The Javu

1.3K 156 6
                                    

Selamat membaca. Jangan lupa vote dan coment ya biar aku semangat nulis nya👍😊🙏
Mohon maaf bila ada tpyo karena manusia tidak luput dari typo🙏

• Takdir •


"Anjir lah, pake hujan segala sih," protes Ryujin, lalu ia berlari ke arah halte bus dengan tas selempang yang ia gunakan sebagai payung.

Ryujin mengelap-elap baju nya yang basah dengan kedua tangannya. Ryujin membawa handphone nya lalu menelpon Hyunjin.

"Mas, dimana?" tanya Ryujin, ketika Hyunjin mengangkat telpon nya.

"Ini dijalan Ryu, kenapa?" tanya Hyunjin balik.

"Enggak. Cuma mau ngasih tau aja, kalau disini hujan Mas," ucap Ryujin.

"Kan Mas pake mobil Ryu."

"Ya siapa tau aja kan mas nginep lagi dan gak pulang gara-gara hujan," sindir Ryujin.

"Di bahas lagi ih. Udah ah Mas lagi nyetir ini," ucap Hyunjin.

"Ya udah ia, sensi banget sih," sinis Ryujin lalu mematikan telpon nya.

Ryujin membuka aplikasi twitter di hp nya. Sudah lama sekali rasanya Ryujin tidak bermain twitter apalagi sambil rebahan. Soalnya, Ryujin sekarang sibuk sama kuliah dan sibuk sama Hyunjin.

Mobil putih sudah terparkir cantik di depan Ryujin. "Ryujin!" panggil Hyunjin.

"Mas Hyunjin?" tanya Ryujin.

Tadi nya Ryujin mau lari ke arah mobil Hyunjin. Tapi, Hyunjin keluar dari mobil sambil membawa payung. Ryujin mwnggandeng tangan Hyunjin dan otak nya berfikir sesuatu.

"Mas, ini kaya the javu gak sih?" tanya Ryujin saat sudah di dalam mobil.

"The javu gimana Ryu?" tanya Hyunjin bingung.

"Waktu pertama kita ketemu lagi Mas. Kan waktu itu aku di halte ini, terus Mas nyamperin aku sambil bawa payung," jelas Ryujin.

Hyungjin mengangguk. "Iga, terus kamu curhat kalau kamu mau nikah aja 'kan?" tanya Hyunjin.

Ryujin mengangguk antusias. 'Terus, Mas ngajak nikah aku deh," ucap nya dengan semangat.

"Ryu," panggil Hyunjin. "Kayanya, hujan dan halte bus adalah takdir kiga deh," lanjut Hyunjin.

"Bener Mas."

Mereka gerus mengobrol tanpa henti, hingga Ryujin sadar kalau ini bukan jalan ke arah rumah mereka.

"Mas, mau kemana?" tanya Ryujin.

"Kita ke pangi asuhan yuk! Aku udah lama gak ngunjungi mereka," ujar Hyunjin.

Ryujin terlihat antusias. Ryujin itu sangat suka dengan anak-anak. Jadi, setiap Hyunjin ngajak Ryujin ke panti asuhan, Ryujin pasti selalu semangat.

"Mas, aku mau belajar sesuatu deh dari hujan." Ucapan Ryujin, membuat Hyunjin memalingkan sebentar wajahnya, lalu fokus lagi ke jalan.

"Belajar ilmu resep dari hujan?" tanya Hyunjin.

Ryujin mendengus lalu mencubit lengan Hyunjin pelan. "Bukan ih," protes Ryujin. "Aku mau belajar gimana cara nya jatuh tanpa harus mengeluh," lanjut Ryujin.

Hyujin mengerutkan keningnya tak mengerti. "Maksud nya?"

"Hujan tuh udah tau kalau jatuh itu sakit. Tapi, dia tetep datang lagi, walau udah tau kalau itu sakit. Aku juga mau kaya gitu. Terus berjuang, walau akhirnya aku gagal." Ryujin memalingkan wajah nya ke arah kaca jendela.

Takdir [HWANGSHIN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang