Bonus Chapter

797 88 14
                                    

Suara kaca pecah membuat Hyunjin dan Ryujin menengok ke arah Andre, yang tak sengaja menjatuhkan gelas saat ingin minum. Dengan berlari, Hyunjin menghampiri Andre dan membawanya menjauh dari pecahan kaca.

"Andre, gak apa?" tanya Hyunjin.

Andre menggeleng, tapi wajahnya masih terlihat syok.

Ryujin mengusap-usap tangan Andre, agar anak itu tenang. "Gak papa, Mommy gak bakal marah kok, yang mending Andre gak papa, ya," ucap Ryujin tersenyum.

Terlihat Andre yang mengangguk, kemudian duduk di tengah-tengah Hyunjin dan Ryujin. Ryujin hampir mikir, kalau nanti anak ke tiganya udah lahir, apakah Andre bakal menerima kasih sayang seperti ini, atau justru malah terbagi?

Sebisa mungkin sih, Ryujin dan Hyunjin tetap memberikan kasih sayang yang sama. Ryujin jadi lebih khwatir pada Ara, yang memang anaknya belum lahir saja, Ryujin sudah sedikit mengurangi perhatiannya pada Ara.

"Mom, Kak Ala, mana?" tanya Andre.

Mata Hyunjin menelusuri setiap sudut rumahnya. Dari tadi pagi, ia belum melihat Ara. Padahal Hyunjin dari tadi tidak kemana-mana, selain ruang kerjanya. Tapi, ia tidak melihat Ara yang biasanya berkeliaran di sekitar rumah, dan bermain bersama Andre.

"Ryu, Ara mana?" tanya Hyunjin.

"Ara di rumah Mami, katanya dia mau ketemu Mami sama Papi," jawab Ryujin.

"Gak sekolah online, dia?"

"Sekarang, kan, hari Minggu sayangku, libur dong," ujar Ryujin.

Hyunjin terkekeh. Tumben sekali Ryujin berkata sayangku. Biasanya, Ryujin ogah-ogahan, dan suka protes kalau Hyunjin menyuruhnya berkata itu.

"Kak Ala ke lumah Mami sama Papi? Kok Andle gak di ajak?" protes Andre.

"Kan tadi Andre masih bobo, Mommy gak berani bangunin kamu," jawab Ryujin.

"Dad, anletin Andle ke lumah Mami Papi, yuk!" bujuk Andre.

Di antara Hyunjin dan Ryujin, jika ada sesuatu keinginan apa pun itu, pasti anak-anaknya akan memintanya pada Hyunjin, dan membujuk Hyunjin. Soalnya, Hyunjin pasti memberikan apa pun yang anak-anaknya inginkan. Sementara Ryujin, ia lebih perhitungan, karena Ryujin selalu menyisihkan uangnya dengan cara di tabung.

Akhirnya mereka bertiga pergi ke rumah Seulgi dan Jaebum.

Di rumah Seulgi dan Jaebum, Ara tengah asyik bermain piano, di temani Seulgi yang berdiri di sebelah piano itu. Mata Seulgi menatap Ara penuh sayang. Bagi Seulgi, Ara adalah gadis kecil yang akan tumbuh menjadi gadis remaja yang pendiam dan tidak banyak tingkah seperti mommynya.

Karena sedari dulu, Ara selalu berdiam diri, dan tidak banyak bicara. Berbeda dengan Ryujin, yang sedari dulu pun sangat bawel dan tidak bisa diam, sehingga Seulgi selalu kewalahan jika mengurus Ryujin.

"Mi, Papi lama banget, sih," celetuk Ara.

Ara dan Andre memilih menyebut nenek kakek dengan sebutan mami dan papi. Sedangkan pada Nayeon, Ara memanggil Ibu. Kakek dan Neneknya pun menolak untuk di panggil itu, karena mereka merasa, kalau mereka masih muda.

"Papi, kan, lagi mancing Kak," jawab Seulgi.

"Papi tuh gak bisa di bilangin ya. Udah tahu lagi Corona gini, masih aja keluar rumah. Stay at home," cerocos Ara.

Lagi-lagi, Seulgi terseyum dan kagum pada Ara. Baru saja tujuh tahun lebih, tapi ara sudah pintar, dan pasti Ara akan menjadi anak yang cerdas dan sangat penurut kelak.

"Papi bosen di rumah terus. Lagian, mancingnya di depan kok, gak jauh," ujar Seulgi.

Ara hanya mengangguk dan melanjutkan bermain pianonya. Kadang Seulgi bingung. Apakah ini benar-benar anak Ryujin? Kenapa sifatnya sangat berbanding terbalik. Tapi Seulgi yakin, kalau Ara benar-benar anak Hyunjin, yang memiliki otak cerdas, dan kreatif.

















• Takdir •
Bonus chapter



















Hallo. Apakah masih nyimpen buku ini di perpus kalin? Maaf dikit banget. Niatnya aku cuma mau tanya aja sama kalian, tapi aku lagi mau nulis book ini wkwkwk...

Oh ya, mau nanya dong, jawab ya. Kalau aku buat cerita kaya gini lagi, mau baca gak? Bosen, gak? Aku niatnya mau buat yang kaya cerita gini. Tentang pernikahan. Tapi, kan ini cuma Ryujin yang kuliah, nah di cerita baru aku, mereka sama sama kuliah dan di jodohkan gitu. Detailnya nanti ya. Kalau ada yang mau baca ayo komen, biar aku semangat dan cepet cepet publish.

Insyaallah sih, agak sedikit berbeda dari cerita ini. Gimana?

Makasihhhh🙏

Takdir [HWANGSHIN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang