Happy Reading ❤️Pagi ini, seperti biasa yang ku lakukan seminggu terakhir ini. Begitu sampe ke sekolah aku langsung menuju ke perpustakaan untuk melakukan proyek karya tulis ku karena mengingat sebentar lagi tanggal deadline nya. Suasana perpus pagi ini, sama seperti pagi-pagi sebelumnya. Sepi seperti tak berpenghuni. Dengan semangat yang seadanya, aku mulai membuka laptop dan menyiapkan beberapa buku sebagai referensi. Aku membuka file yang menjadi tugas ku dan ku lanjutkan pekerjaan ku.
"Masih banyak banget lagi, padahal semalem udah tidur jam 2 untung aja udah aku kirim ke Azka" dumal ku sendiri. Ya akhir-akhir ini aku memang sering begadang hanya untuk mengerjakan karya tulis, karena waktu dispensasi yang di berikan itu tidak cukup di tambah lagi tugas-tugas lain yang di berikan guru pun harus aku kerjakan.Braakk....
Tiba-tiba setumpuk buku di banting kan di depan ku. Aku pun menoleh ke arah orang yang membanting buku tersebut.
"Rey, Lo itu niat gak sih ngerjain ini?" Kata Azka dengan nada yang cukup tinggi membuat ku agak tersentak
"Gue niat kok. Kenapa emang nya?" Tanya ku
"Lo tau gak sih kerjaan lo semalem tuh salah total. Paling cuman beberapa paragraf yang bener. Lo kalo nyari materi tuh yang bener. Jangan ngasal dong. Udah tau deadline nya bentar lagi!" Kata Azka yang lagi-lagi tak ku percaya.
"Gue itu ngerjain udah berdasarkan buku juga Ka. Dan materi-materi yang gue tulis itu juga udah gue konsulin ke lo juga kok" jelas ku.
"Kenapa Lo jadi bawa-bawa gue?! Kalo salah mah salah aja Rey. Salah kok gak mau ngaku salah" kata Azka lagi.
"Gila yaa, gue pikir lo itu beda Ka. Gue pikir Lo bisa lebih dewasa nyikapin masalah ternyata Lo sama aja sama Dean yang langsung ngegas tanpa di pikir pake otak dulu. Percuma punya otak pinter kalo nyelesain masalah pake otot juga" kata ku dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Entahlah rasa nya sesak sekali mendengar ucapan Azka yang seperti itu. Bukan karena aku tak mau mengakui kesalahan ku. Tapi bukan kah masih bisa di bicarakan pelan-pelan.
"Gue udah gak mood ngerjain karya tulis. Kalo Lo mau karya tulis nya perfect kayak apa yang Lo mau. Kerjain aja sendiri. Gue udah males" lanjutku sambil membereskan barang-barang ku dan pergi meninggalkan Azka.
"Rey Rey.. tunggu gak gitu maksud gue Rey" kata Azka sambil menahan tangan ku namun tak ku hiraukan. Aku pun langsung melepaskan tangan Azka yang menahan tangan ku dan melanjutkan langkah ku.Tok..tok..tok..
"Assalamualaikum Bu, izin masuk" kata ku yang membuat seisi kelas menengok kearah ku.
"Ohh iya Reyna. Silahkan" ucap Bu Vinka. Aku pun langsung menuju ketempat duduk ku.
"Rey, tumben Lo udah balik?" Tanya Vio
"Iya Vi, gue lagi gak mood ngerjain karya tulis" jawab ku. Dan Vio hanya ber-oh ria. Aku mengeluarkan buku paket dan buku tulis lalu mulai menulis apa yang sedang di tulis oleh Bu Vinka di papan tulis."Rey lo mimisan?!" Kata Vio cukup histeris yang membuat seisi kelas menghentikan aktivitas menulis mereka. Aku pun langsung menyentuh cairan yang keluar dari hidung ku. Dan benar saja, itu darah yang keluar.
"Gue gak apa-apa kok Vi" kata ku sambil mengambil tisu yang sudah di sodorkan oleh Sonia.
"Kamu kenapa Reyna?" Tanya Bu Vinka menghampiri ku.
"Saya gak apa-apa kok Bu" jawab ku.
"Biasa nya Reyna mimisan karena kecapean Bu. Dan pasti dia abis begadang semalem" celetuk Vio.
"Gak Vi, gue gak apa-apa" bantah ku.
