Happy Reading❤️
Hiruk pikuk suasana sekolah ku menggambarkan kesenangan pada masing-masing individu untuk menjalankan kewajibannya sebagai pelajar. Tak hanya untuk menjalankan kewajibannya, mungkin sebagian besar ada yang datang kesekolah ingin menyampaikan gosip terbaru, bertemu dengan si doi, atau hanya bersenda gurau dengan teman-teman sepergenk nya. Tapi berbeda dengan ku. Entah sebab apa aku merasa sangat tidak bersemangat hari ini. Seperti ada elemen yang kurang dalam diri ku.
"Lo sakit Rey?" Tanya Vio sambil menyamakan suhu kening ku dengan miliknya.
"Lo lesu banget sumpah" timpal Rara.
"Gue gak apa-apa kok" balas ku.
"Kalo ada masalah tuh cerita-cerita Rey, jangan lo pendem sendiri" kata Sonia sambil memegang pundak ku.
"Gue juga gak lagi ada masalah kok"
"Terus kenapa lo lesu banget kayak gini?" Tanya Sonia
"Entaahh.. rasanya gue males aja kesekolah hari ini"
"Tumbeenn bangettt" celetuk Vio.
Tiba-tiba Dean datang menghampiri aku dan teman-teman ku.
"Rey, lo di panggil Bu Puji tuh suruh ke kantornya" kata Dean.
"Ohh iyaa bentar" ucapku
"Kenapa harus Reyna sih De? Lo gak liat muka dia lesu banget kayak gitu?" Cerocos Vio.
"Yaa gue gak tau Vi, orang yang di panggil Reyna. Masa gue mau manggil Lo. Nanti bisa kena omel gue sama Bu Puji" jelas Dean.
"Yaudah Rey, kalo gitu gue temenin Lo aja yaa buat ketemu Bu Puji nya" lanjut Dean.
"Gak usah De, gue bisa sendiri kok" tolak ku.
"Gue gak terima penolakan" sanggah Dean.
"Yaa,, serah Lo aja" jawab ku malas.
Aku dan Dean mulai pergi meninggalkan kelas. Sepanjang koridor menuju ruang Bu Puji, banyak mata-mata dengan segala tatapan melihat kearah ku dan Dean. Aku tidak tau apa yang mereka semua pikirkan. Toh aku dan Dean hanya jalan seperti layak nya seorang teman. Tapi memang Dean terkenal dengan fakboy nya. Namun bukan dengan cewe satu sekolah melainkan cewe-cewe dari sekolah yang lain."Tok.. tok.. tok.."
"Assalamualaikum Bu Puji" kata ku
"Waalaikumsalam. Masuk aja Rey" sahut Bu Puji dari dalam ruangannya. Aku disusuli oleh Dean masuk ke dalam ruangan Bu Puji.
"Ada apa ya Bu?" Tanya ku.
"Gini Rey, kamu kan wakil ketua kelas, berhubung Bu Andrea gak bisa masuk kelas kalian pagi ini, beliau ingin kalian mencatat ini dan mengerjakan latihannya" jelas Bu Puji.
"Ohh iyaa Bu, nanti saya sampaikan ke temen-temen di kelas" jawab ku.
"Okee makasih banyak ya Rey" kata Bu Puji dengan senyum khas nya.
"Iya Bu sama-sama. Kalo gitu saya sama Dean pamit ke kelas dulu ya Bu. Assalamualaikum"
"Iyaa, waalaikumsalam"
Sepanjang perjalanan menuju kelas aku hanya membaca buku yang tadi di berikan Bu Puji untuk memahami isinya.
"Rey, kok tadi yang di panggil lo sih? Kan ketua nya Azka" tanya Dean tiba-tiba.
"Azka izin hari ini ga masuk. Ada urusan" jawab ku yang masih sibuk membaca.
"Kok lo tau banget sih Rey tentang Azka? Lo pacaran ya sama Azka?" Delik Dean.
"Gak ko, ortu gue sama ortunya Azka tuh temen deket. Makanya kita sering ikut ke event ortu barengan" jelas ku
"Oalah berarti gue masih punya kesempatan ya?" Pertanyaan Dean membuat ku berhenti membaca buku fisika tersebut.
"Kesempatan? Kesempatan apa?" Tanya ku.
"Ya kesempatan buat deketin Lo lah" ucapnya enteng.
"Bukannya cewe-cewe di sekolah ini bukan selera Lo ya? Termasuk gue kan" kataku dengan kekehan kecil.
"Lo itu beda Rey, gak kayak cewe-cewe pada umumnya" jelas Dean.
"Apaan sih Lo, yang namanya cewe itu semua sama. Gak ada beda-beda nya. Rambut nya panjang, pake nya rok terus tuh ya..."
"Awas Rey....." tiba-tiba Dean langsung menghadapkan badan nya tepat di samping kanan ku.Bug!
Satu hentaman bola basket tepat mengenai punggung nya.
"Sorry bro! Gak sengaja" teriak salah satu siswa yang sedang pelajaran olahraga di lapangan. Dean tidak membalas perkataan siswa tersebut dia hanya melempar kembali bola basket itu ke arah lapangan.
"Lo gak apa-apa De?" Tanya ku
"Gak apa-apa kok. Gue udah biasa kena kayak gitu pas latihan" jelas nya
"Seriusan gak apa-apa?" Tanya ku lagi.
"Seriusan Reyy.." jawab nya
"Perlu ke UKS dulu gak?"
"Gak usah lah. Lebay banget segala ke UKS" katanya sambil terkekeh.
"Hmm yaudah. Btw thanks yaa,, udah ngehadang gue dari bola basket tadi" ucapku
"Iya sama-sama Rey" katanya dengan senyum manis nya.
Aku dan Dean pun langsung menuju ke kelas.
Sesampainya di kelas aku langsung menuju ke meja nya Sinta untuk menyampaikan tugas yg di berikan oleh Bu Puji tadi. Seketika kelas menjadi hening ketika Sinta mulai mengambil spidol kelas dan menuliskan rumus-rumus fisika di papan tulis."Bu Andrea gak bisa masuk kelas?" Teriak Fahmi dari ujung kelas
"Iya mi, makanya kita suruh nulis rumus sama ngerjain soal yang di bawahnya" jelas ku
"Yaahh gak seru banget. Ga masuk mah ga masuk aja. Gak usah segala ninggalin tugas begitu" gerutu Fahmi. Ya, Fahmi adalah anak termalas di kelas ku. Tapi kalo untuk nilai tidak udah di ragukan lagi. Dia selalu masuk peringkat 10 besar paralel. Entah aku juga tidak tau bagaimana itu bisa terjadi. Yang pasti ku tau adalah dia tidak pernah mencontek."Azka kemana Rey?" Tiba-tiba pertanyaan Rara sukses membuat ku menoleh ke arah nya.
"Dia lagi ada urusan keluarga nya Ra, makanya hari ini dia izin" jelas ku
"Hmmm... Pantesan aja hari ini lo loyo banget. Ternyata eh ternyata si penyemangat gak masuk" celetuk Vio.
"Apaan sii Vi, gak ada hubungannya kali" alih ku12.00 WIB
Jam istirahat tiba. Semua murid mulai meninggalkan kelas mereka masing-masing untuk memenuhi permintaan perut mereka yang sejak kapan sudah mulai bunyi. Dan ada pula beberapa murid yang menuju ke masjid terlebih dahulu untuk memenuhi kewajiban mereka. Termasuk aku dan sahabat-sahabatku.
"Langsung kantin yuuk gue udah laper banget nih" adu Vio.
"Iyaa sama gue juga udah laper" timpal Sonia. Dan kami berempat pun langsung menuju kantin yang sudah ramai di penuhi para siswa. Kami pun langsung menempati tempat duduk yang kosong.
"Mau pada pesen apa?" Tanya Rara
"Gue somay batagor campur Ra" jelas Sonia
"Gue nasi soto nya Bu Lasmi" tambah Vio
"Hmm gue nasi rames aja lauknya yang biasa ya Ra" kata ku. Rara langsung beranjak dari tempat duduk nya dan Mulai memesan makanan.
Sedangkan Sonia membeli minuman untuk kita. Dan Vio, membeli cemilan. Tinggal aku sendiri di tempat duduk ini. Sengaja, agar tidak ada yang menempati. Aku pun mengeluarkan ponsel ku dari saku. Ku lihat WhatsApp takut kalo ada pesan penting yang masuk. Setelah mengecek beberapa pesan dari grup kelas dan juga bunda, mata ku tertuju pada satu kontak yang masih menunjukkan ceklis satu. Iya itu kontak nya Azka. "Apa perjalanan nya sangat jauh?atau mungkin dia sangat sibuk sampai tidak sempat membuka ponselnya" ya kira-kira begitulah isi pikiran ku. Aku pun mengecek waktu lamanya penerbangan Jakarta-London. Ternyata sekitar 14-17 jam. Yaa lumayan lama."Boleh gabung gak?" Tiba-tiba suara itu membuatku menoleh ke arah nya.
Maaf banget baru bisa up lagi. Karena kesibukan akhir-akhir ini🥺😢
See youu🧡🧡