Happy Reading❤️
"Rey!" Panggil Rara tiba-tiba
"Hm?" Jawab ku
"Lo kenapa dari tadi ngelamun aja?"
"Gak kok, gue gak ngelamun Ra" alibi ku.
"Lo mikirin Azka ya?" Sosor Vio
"Azka? Ngapain gue mikirin dia" bantahku.
"Dari semenjak gue kasih tau lo, lo jadinya ngelamun terus" kata Vio
"Gue mikirin karya ilmiah kan bentar lagi acaranya" elak ku.
"Kalo ada rasa mah jangan di pendem Rey" tiba-tiba Sonia pun menimbrung.
"Ada rasa sama siapa sih Son? Gue kan udah ada Dean. Masa iya gue punya rasa sama cowok lain"
"Yaa kali aja kaan" kata Sonia
"Gak kok. Gue setia sama Dean"
"Tadi lo perhatiin gak sih pas Pak Damar jelasin?" Tanya Rara tiba-tiba.
"Yaa merhatiin lah" jawab ku
"Emang Pak Damar jelasin apa Rey?" Tanya Rara lagi.
"Hmm.. jelasin ituu.. jelasin--" kataku sambil mencari apa yang di jelaskan oleh Pak Damar tadi.
"Percuma lo nyari di buku orang Pak Damar gak ngambil dari buku. Itu kan tanda nya lo gak merhatiin Rey" skak Vio. Ahh iyaa memang dari tadi aku sama sekali gak memperhatikan Pak Damar. Entah kenapa otakku benar-benar tidak mau di ajak kompromi. Hanya foto itu dan kata-kata Azka yang menjelaskan bahwa dia tidak ada apa-apa dengan Echa lah yang ada di pikiran ku.
"Rey" panggil Dean sambil mendekati meja ku.
"Nanti pulang sekolah nemenin aku dulu yuk" lanjutnya
"Kemana?" Tanya ku
"Adaa deh.. kamu gak ada acara kan nanti?"
"Gak ada kok"
"Yaudah bagus. Dah sayang" kata Dean sambil mengacak-ngacak puncak rambut ku. Lalu pergi keluar kelas.
"Mau diajak kemana Lo?" Tanya Vio.
"Gak tau gue juga Vi. Paling minta temenin latihan kali soalnya besok Minggu dia turnamen. Tempat nya Deket rumah Lo tau" jelas ku.
"Iyaa gue tau. Sering ada turnamen emang disitu"
"Yaudah ke kantin yuk aah laper guee" ajak Rara yang di angguki oleh semuanya.Seperti biasa nya kantin memang selalu ramai apalagi di jam istirahat seperti ini.
"Ciee couple baru nempel terus nih" Seketika mataku menjuru ke sumber suara. Ya disana terlihat seperti anak kelas 11 sedang meledek Azka dan juga Echa. Mungkin anak itu adalah teman nya Echa. Aku melihat ekspresi salah tingkah nya Echa dan juga ekspresi dinginnya Azka. Entah aku harus mengekspresikan seperti apa perasaan ini. Tak sengaja mataku dan juga mata nya Azka bertemu. Tergambar jelas ekspresi wajah Azka berubah drastis seakan ingin menjelaskan kepada ku situasi saat ini. Namun dengan cepat aku langsung memalingkan pandangan ku ke layar ponsel ku."Nih Rey makanan Lo" sodor Rara.
"Makasih banyak ya Ra" kataku sambil mengaduk kuah bakso yang tadi ku pesan. Aku pun memakan bakso itu namun rasanya seperti hambar di mulutku. Lalu aku menambahkan beberapa sendok sambal dan juga saos. Ini adalah suatu hal yang langka karena sebenarnya aku sama sekali gak suka pedas. Setelah ku aduk dan ku cicipi lagi ternyata rasanya tak beda jauh dari sebelumnya. Dan akupun menambahkan beberapa sendok sambal lagi ke mangkok ku.
"Rey, udah kali nyendok sambel nya. Tumben banget pake sambel biasanya juga pake kecap doang sama saos" ujar Rara ketika melihat ku terus-terusan memasukan sambal ke mangkok ku.
