Haloo gaess maap baru balik lagi nih. Semoga kalian suka yaa sama cerita nyaa jangan lupa vote sama komen nya yaa😊😊
Happy Reading😘😘Azka memutuskan kembali ke kelas setelah ia menyadari kalau buku referensi untuk tugas nya tertinggal di tas nya. Azka menyusuri ramai nya koridor sekolah karena saat itu adalah waktunya istirahat. Diterimanya berbagai macam tatapan. Yang sudah bisa di pastikan ia mendapatkan tatapan kagum dari kaum hawa. Bagaimana tidak tubuh Azka yang tinggi dan juga berisi di tambah dengan wajahnya yang menawan membuat cewe-cewe yang berada di koridor saat itu tak bisa melepaskan pandangan nya.
"Hay. Nama lo Azka kan?" Tiba-tiba seseorang menghentikan langkah langkah Azka.
"Iya. Kenapa?" Tanya Azka dingin.
"Kenalin gue... Natalie anak XII IPA 5. Kelas kita sebelahan lohh" ucap Natalie sambil menjulurkan telapak tangannya. Namun juluran itu tak di anggap sama sekali oleh Azka.
"Ohh yaudah gue mau ke kelas dulu" kata Azka.
"Ehh bentar-bentar. Boleh minta nomor telfon lo gak? Siapa tau kan kita jodoh" kata Natalie dengan nada yang dibuat-buat. Menjadikan Azka jengah dengan cewe yang seperti itu. Sebenarnya Azka sudah tau seperti apa Natalie itu karena ia sudah di beritahu oleh Faisal si ketua OSIS.
"Sorry nomor gue gak level buat orang kayak lo" dengan diakhiri tatapan sinis Azka pergi meninggalkan Natalie. Natalie merasa kesal dengan ucapan terakhir Azka.
"Liat aja, apa yang bisa gue lakuin buat balas perbuatan lo Ka" geram Natalie dengan tangan yang mengepal kencang. Natalie terkenal dengan queen of bullying. Dia bisa saja membully, menyakiti siapapun yang dia mau. Sudah ada 5 orang ade kelas yang keluar dari sekolah setelah di bully oleh Natalie and the gengs. Di tambah lagi sekarang ia menduduki kelas 12 yang notabene nya adalah penguasa ade-ade kelas nya membuat Natalie semakin menjadi-jadi.
~~~~~Tibalah Azka di kelas. Ia terhenti di depan pintu kelas nya mencoba untuk memerhatikan gadis yang membuat nya khawatir di hari pertama mereka bertemu. Ya gadis itu adalah Reyna. Senyuman Azka mengembang ketika ia melihat Reyna sedang memakan roti yang ia beri beberapa menit yang lalu sambil memainkan ponsel nya. Azka terlalu asik memandangi Reyna sampe-sampe ia tak sadar bahwa gadis yang sedang ia tatap pun menatap balik ke arahnya. Mata mereka pun bertemu.
"Azka..." Panggilan itu menyadarkan nya. Ia langsung bergegas ke arah kursi nya yang berada di samping kursi Reyna tanpa menggubris panggilan Reyna.
"Azkaa.." Reyna memanggil Azka lagi tapi tetap tidak ada jawaban
"Azkaaa..." Kini panggilan Reyna sedikit berteriak dengan tangannya yang menyentuh tangan Azka. Sontak Azka pun membalikan badannya.
"Apa?" Jawabnya.
"Azka, gu..e mau bilang makasih sama lo dan maaf juga. Harusnya tadi gue gak jutekin lo. Niat lo kan baik" jelas Reyna.
"Gak usah minta maaf lo gak salah"
"Tapi lo marah kan sama gue karena tadi udah gue jutekin?" Tanya Reyna
"Siapa yang marah sih?"
"Lo lah masa gue. Sikap lo aja tadi berubah jadi dingin tiba-tiba" selang berapa detik Azka memegang kedua pundak Reyna dan mendekatkan wajah nya dengan wajah Reyna. Aroma parfum Azka mulai tercium oleh hidung Reyna. Seketika Reyna kaku. Tak tau apa yang harus ia lakukan. Ia hanya menatap lurus kearah wajah Azka.
"Rey, gue gak akan bisa marah sama lo. Karena lo adalah cewe yang gue suka. Paham?" Jelas Azka dengan nada nya yang lembut membuat Reyna hanya menganggukan kepala nya.
"Anak pintaar" kata Azka sambil mengacak-ngacak rambutku lalu ia mulai berjalan ke arah pintu.