"Yaudah Reyna kamu istirahat aja dulu di UKS yaa. Nanti kalo sudah enakan baru ke kelas lagi" titah Bu Vinka.
"Rey, ayo aku anter kamu ke UKS" kata Dean yang tiba-tiba menghampiri aku.
"Gak usah De" kekeh ku.
"Gak terima penolakan. Ayo kita ke UKS sekarang" kata Dean tidak kalah kekeh.
"Yaudah Bu, saya izin ke UKS ya Bu" kata ku
"Iya Reyna. Kamu istirahat ya. Dean tolong jagain Reyna" kata Bu Vinka.
"Siap Bu" jawab Dean dengan kekehan.Azka POV
Tidak bisa aku hiraukan. Bahwa saat ini aku benar-benar merasa bersalah terhadap Reyna. Aku gak bermaksud untuk memarahi dia, ini pasti adalah efek cemburu ku yang ku limpahkan semua ke Reyna. Aku masih belum bisa menerima jika Reyna sekarang adalah pacar nya Dean. Dan aku tau Dean bukan lah laki-laki yang baik untuk Reyna.
Perasaan bersalah ini membuat aku tidak konsentrasi untuk melanjutkan karya tulis. Aku pun memutuskan untuk kembali ke kelas. Dan aku harus meminta maaf kepada Reyna.
Sesampainya di kelas, aku melihat keadaan kelas yang tidak ada guru karena guru mata pelajaran berikutnya belum masuk kelas. Dan yang mengganjal di hati ku adalah aku tidak bisa menemukan Reyna di kelas.
"Vi, Reyna mana?" Tanya ku pada Vio.
"Di UKS" jawab nya singkat.
"Reyna sakit?"
"Tadi dia mimisan Ka. Pasti karena kecapean ngerjain karya tulis tuh" kata Vio yang membuat aku semakin merasa bersalah.
"Reyna itu kalo mimisan tanda nya kecapean sama abis begadang. Semalem sih gue liat dia baru bales chat gue sekitar jam 2-an kayaknya dia baru selesai ngerjain karya tulis sekitar jam segitu dah" lanjut Vio.Aku pun langsung mengecek email yang di kirim Reyna semalam. Dan benar saja diterima pada pukul 01.54
"Bego sumpah lo bego banget Ka! Reyna udah ngerjain sampe begadang malah lo omelin!" Umpat ku dalam hati. Tanpa basa-basi lagi aku langsung meninggalkan kelas dan menuju ke UKS. Di sepanjang jalan menuju UKS aku tidak bisa berhenti untuk mengingat wajah kecewa Reyna tadi pagi saat aku mengomeli kesalahan yang bahkan tidak semua kesalahan nya.
"Harusnya tuh lo sadar. Tadi pagi muka Reyna udah pucet kayak gitu. Masih tega-tega nya ya lo marahin dia! Emang cowo bego! Mana yang katanya lo Sayang sama dia!" Tak berhenti-berhentinya aku memarahi diriku sendiri karena kebodohan yang sudah ku perbuat hanya karena aku cemburu.Terlihat tulisan "UKS" disana. Aku langsung mempercepat langkah ku.
"Semua ini pasti karena karya tulis itu kan, sampe buat kamu kecapean kayak gini?" Tiba-tiba aku mendengar suara orang dari dalam ruang UKS. Aku pun menunda langkah ku.
"Bukan kok, gak ada sangkut paut nya sama karya tulis itu De" jawab seseorang yang ku yakini itu adalah suara Reyna.
"Ini juga pasti salah nya Azka yang selalu nyuruh kamu revisi terus kan?"
"Ini juga bukan salah nya Azka. Aku yang mau revisi punya ku sendiri karena semakin bagus isi materi yang di sampaikan, kan semakin besar juga peluang nya untuk menang"
"Tau ah males kamu tuh selalu belain Azka. Apapun itu. Udah lah sekarang kamu istirahat aja. Aku gak mau kamu ngedrop lagi"Yaa kira-kira seperti itu percakapan yang aku dengar. Aku pun memutuskan untuk tidak mengganggu Reyna dulu. Karena aku tau bahwa saat ini Reyna butuh istirahat.
Haloo haloo.. gimana-gimana semoga semakin suka yaa sama cerita nya. Di tunggu vote dan komen nyaa..
See youu dear 💕💕