"Gak ada rasanya Ra" jawab ku
"Rasanya sama kok kayak biasanya. Lidah Lo aja kali lagi error" tegas Sonia yang sama-sama memesan bakso seperti ku. Dan aku hanya menanggapi nya dengan anggukan. Sejujurnya ini belum lah terasa enak di lidah ku, namun jika aku menambahkan lagi sambal ke mangkok ku, aku takut lambung ku bermasalah. Siapa tau saja apa yang dikatakan Sonia itu benar. Bisa saja mulutku error tapi ga buat lambungku.
"Mata lo kenapa berair Rey?" Tanya Vio yang mengalihkan perhatian sahabat ku yang lain
"Eh iya, Lo nangis Rey?" Kata Sonia sambil menyodorkan tisu
"Ng.. gak kok. Ini gue kepedesan" alibi ku.
"Kan, kan. Udah gue bilang lo gak bisa makan pedes Rey. Minum. Minum" kata Rara. Aku pun mengikuti perintah Rara.
"Gue ke toilet dulu ya" pamitku. Akupun langsung menuju ke toilet untuk menghindari sahabat-sahabat ku.Sampai di dalam toilet akhirnya aku mengeluarkan semua rasa yang tertahan, sesak, marah, sedih, bingung bercampur jadi satu. Aku pun tak tau kenapa aku harus seperti ini. Melewati tetesan air mata perlahan hatiku pun mulai tenang. Aku putuskan untuk keluar dari kamar mandi setelah kira-kira 10 menit aku di dalam. Ku lihat pantulan wajah ku dari cermin. Mengenaskan. Sungguh mengenaskan. Mata yang sembab, hidung yang merah dan juga rambut yang acak-acakan. Benar-benar menyedihkan. Ku basuh wajah ku dengan air terlebih dahulu untuk mengurangi mata sembab ku dan ku rapihkan rambut ku hanya menggunakan jari-jari tangan karena tak ada sisir disini. Setelah ku rasa sedikit lebih baik, aku pun keluar dari toilet karena takut sahabat-sahabat ku khawatir karena aku tak kunjung kembali.
Betapa terkejutnya aku ketika melihat Azka sudah ada di depan pintu toilet cewek dengan tangan nya yang siap untuk mengetuk.
"Lo ngapain Ka di toilet cewek? Toilet cowok mah disana" kata ku sambil menunjuk pintu yang ada di depan ku.
"Lo gak apa-apa Rey?" Tanya nya dengan tatapan khawatir tanpa menggubris pertanyaan ku.
"Gue gak apa-apa. Emang nya gue kenapa?"
"Tadi gue liat Lo masukin sambel banyak banget ke makanan Lo. Terus tiba-tiba Lo bilang mau ke toilet, Makanya gue ikutin Lo. Gue takut Lo kenapa-napa." jelasnya.
"Ohh gue gak apa-apa. Lagian yang tadi mah gak pedes" kataku
"Terus Lo ngapain di toilet lama banget?" Tanya nya lagi.
"Semedi" jawab ku seadanya
"Dih orang gue nanya serius" ambek nya.
"Urusan cewe, biasa. Udah ya gue ke kelas dulu" pamit ku dan langsung melangkah meninggalkan Azka.
"Rey!" Panggilnya menghentikan langkah ku.
"Gue mohon lo jangan dengerin gosip yang ada ya" lanjutnya.
"Tenang aja Ka. Gue gak dengerin kok. Karena menurut gue mau Lo jadian sama siapa pun itu adalah hak Lo. Gue cuman berdoa semoga hubungan Lo langgeng ya" jawab ku.
"Rey.. gue sama Echa bener-bener gak ada hubungan apa-apa. Semua itu hoax. Please jangan dengerin" kata Azka sambil berpindah posisi jadi di depan ku.
"Buat apa si Lo jelasin ke gue sampe segitu nya? Gue ini bukan siapa-siapa Lo dan gue udah punya pacar. Dan Lo punya hak yang sama untuk pacaran sama siapapun. Gue gak punya hak untuk larang-larang Lo. Jadi, mulai sekarang gak usah bertingkah kayak gue akan tersakiti kalo Lo jadian sama orang lain" kata ku dan langsung meninggalkan Azka yang diam mematung.Sejujurnya perasaan ku pun sakit mengatakan seperti itu. Namun, lebih sakit lagi jika Azka terus-menerus mengingatkan ku kepada hal yang tak mau ku ingat. Walau itu hanya gosip, hoax, atau apalah itu.
Maaf kalo lama up nya yaa gaes. Semoga kalian makin suka sama cerita nya.
See you💕
Jangan lupa follow ig aku @naep.nbl