Kesayanganku💜

939 113 26
                                    

Gara-gara lockdown, Hyunjin jadi berdiam di rumah. Ia sangat kasihan dengan Ryujin, karena setiap ingin periksa kandungan ke dokter, pasti harus dengan pakaian yang sangat tebal, masker beberapa lapir, tak lupa sarung tangan. Karena Hyunjin sangat khawatir, Ryujin akan terpapar virus tersebut. Apalagi, ia tengah mengandung.

Kali ini, Hyunjin tengah berkumpul dengan Ara dan Andre. Ara yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya, dan Andre yang sedang bermain mobil-mobilan, sedangkan Hyunjin memperhatikan keduanya.

Ryujin sedang berada di kamar. Akhir-akhir ini, mood Ryujin tidak baik. Apalagi, saat ia ingin sesuatu tapi ia tidak bisa mendapatkannya, karena tidak boleh keluar rumah. Jadinya Ryujin diam diri di kamar dan nonton drama Korea kesukaannya.

Ryujin melihat jam yang menggantung di dinding yang berada di tengah-tengah foto pernikahannya dengan Hyunjin dan foto Ryujin, Hyunjin dan kedua anaknya. Waktu menunjukkan pukul 18.50 sebentar lagi jam makan malam. Tapi, Ryujin malas untuk masak.

Mau tidak mau, Ryujin bangkit dan berjalan ke dapur untuk memasak. Ryujin melihat Hyunjin yang sedang asyik bermain dengan Andre. "Udah pada laper, belum?" tanya Ryujin.

Andre bersorak antusis. "Andle lapel Momy," ucap Andre yang masih cadel.

"Mau aku bantuin, gak?" tanya Hyunjin.

"Gak usah Mas, kamu main sama Andre aja ya, biar aku yang masak," ujar Ryujin lalu pergi ke dapur.

Kehamilan ke tiganya ini sungguh kehamilan paling parah Ryujin. Biasanya, Ryujin tidak pernah mogok makan, tidak pernah marah-marah sama Hyunjin, apalagi sama Ara. Tidak pernah tidak ingin ke luar kamar. Sekarang, Ryujin jadi lebih sensitif dan emosian.

Jadi, Hyunjin dan kedua anaknya sangat hati-hati akan perkataan atau pun tingkah lakunya. Ara yang biasanya sangat manja dengan Ryujin, ia jadi sedikit menjaga jarak, karena Ryujin selalu saja memarahi Ara, walau pun Ara tidak melakukan kesalahan.

Ryujin sadar, kalau itu salah, tapi itu bawaan hormon. Hormon dia yang selalu membawa dia untuk marah-marah sama Ara. Setiap ia marah lalu melihat Ara sedih, Ryujin pasti nangis.

"Ara, udah beres belum?" tanya Hyunjin.

Ara menggeleng. "Belum Dad, ini dua nomer lagi," jawab Ara.

Di dapur, Ryujin memasak alakadarnya. Walaupun ia sedang tidak enak badan, tapi ia harus menjalankan kewajibannya. Meskipun Hyunjin selalu sedia untuk menggantikannya memasak, tapi Ryujin selalu tidak enak dengan Hyunjin.

Selesai memasak, Ryujin langsung menyuruh suami dan kedua anaknya untuk berkumpul di ruang makan.

Andre dengan semangat melahap makanannya. Tapi, di tengah-tengah makan malam itu, Ara tiba-tiba memuntahkan makanannya.

"Ara, kok di muntahin?" kesal Ryujin.

Hyunjin langsung menatap Ryujin. Mengkode, agar Ryujin tidak bernada tinggi lagi pada Ara.

"Ara, kenapa, sayang?" tanya Hyunjin lembut sambil mengelus punggung Ara.

Ara menggeleng. Lalu Ara berlari ke kamarnya meninggalkan kedua orang tuanya dan Andre. "Nangis pasti," ketus Ryujin.

"Ryu, kamu kenapa sih, sama Ara sensian banget. Ara anak kamu!" bentak Hyunjin.

Hyunjin lupa, kalau Andre masih ada di situ. Andre menatap Hyunjin dan Ryujin secara bergantian. Selama ini, mereka belum pernah bertengkar di hadapan kedua anaknya, apalagi di hadapan Andre.

"Andre, ke kamar Kakak Ara dulu, ya!" titah Hyunjin.

Kemudian Andre mengangguk dan berlari ke arah kamar Ara.

Takdir [HWANGSHIN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang