Happy Reading❤️Reyna POV
"Aww... Dean sakit" aku mencoba untuk melepaskan genggaman Dean dari lengan ku.
"Kamu tuh kenapa kasar banget sih?" Lanjutku. Dean pun melepaskan genggaman nya dari lengan ku.
"Harus nya itu kamu sadar. Kamu gak bales chat aku semalem. Terus pagi-pagi udah enak-enakan berduaan sama cowo lain. Siapa disini yang salah hah!" Bentak Dean
"Aku itu gak berduaan sama Azka De, tadi kamu juga liat kan ada Echa juga. Lagian aku udah bilang sama kamu kalo aku itu di kasih tugas sama Bu Puji dan itu harus di kerjain bareng Azka" kata ku coba untuk menjelaskan
"Kenapa harus sama Azka hah? Emang gak bisa apa sama yang lain?"
"Aku juga gak tau. Bu Puji yang panggil kita berdua"
"Kamu bohong pasti kan?! Aku tau kamu itu emang suka nya sama Azka kan? Udahh lah aku gak mau denger lagi alesan kamu. Pokoknya aku gak mau kamu liat kamu berduaan sama cowo lain. Siapapun itu. Inget kamu!" Kata Dean langsung pergi meninggalkan aku."Aww..." Terasa perih di pergelangan tangan ku. Ternyata pergelangan tangan ku sudah memerah mungkin tadi Dean cukup keras mencengkam pergelangan tangan ku.
Rasanya sakit sekali di marahi seperti itu. Bahkan kedua orang tua ku saja tidak pernah memarahi aku seperti itu. Rasa perih di lengan dengan rasa sakit di hati membuat aku tak kuasa lagi membendung air mataku. Aku jongkokan badan ku. Ku tenggelamkan wajah ku diantara badan dan kaki ku. Agar tidak terdengar suara tangisan ku. Saat ini aku berada di lorong sepi kemungkinan tidak ada yang berlalu lalang. Aku tumpahkan semua rasa sakit di hati melalui air mata.Tiba-tiba aku merasakan ada yang mengelus rambut ku dan sesekali mengusap punggung ku. Aku merasakan kenyamanan disetiap sentuhan nya. Aku pun langsung mendongakkan kepala ku. Dan bertemulah aku dengan tatapan mata Azka yang teduh seolah menggambarkan kehangatan dan juga keamanan. Sekilas aku teringat ucapan Dean. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun aku langsung beranjak dari posisi ku dan berniat untuk meninggalkan Azka. Namun lengan ku langsung di tarik oleh Azka dan tubuh ku di kunci dalam dekapannya.
"Lo kalo mau nangis, nangis aja dulu yang puas baru kabur" kata Azka tanpa melepaskan dekapannya. Entah kenapa mendengar ucapan Azka membuat air mata ku kembali mengalir dengan deras nya.Setelah aku merasa lebih baik, aku pun langsung mengangkat kepala ku. Aku lihat disana tatapan mata Azka yang teduh tak berubah sedikit pun. Aku langsung menjauhkan diri ku dari dekapannya.
"Thanks yaa Ka, Sorry baju lo jadi basah deh" kata ku sambil melihat kearah baju Azka yang basah karena air mataku.
"Iyaa Rey, selaw aja. Nanti juga bisa kering" kata nya sambil tersenyum
"Ohh iya Ka, gue---"
"Iya gue ngerti. Gak apa-apa, itu hak pacar lo" kata Azka membuat ku kaget. Apa jangan-jangan dia tau semuanya.
"Lo tau semuanya?" Tanya ku
"Iya, sorry ya gue gak sengaja denger tadi. Kalo dengan menghindari gue lo bisa baik-baik aja. Gak nangis kayak tadi lagi. Gue gak apa-apa ko Rey" jawab Azka dengan senyum nya yang menenangkan.
"Hmm.. makasih banget Ka, lo udah mau ngertiin posisi gue. Tapi kalo untuk masalah karya ilmiah nanti gue usahain bakalan diskusi sama lo Karena ini kerja tim" kataku.
"Yaudah senyaman nya Lo aja. Gue balik ke kelas duluan ya. Tangan lo Kalo masih sakit obatin di UKS" Azka pun pergi meninggalkan aku sendirian. Menatap punggung Azka yang semakin lama semakin menjauh menambah rasa sesak di dadaku ketika aku mengingat bahwa aku dan Azka sekarang dibatasi oleh jarak.Sudah tiga hari dari kejadian kemarin, yaa seperti yang kalian ketahui Dean melarangku untuk berinteraksi dengan laki-laki lain. Dia tidak peduli ada urusan apa aku dengan mereka. Yang jelas aku tidak boleh bercanda tawa dengan mereka. Persiapan untuk karya tulis tetap aku dan Azka siapkan. Walaupun kami tidak melakukannya bersampingan. Dan biasanya aku hanya mengirimkan bagian ku kepada Azka melalui email. Kalo kalian tanya bagaimana sikap Azka kepada ku sekarang, Azka sangat dingin kepadaku. Dia bahkan tidak pernah menegur ku lagi. Kami hanya berinteraksi melalui email saja itupun hanya perihal karya tulis.
Kriingggg.... Kriinggg....
"Udah jam istirahat nih. Yok lah kita ke kantin" ajak Vio yang di balas anggukan oleh aku, Rara, dan Sonia. Koridor sangatlah ramai setiap sudut koridor di penuhi oleh siswa dan siswi yang sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Namun kantin juga tak kalah sepi. Semua pedagang di penuhi oleh antrian siswa dan siswi. Seperti biasa, Rara memesan makanan, Sonia memesan minuman dan Vio... Dia mencari makanan cemilan untuk nya. Aku bertugas untuk menjaga meja agar tidak ada yang menempati. Mataku mengedar keseluruh penjuru kantin, banyak siswa-siswi yang bercanda terkadang aku juga ikut tertawa karena tingkah mereka. Seketika mataku terkunci kepada pemandangan dari 2 meja di kanan ku. Terlihat disana ada Azka dan juga Echa sedang mengobrol santai sambil sesekali tertawa. Mereka terlihat sangat bahagia tapi kenapa hati ku terasa sakit? Aku mencoba mengalihkan pandangan ku ke layar ponsel ku. Aku mencoba untuk menetralkan rasa sakit ini.
"Eh Rey, ngapain sih sibuk banget sama hp Lo?" Tegur Vio tiba-tiba.
"Eh hmm.. gak kok. Cuman ngecek sosmed aja" kataku.
"Rey Rey liat dah" kata Vio sambil menepuk bahu ku.
"Apaan sih Vi?" Kataku
"Itu yang di meja sana Azka bukan sih?" Kata Vio sambil menunjuk ke arah Azka.
"Gue gak tau Vi" jawab ku malas
"Iya Rey. Itu Azka. Gue yakin. Tapi dia sama cewe. Siapa itu ya?"
"Itu Echa Ade kelas nya di sekolah yang dulu"
"Gilaaa.. pasti tuh anak suka dah sama Azka sampe di ikutin pindah sekolah" kata Vio.
"Lagi pada ngomongin apaan sih?" Kata Rara yang baru datang sambil membawa makanan kami.
"Lo kenapa jadi mendadak bete gitu Rey?" Tebak Sonia.
"Gue gak apa-apa kok"
"Bentar deh kata lo, lo gak tau disana itu Azka atau bukan. Tapi kenapa Lo tau cewe yang sama dia" delik Vio.
"Gue tau kayak nya si Reyna cemburu itu mah" ceplos Rara.
"Apaan sih. Cemburu dari mana. Gue kan udah pacaran sama Dean. Masa iya gue cemburu liat Azka sama cewe lain" bantah ku.
"Terus kenapa muka langsung berubah gitu gue bahas Azka sama cewe lain?" Tanya Vio sambil melihat ke muka ku.
"Gak apa-apa. Kenapa sih kalian ini" geram ku.
"Btw Dean mana Rey?" Tanya Sonia merubah topik
"Dean lagi sama anak-anak basket katanya bentar lagi mau ada turnamen" jelas ku.
"Rey, jawab pertanyaan gue dah" kata Vio mendadak serius.
"Nanya apaan Vi?"
"Lo bahagia gak sih pacaran sama Dean?" Pertanyaan Vio sukses membuat ku terdiam sejenak. Gak mungkin aku bilang yang sebenarnya kepada sahabat-sahabat ku. Yang ada mereka akan melabrak Dean. Apalagi Vio.
"Gu.. gue bahagia kok" kata ku dengan senyuman.Jangan lupa buat vote dan komen nyaa yaa gaess..
Kritik dan saran juga boleh kokk..See youu gaess💕💕