"Azka, Lo mau kemana?" Teriak Reyna
"Perpus"
"Eehh bentar lagi kan jam olahraga" ucapan Reyna pun tak di dengar oleh Azka. Punggung Azka sudah menjauhi kelasnya.
"Iihh dasar yaa orang di kasih tau jugaa" kesal Reyna.
"Jangan lupa obat nya di minum sebelum olahraga. Tadi gue liat tuh obat belum di minum" kata Azka yang muncul dengan tiba-tiba di depan pintu kelas
"Iihhh ngagetin aja sih" melihat reaksi kaget Reyna, Azka hanya terkekeh kecil dan kembali pergi.
~~~~~
Jam olahraga pun tiba. Waktu olahraga kelas XII IPA 1 berbarengan dengan waktu olahraga XII IPA 5. Dengan alasan guru olahraga hanya sedikit jadi cape jika beliau mengajar dengan full.
Tiba-tiba Dean memasuki lapangan dengan berlari-lari kecil
"Temen-temen hari ini, pak Arga tidak bisa hadir karena sakit. Jadi beliau nyuruh gue buat gantiin beliau karena hari ini materi nya basket yaa. Gua minta tolong sama Reyna dan Natalie buat ambil 2 bola buat masing-masing kelas" jelas Dean panjang lebar. Reyna langsung pergi menuju gudang sekolah. Disana banyaak banget barang-barang yang jarang di gunakan termasuk alat-alat olahraga. Setelah sampe di gudang, Reyna langsung mengarahkan mata nya keseluruh sisi yang ada di gudang tersebut. Seketika matanya membulat kearah bola basket yang ada tak jauh darinya. Langsung ia dekati bola basket tersebut. Namun belum sempat ia ambil, bola tersebut sudah di ambil lebih dulu oleh Natalie.
"Cari yang lain yaa" ucap Natalie dengan senyum liciknya.
"Huuuffhh" Reyna bernafas kasar. Ia mulai mencari lagi di sekitar peralatan olahraga. Namunn Reyna tak kunjung menemukan bola-bola basket tersebut.
"REYNAA!!" Suara teriakan Natalie sontak membuat Reyna membalikkan badannya.Bug!
Lemparan bola basket Natalie tepat mengenai batang hidung Reyna. Keluar darah segar mengalir dari lubang hidung Reyna. Ia pun terkejut bukan main.
"Maksud lo apa? Ha?" Bentak Reyna kepada Natalie. Sedangkan Natalie hanya menatap nya nyolot.
"Itu balasan buat lo" jawab Natalie
"Balasan apa? Seumur-umur gue gak pernah nyari ribut sama lo"
"Itu balasan karena tadi Azka, cowo lo itu udah sok jual mahal sama gue" jelas Natalie.
"Haha, iyalah jelas Azka jijik sama cewe kayak lo" kata Reyna sambil tertawa licik.
"ALAH BACOT!!" lagi lagi Natalie melemparkan bola basket yang ada di tangan nya kearah kepala Reyna. Reyna mencoba menghalangi dengan tangan nya tapi itu tidak mampu mengalahkan kencang nya lemparan Natalie sehingga bola basket tersebut mengenai kening nya. Kepala Reyna yang belum sembuh total menjadi semakin sakit perlahan mata Reyna mulai berkunang-kunang. Tapi ia masih kuat berdiri dengan sisa-sisa kesadaran yang ada.
"Lu lemah. Berani nya pake senjata" kata Reyna pelan namun masih terdengar oleh Natalie.
"AAAKKHHH MATI LO!!" Bersamaan dengan teriakan nya Natalie melemparkan bola basket lagi tepat mengenai dada Reyna. Lemparan tersebut sukses membuat Reyna jatuh ke lantai dan tak sadarkan diri.
"REYNAAA!!!" Suara berat meneriakkan nama Reyna. Pemilik suara tersebut langsung berlari kearah tubuh Reyna yang sudah terkapar tak berdaya di lantai.
"Reyy.. Reyy.. Lo bisa denger gue?" Namun Reyna tak menjawab apapun. Tanpa basa-basi laki-laki tersebut langsung menggendong tubuh Reyna.
"Itu balasan atas sikap nyebelin lo ke gue tadi di koridor AZKA!" bisik Natalie dengan penekanan nama Azka.
"Gue, gak akan ngebiarin lo lolos dari masalah pembulian hari ini. Inget itu Natalie Fernandes!" Ancam Azka dingin tanpa melihat Natalie sedikit pun.Segini duluu yaa gaesss gaess kuuhh.. jangan lupa vote dan komen nyaa😘
Sampai jumpa di part berikutnyaaa.....💕💕💕