Happy Reading♥️
"Karena kalian semua udah kumpul disini, gue mau bilang sesuatu. Teruntuk cewek yang paling gue sayang. Reyna Anastasya. Maafin semua kesalahan aku, aku janji gak akan ngulangin kesalahan aku ke kamu. Aku janji bakal selalu ada buat kamu. Kamu mau kan maafin aku dan balikan lagi sama aku" kata Dean dari tengah lapangan yang disaksikan hampir seluruh penghuni sekolah. Dan seketika saja Azka datang dan berdiri tepat disamping ku. Menggenggam tangan ku erat-erat seakan memberikan ku kekuatan. Namun, seketika saja kekuatan yang diberikan Azka lenyap dari hati ku ketika aku melihat Echa menggandeng tangan kiri Azka. Begitupun tatapan Azka yang ikut berpindah haluan. Aku pun langsung mencoba untuk melepaskan genggaman Azka dari tangan ku.
"Rey, please.." pinta nya lirih dengan tatapan memohon
"Lepasin gue Ka. Ini keputusan gue. Gak ada hubungannya sama Lo" kata ku tegas. Azka pun melepaskan genggaman tangannya dari tangan ku. Ketika aku sudah tidak merasakan genggaman tangan Azka lagi, aku langsung berlari ke tengah lapangan. Tempat Dean mengutarakan permohonan maaf nya.
"Kamu mau kan Rey maafin aku?" Ulang Dean yang kini dengan mata berbinar.
"Iya aku mau maafin kamu" jawab ku
"Berarti kita balikan sekarang?" Tanya Dean lagi yang hanya ku jawab dengan anggukan malu.
"Cieeeeee" kata sebagian penghuni sekolah yang setuju dengan hubungan kami. Aku tak peduli dengan tatapan mereka yang hanya menatapku dengan tatapan tak suka. Tiba-tiba Dean memeluk ku. Dan pada saat itu juga Azka pergi meninggalkan lapangan disusul dengan Echa.
"Dean.. Dean.. lepasin. Inget ini di sekolah masih banyak guru-guru" kata ku sambil menepuk pundak Dean.
"Hehe maaf ya sayang. Abis aku seneng banget bisa balikan lagi sama kamu" kata nya sambil terkekeh.
"Iyaa tapi kamu jangan sampe ngulangin lagi yaa. Kalo kamu sampe selingkuh lagi, aku ga akan maafin kamu" kataku
"Iyaa siap sayang. Yaudah kita ke kantin yuk. Aku laper banget nih"
Di kantin aku dan Dean memutuskan untuk duduk bersama dengan sahabat-sahabat ku. Namun, kami berdua di sambut dengan tatapan sinis dari ketiga sahabatku itu.
"Hey, kalian kenapa sih kok muka nya pada asem banget gitu" kataku pura-pura tidak tau.
"Rey, Lo ngapain sih balikan lagi sama ni anak" sinis Vio kearah Dean.
"Emang kenapa kalo Reyna mau balikan sama gue lagi?" Jawab Dean tak kalah sinis
"Lo gak sadar apa kalo Lo itu udah nyakitin dia. Masih nanya lagi Lo!" Jawab Vio.
"Vi, udah ya.. gue mau balikan sama Dean karena semua manusia itu berhak dapet kesempatan kedua. Dan Dean juga udah janji ko gak bakal nyakitin gue lagi" lerai ku.
"Lo aman ya kali ini dari gue. Tapi gue ga segan-segan buat bikin perhitungan sama lo kalo sampe lo nyakitin Reyna lagi" ancam Vio ke Dean
"Iya iya selaw aja apa" jawab Dean malas.
16.00 WIB
Bel sudah berdering tanda waktu pulang sudah datang. Seperti siswa/siswi lainnya yang dengan semangat berjalan kearah gerbang sekolah untuk pulang kerumah masing-masing, begitu pun dengan ku.
"Rey tunggu" tiba-tiba ada yang mencegal tangan ku.
"Kenapa?" Tanya ku
"Lo kenapa sih mau aja di ajak balikan sama Dean?"
"Kan tadi udah gue bilang. Ini bukan urusan Lo. Mau gue balikan kek, mau gue nikah gek. Itu urusan gue" jawab ku
"Lo tau kan orang sekali selingkuh pasti bakal di ulang lagi"
"Iya tetep aja itu bukan urusan Lo Ka" elakku
"Gue gak mau liat lo sedih lagi Rey" kata Azka.
"Kalo Lo gak mau liat gue sedih, Lo ga usah nyamperin gue pas gue lagi nangis. Gampang kan?"
"Tetep aja gak bisa Rey" jawab nya
"Hai sayang, pulang yuk" tiba-tiba Dean datang dan langsung merangkul pundak ku.
"Ehh ayoo" jawab ku
"Yaudah Ka. Pokoknya nanti bagian gue, gue kirim email aja ya ke Lo. Lo gak usah khawatir" lanjutku menutupi pembicaraan ku dengan Azka.
"Bro, gue duluan aja" kata Dean kepada Azka sambil menepuk pundak Azka. Tanpa menunggu jawab dari Azka, aku dan Dean langsung bergegas pergi.
Dean melajukan motornya dengan kecepatan sedang, membelah jalanan ibu kota yang sudah dipastikan sangatlah ramai. Aku dan Dean tak ada yang mengeluarkan sepatah katapun. Karena percuma saja pasti suara nya tak akan terdengar jelas. Aku hanya merasakan desiran angin yang melewati kulitku, sambil sesekali memejamkan mata mencoba untuk melupakan apa yang membuat ku sakit. Tak lama, Dean pun memarkirkan motornya tepat di depan gerbang rumah ku. Dan aku pun bergegas turun.
"Rey, makasih ya udah mau kasih Aku kesempatan kedua" kata Dean sambil menunduk
"Hmm, iya sama-sama. Setiap orang itu pasti pernah khilaf. Asalkan kamu jangan ulangi itu lagi" kata ku.
"Iyaa. Janji gak akan ngulangin itulagi"
"Oh iya hari Minggu turnamen ku di mulai, kamu bisa Dateng kan?" Lanjut Dean.
"Minggu ya? Jam berapa?" Tanya ku
"Jam 9 malem" jawab Dean
"Ko malem banget De?"
"Iyaa ga tau panitia nya. Tapi kamu bisa Dateng kan?"
"Aku usahain deh ya. Takut ga boleh sama orang tua ku"
"Yaudah. Aku pulang dulu yaa" pamit Dean.
"Hati-hati yaa" dan tak lama Dean pun meninggalkan pekarangan rumah ku.
"Reynaaaaa" teriak bunda sambil berlari dan langsung memeluk ku.
"Loh bundaa kok dirumah?" Tanya ku, karena ini hari kerja, sudah pasti harus nya bunda kerja bukan dirumah
"Nyonya sakit non, gak mau makan dari kemaren" jelas Bu Jum sedangkan bunda hanya memeluk ku sambil menangis.
"Bunda? Bunda sakit?" Kata ku mencoba untuk mengajak bunda berbicara
"Gak nak, bunda sehat kok. Kamu kemana aja nak? Bunda khawatir banget sama kamu. Untung aja ada Azka" kata bunda dengan nada khawatir.
"Iyaa Bun, semalem Reyna tidur di apart nya Azka. Soalnya semalem Reyna masih belum tenang kalo harus pulang. Maafin Reyna yaa Bun" kata ku sambil menatap mata bunda yang sembab. Entah sudah berapa lama bunda menangis karena mengkhawatirkan ku.
"Gak, harus nya bunda yang minta maaf ke kamu nak" kata bunda.
"Udah udah Bun, kata Bi Jum bunda belum makan? Yaudah sekarang kita makan yuk aku juga laper banget nih" kataku sambil merangkul bunda masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah aku melihat ayah dengan mata nya yang berkaca-kaca. Aku belum pernah melihat ayah menangis sebelumnya. Ini pertama kalinya ayah menangis. Aku pun langsung memeluk ayah ku.
"Maafin ayah yaa Rey, maaf ayah udah bikin kamu nangis sampe gak mau pulang kerumah" kata ayah sambil memelukku erat.
"Iya ayah, maafin Reyna juga yaa karena udah buat ayah khawatir" kataku sambil membalas pelukan ayah.
"Ayah kita makan bareng-bareng yuk, aku laper banget nih" lanjutku sambil terkekeh. Dan diangguki oleh ayah.
Aku pun berjalan menuju kamar ku untuk mengganti baju dan membersihkan diri ku terlebih dahulu. Kira-kira sekitar 20 menit aku membersihkan diri, aku pun turun dan melihat ke meja makan, disana sudah ada ayah dan bunda sedang menunggu ku sambil mengobrol yang di selingi tawa diantaranya. Jujur aku sangat senang melihat mereka seperti itu.
Aku harap kalian selalu seperti ini. Aku senang memiliki keluarga yang harmonis.
Next part udah up lagi nih. Gimana sama cerita nya? Suka ga?
Jangan lupa vote dan comment nya di tunggu
See youu💕
