Selamat membaca. Jangan lupa vote dan coment ya, biar aku semangat nulisnya👍😊🙏
Mohon maaf bila ada tpyo karena manusia tidak luput dari typo🙏• Takdir•
4 tahun kemudian
"MOMMY!" teriak seorang gadis kecil dengan gaun putih yang ia kenakan.
Sang ibu langsung berlari menghampiri anaknya, menyambut senyuman yang tertera di wajah cantiknya.
"Ara." Pelukan seorang ibu, membuat hati sang anak tentram.
Ara menangis di dalam pelukan sang Ibu. Menangis rindu. Satu tahun ini, Ryujin dan Hyunjin tinggal di Singapura, karena Hyunjin yang mendirikan bisnis di sana, dan Ryujin bekerja di salah satu rumah sakit Singapura.
Sedangkan Ara, mereka titipkan dengan orang tua mereka. Kenapa Ara tidak di ajak ke Singapura? Karena, jika di Singapura, tidak ada yang mengurus Ara. Sedangkan Hyunjin dan Ryujin sibuk bekerja.
Hyunjin yang sudah ada di belakang Ryujin, langsung di peluk Ara dengan erat. "Daddy, Ala lindu," ucapnya dengan cadel.
"Ara rindu? Daddy pun." Tak hanya Ara, orang tua Ryujin yang ada di sana pun langsung memeluk anak dan menantu mereka.
"Bunda mana? Bunda sehat 'kan Mih?" tanya Ryujin.
Seulgi tersenyum. "Nayeon baik-biak aja kok, dia sekarang tinggal sama Yeji," jawab Seulgi.
"Emang Yeji nya gak keberatan Mih?" tanya Hyunjin.
"Ya enggak lah, 'kan Nayeon nya gak di gendong. Kalau di gendong, baru keberatan," celetuk Jaebum yang ada di samping Seulgi.
Senyuman Jaebum, membuat Hyunjin ingin menangis. Apalagi celetukan yang selalu Jaebum lontarkan itu, mengingatkan Hyunjin pada ayahnya. Walaupun ayahnya jarang sekali membuat lelucon seperti Jaebum, tapi ayahnya selalu tertawa ketika mendengar lelucon Jaebum.
Jaebum memeluk Hyunjin. Jaebum mengerti apa yang Hyunjin rasakan beberapa bulan ini.
"Masuk dulu ayo!" titah Seulgi.
Mereka saat ini ada di rumah Seulgi dan Jaebum. Karena, Ara beberapa bulan ini tinggal bersama mereka. Karena Nayeon tinggal dengan Yeji, yang juga memiliki anak bayi, mau tidak mau, Ara harus tinggal di rumah Seulgi dan Jaebum.
"Mau ke rumah Yeji?" tanya Ryujin yang melihat Hyunjin murung.
Hyunjin mengangguk. "Sekarang?" tanya Ryujin. Lagi-lagi Hyunjin mengangguk.
Di dalam mobil menuju rumah Yeji, Ara tak hentinya berceloteh menceritakan sekolah tknya, dan menceritakan bagaimana kesehariannya bersama kedua nenek dan kakeknya.
Benar-benar mirip Ryujin. Tingkahnya, matanya ketika tersenyum, dan bibir yang selalu ia mejukan ketika kesal. Benar-benar mirip Ryujin.
"Ara seneng ketemu Mommy sama Daddy?" tanya Hyunjin.
"Seneng. Ala lindu sama kalian. Ala selalu nangis, kalau ala lindu Mommy sama Daddy," curhat Ara.
Ryujin mendekatkan wajahnya dengan Ara. "Kenapa nangis? Kenapa Ara gak nelpon Mommy sama Daddy kalau lagi kangen?" tanya Ryujin balik.
"Kalau Ala nelpon kalian, Ala malah tambah nangis," ucapnya.
Hyunjin sangat gemas dengan anaknya itu. Bagaimana mungkin dia bisa semenggemaskan itu?
Sampai di rumah Yeji, Nayeon langsung menangis dan memeluk Hyunjin. Nayeon tampak kurus, matanya sembab dan rambutnya sengaja ia potong pendek.
"Bun, kenapa potong rambut?" Ryujin kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir [HWANGSHIN] ✔
Fanfic• Mau nikah aja lah • Aqila Ryujin Adelia. • Ya udah ayo nikah! • Adinata Hyunjin Menikah di usia yang terbilang cukup muda? Bagaimana kelangsungan nya? Baca aja yak!😊