Happy Reading ❤️Azka POV
Setelah aku berpamitan dengan Echa di kafe tadi, aku memutuskan untuk menghubungi Reyna terlebih dulu namun beberapa kali aku menghubungi nya handphone nya tidak aktif dan aku juga menghubungi semua sahabat Reyna mungkin saja Reyna sedang bersama mereka. Namun hasil nya nihil, mereka bilang mereka gak sama Reyna karena tadi waktu mereka menjenguk Reyna di UKS, Reyna masih tertidur pulas dan mereka pikir Reyna pulang bersama Dean. Tanpa aku menghubungi Dean, aku pun tau kalo Dean tidak bersama Reyna. Ya bagaimana tidak. Aku baru saja melihat nya lagi berselingkuh dengan cewek lain. Setelah bertanya dengan sahabat-sahabat Reyna, aku pun langsung memutuskan untuk melihat ke sekolah. Kali saja Reyna kembali lagi ke sekolah. Untunglah kafe tadi tidak terlalu jauh dari sekolah jadi tak butuh waktu lama aku sampe di sekolah.
Dari jauh terlihat Mang Jojo sedang mengunci gerbang sekolah. Aku pun menancapkan gas lebih cepat lagi. Takut-takut Mang Jojo segera pulang.
"Mang" panggil ku dari dalam mobil.
"Ehh den Azka. Kenapa balik lagi den?" Jawab mang Jojo.
"Mamang liat Reyna gak mang?"
"Ohh neng Reyna. Tadi udah pulang naik ojol den" jelas mang Jojo
"Gak balik lagi kesini mang?"
"Gak den. Udah gak ada orang di sekolah den" ucap mang Jojo. Membuat satu harapan ku untuk menemukan Reyna sirna.
"Ohh gitu. Yaudah makasih ya mang. Saya duluan. Mamang hati-hati pulang nya" pamit ku.
"Iya den. Aden juga hati-hati"Sejenak aku terdiam mencoba untuk berfikir kira-kira dimana Reyna berada sekarang. Hari sudah menunjukkan semakin sore.
"Mungkin Reyna ada di taman kompleks nya" batin ku. Aku pun langsung menancapkan gas mobil ku mengendarai nya secepat yang aku bisa. Tak ku hiraukan suara klakson mobil lain atau cacian dari pengemudi lain. Prioritas ku saat ini adalah menemukan Reyna dengan segera mungkin.Sampai lah aku di taman kompleks Reyna. Suasana di sini sangatlah sepi dan tidak ada yang menandakan bahwa Reyna ada di sini. Aku juga sudah mengitari taman tersebut namun kenyataan nya nihil.
Aku menyandarkan kepala ku di stir mobil dengan telapak tangan yang memegang stir sebagai tumpuan. Di pikiran ku saat ini hanya bagaimana cara menemukan Reyna. Namun, aku tidak tau kemana lagi aku harus mencarinya. Aku mencoba untuk menghubungi Reyna lagi tapi sama saja hasil nya dengan tadi handphone nya tidak aktif. Itu membuat ku lebih khawatir lagi. Tergambar jelas raut kekecewaan di wajah Reyna tadi pagi.
"Aahh! Bego banget!" Runtukku sambil memukul stir mobil ku. Tiba-tiba teringat moment ketika aku sedang bersama Reyna di suatu taman yang aku tunjukkan dan Reyna mengatakan bahwa dia suka taman itu. Dan taman itu akan menjadi tempat pelariannya ketika dia sedang sedih. Harapan ku untuk menemukan Reyna pun muncul lagi. Tanpa basa-basi aku langsung mengemudikan mobil ku ke arah taman tersebut. Saat ini aku benar-benar berharap bahwa Reyna ada di sana.Sesampainya disana aku langsung menyusuri setiap titik di taman itu.
"Huuhhfftt" aku membuang nafas ku kasar ketika melihat seorang perempuan yang kuyakini itu adalah Reyna. Perlahan aku mendekati perempuan tersebut. Terdengar samar suara tangisan yang di tahan. Semakin dekat aku semakin yakin bahwa itu adalah Reyna.
"Rey..." Panggil ku perlahan. Perempuan itu pun langsung mendongakkan kepala nya. Terlihat di sana mata sembab dengan penuh rasa kekecewaan.
"Lo ngapain kesini? Mau nagih karya tulis? Nanti malem gue kasih. Sekarang lo pergi aja gue lagi pengen sendiri" katanya tanpa mau melihat ke arah ku.
"Gue kesini bukan pengen nagih karya tulis kok. Gue pengen minta maaf soal tadi pagi. Gue tau gue salah udah kasar banget" jelas ku sambil perlahan duduk di samping nya.
"Gak usah minta maaf. Lo gak salah. Emang gue aja yang gak teliti" jawab nya dengan ketus.
"Gue juga salah Rey, udah ngebentak Lo seenak nya" kekeh ku.
"Lo gak salah. Udah ah sana gue lagi mau sendiri" usir nya
"Gue gak bakal pergi kalo lo gak maafin gue Rey"