereka.

Pagi yang cerah, matahari yang tak segan segan memancarkan sinarnya ke seluruh bumi. Zahra dan Refal masih tertidur pulas di tengah Rumah.

"haduhhh enak ya jadi raja dan ratu dirumah ini, mau bangun sesukahati nggak akan ada yang marah" samar-samar terdengar oleh Zahra dan Refal orang sedang berbicara, perlahan Refal dan Zahra membuka matanya.

" hehh kak Jihan kakak ko udah rapi kak mau balik ke London ya?" tanya Zahra dengan muka khas bangun tidur nya.

"menurut lo gimana? "

"hehh yaudah hati hati hati ya kakak"

"hmm"

Refal berdiri dan pergi dari hadapan dua wanita itu. Refal pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri nya.

Dilain tempat Iren beserta suami dan anak nya jihan sedang sarapan bersama. Refal yang telah selesai mandipun menghampiri Zahra yang sedang duduk di sofa ruang keluarga. Memang hari ini hari minggu semua memanfaatkan hari ini untuk haru bersantai.

"zahra kok nggak sarapan? Ayok sarapan sama mama papa dan kak Jihan"

"hehh kakak udah siap mandi"

"udah, kamu kenapa nggak ikut sarapan? "

"hehh nggak papa kak Zahra nggak lapar"

Refal menyipitkan mata nya tampak nya ada yang tidak beres dengan Zahra.

"udahh ayokk kita ke meja makan kakak lapar niih"

"ehhh...hmm yaudah ayok kak"

Sesampainya Zahra dan Refal di meja makan mereka mendapat tatapan mematihan dari papa dan kakak nya.

"kaka kita nanti aja ya sarapan nya" Zahra berbisik kepada Refal ia takut untuk makan bersama dengan keluarga nya.

"udah nggak papa jangan takut" Refal berusaha menguatkan istri nya itu.

"pagi ma pagi pa pagi kak Jihan" sapa Refal pada mama,papa dan Jihan yang ada di ruang makan.

"hmm" hanya di jawab gumaman

Apa salah mereka? Entah lahh
Zahra segera menjarak kan kursi nya dan bersiap untuk duduk.

"hehh siapa suruh duduk, mau ngapain? " sela Jihan ketika Zahra hendak duduk.

"zahra juga mau sarapan kak"

"enak aja nggak ada sarapan, enak banget baru bangun langsung sarapan" Refal tampak tersulut emosi dengan perkataan Jihan yang menyakitkan hati istrinya dan tidak terkecuali dengan nya.

"hehh Jihan sudah biarin aja" jawab Iren mencoba membela Zahra.

"dihh mama ngapain belain dia biarin aja kali ma dia nggak makan, biar anak sama dia sekalian nggak selamat, bikin aib keluarga aja nggak malu"

Tangan Refal kini sudah terkepal terat, tangan itu sudah siap untuk memukul apapun yang ada di dekat nya.

"CUKUP.... cukup kalian menyisihkan Zahra selama ini, sudah cukup kalian menggina mencaci maki Zahra, saya suami nya sudah terlalu sabar menghadapi kalian yang semena mena memperlakukan istri saya seperti ini. Saya tau saya suami nya dan kalian, kalian adalah keluarga nya hubungan darah kalian sangat kental tetapi kenapa kalian seperti ini?
Sudah cukup sabar saya selama ini, kalau hanya masalah sarapan ini menjadi petaka bagi Zahra dan saya, saya tidak akan tinggal diam
Saya bisa kok ngidupin dan memberi makan anak dan istri saya kalian lihat saja kami akan keluar dari rumah ini".

ZAHRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang