Azura di panggil Ara 💜

1.3K 135 47
                                    

Selamat membaca. Jangan lupa vote dan coment ya biar aku semangat nulis nya👍😊🙏
Mohon maaf bila ada tpyo karena manusia tidak luput dari typo🙏







Takdir






Mendengar suara tangisan bayi, Ryujin langsung mengerjapkan matanya, lalu melihat ke samping kirinya untuk melihat sang anak sang sedang menangis.

Tapi, Azura tidak ada disisinya. Ryujin langsung panik dan bangkit. "Kenapa Ryu?" tanya Hyujin.

Ryujin langsung memalingkan wajahnya ke sumber suara. Ternyata Azura sedang di gendong Hyunjin, dengan keadaan masih menangis.

"Kamu tidur lagi aja, biar Ara aku yang ngelonin," ucap Hyunjin.

"Gak usah Mas, kayanya Ara laper deh, aku kasih ASI dulu biar dia berhenti nangis." Dengan cekatan, Hyunjin menyerahkan Ara pada Ryujin.

Belum di kasih ASI pun, Ara langsung berhenti menangis saat berada di gendongan Ryujin. Memang ajaib ya tangan ibu ini. "Kok langsung nerhenti sih nangisnya?" protes Hyunjin.

"Aku 'kan selalu bikin nyaman Mas," jawab Ryujin sambil terkekeh.

Benar saja, Ara langsung terlelap di gendongan Mommynya. "Mas, kalau Ara nangis jangan di endong, biarin aja sampe nangis, kalau nangisnya udah parah baru gendong," petuah Ryujin.

"Emangnya kenapa?" Hyunjin mengkerutkan keningnya bingung.

"Agar terbiasa Mas, kalau anak gak sering di gendong, dia gak bakal manja Mas. Kalau dikit dikit di gendong, dia nanti manja," jelas Ryujin.

"Tau dari mana kamu? Di kehidupan sebelumnya udah pernah punya anak ya?" tebak Hyunjin.

"Ih, kok Mas tau? Di kehidupan sebelumnyakan anak aku ada 11 Mas," canda Ryujin.

"Pemain sepak bola kali 11 orang," ucap Hyunjin sambil mencubit hidung Ryujin.

Hyunjin melirik jam dinding yang ia simpan di dekat fotonya dan Ryujin. Jam sudah menunjukan pukul 23.30. "Ryu, Ara udah bobo 'kan? Simpen aja, kita tidur lagi, besok kamu harus ke kampus ngurusin proposal 'kan?" tanya Hyunjin.

Ryujin mengangguk, lalu menyimpan Ara di sebelahnya. Sebenarnya Ara sudah punya keranjang box sendiri, tapi Ryujin belum bisa ninggalin Ara tidur sendiri.

Sudah 1 bulan umur Ara, dan Ryujin pun sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Bahkan saat Ara umur 2 minggu pun, Ryujin sudah pergi ke kampus, untuk ngurusin proposal KKN nya.

Ryujin dan Hyunjin sama sama menghadap ke arah Ara. Mereka saling bertatap, lalu sama sama tersenyum. Gak nyangka kau mereka udah punya anak aja.

Padahal, waktu dulu, Hyunjin selalu kesal dengan Ryujin, karena Ryujin sering menjaili Yeji,  kalau orang tua mereka berkumpul. Tak menyangka pula, kalau dari pertemuan singkat mereka di halte bus itu, bisa menjadi hari awal kebahagiaan mereka.

"Ryu," panggil Hyunjin.

Ryujin mengangkat kedua alisnya. "Makasih ya," ucap Hyunjin.

Ryujin terkekeh kecil. "Apaan sih Mas, kenapa bilang makasih coba?"

"Karena kamu, aku bisa ngerasain kebahagiaan ini," ucap Hyunjin meraih tangan Ryujin.

Tatapan Hyunjin, benar-benar tatapan kasih sayang, yang selalu Ryujin liat setiap hari. Juga senyuman yang tulus membuat hati Ryujin luluh. Tapi, waktu hamil, Ryujin selalu kesal dengn tatapan dan senyuman itu.

Hyunjin mendekatkan tubuhnya ke arah Ryujin, tapi masih memberi jarak, karena ada Ara di tengah mereka. Hyunjin mendekatkan wajahnya dengan Ryujin, Ryujin pun sama. Saat bibir mereka ingin saling berpadu, tiba-tiba Azura menangis tanpa sebab.

Hyunjin menarik nafasnya, lalu menjauhkan badannya, dan langsung membelakangin Ryujin dan Ara. Ryujin hanya terkekeh melihat Hyunjin yang gagal melakukan aksinya itu, karena gangguan Ara.

Sudah 2 minggu belakangan ini, Hyunjin selalu kalah saing dengan Ara. Karena, dikit-dikit Ara, dikit-dikit Ara. Hyunjin di perhatiin waktu Ara lagi tidur aja udah. Lagi pula, Hyunjin pun kalau nelpon, yang pertama di tanya pasti Ara, bukan Ryujin.

Dengan sentuhan lembut tangan Ryujin, Ara bisa tidur kembali. "Mas, ambekan ih kaya anak kecil," ucap Ryujin.

"Gak tau, udah tidur," gerutu Hyunjin.

"Idihh, Ra, liat deh Daddy kamu cemburu sama kamu, masa Daddy marah karena kamu nangis,katanya ganggu Ra, harus digimanain nih?" Goda Ryujin pura-pura bicara dengan Ara.

Tidak ada balasan dari Hyunjin. Tapi, jika dilihat, Hyunjin mengembangkan senyuman di wajahnya.

"Ra, kalau kamu udah gede, jangan ambekan kaya Daddy ya."

Mendengar ucapan Ryujin, Hyunjin langsung membalikan badannya dengan tatapan yang tak senang. "Apaan, Ara, kalau udah gede jangan kaya Mommy ya, pemalas." Tak mau kalah, Hyunjin langsung memeletkan lidahnya.

Ryujin menutup telinga Ara. "Gak boleh di dengerin, Ayah sesat Ra."

Hyunjin menyingkirkan tangan Ryujin halus. "Ara, jangan kaya Mommy ya, Mommy kamu selalu bikin Daddy jatuh cinta. Kalau kamu kaya Mommy kamu, nanti Mommy kamu kalah saing lagi sama kamu," bisi Hyunjin di telinga Ara.

Senyuman terukir di wajah cantik Ryujin. Bahagia sekali rasanya melihat moment sekarang. Tidak akan pernah Ryujin lupakan moment-moment seperti ini.

"Mas udah ayo tidur, besok Mas ngantor 'kan?" tanya Ryujin.

"Iya. Yaudah selamat tidur kesayangan Daddy." Ciuman mendarap di kening Ara juga Ryujin.

"Selamat tidur juga kesayangan Mommy," ucap Ryujin mencium kening Ara.

Hyunjin mengerucutkan bibirnya. "Kok Daddy enggak?" protesnya.

"Hahahha, selamat tidur Daddy." Tak hanya di kening, ciuman pun berhasil mendarat di bibir Hyunjin.

Dengan penuh bahagia, Hyunjin memejamkan matanya dengan bibir yang masih ia tarik ke atas.


















•••••










Suara kerincingan bayi berbunyi nyaring itu, membuat Ara tertawa dengan mata yang menyipit. Beberapa tanteunya itu, alias Chaeryeong, Somi dan Minju sedang berada di rumah Ryujin dan mereka tengah memaikan beberapa mainan bayi.

Somi bukannya memainkan mainan, ia malah mencubit-cubit pipi Ara, sehingga Ryujin memelototkan matanya. "Sentuh Ara, denda 2 juta," tukas Ryujin.

"Heleh, sombong bener lu," timpal Somi.

"Abis di pegang sama bakteri sih ya Ra ya," timpal Chaeryeong berbicara dengan Ara.

Somi hanya melempar mainan yang terbuat dari karet pada Chaeryeong. "Jangan menyontohkan yang tidak baik pada anak saya saudara Somi," ujar Ryujin.

"Baik ndoro."

"Som, lu gak kepengen apa? Lucu banget tau ihhh," kata Minju yang dari tadi tidak berhenti memfoto Ara.

"Ya udah besok gue beli di Tanah Abang deh," celetuk Somi.

"Lu pikir anak bisa jual beli di Tanah Abang gitu?" protes Ryujin.

"Ryu, lo lupa? Somi kan dari hasil downloadan." Ucapan Chaereyong barusan berhasil membuat ke dua sahabatnya tertawa.







• Takdir •
| To be  continue |






Haiiii... aku back nih, maaf kalau tambah gaje ya, heheheh🙊😂

Takdir [HWANGSHIN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang