Terimakasih💜

1.1K 128 67
                                    

Selamat membaca. Jangan lupa vote dan coment ya, biar aku semangat nulisnya👍😊🙏
Mohon maaf bila ada tpyo karena manusia tidak luput dari typo🙏

• Takdir•

Ryujin menutup panggilan telpon dengan Bundanya. Kebiasaan Ryujin akhir-akhir ini adalah, melihat wajah sang putri sebelum tidur. Tapi, dua hari yang lalu, Ryujin dan Hyunjin berangkat ke Korea, untuk bulan madu.

Waktu mereka awal nikah, mereka tidak sama sekali merencanakan bulan madu. Mereka hanya jalan-jalan beberapa hari, kemudian balik lagi. Tapi, sekarang mereka benar-benar bulan madu dan benar-benar menghabiskan waktu berdua.

Itu kemauan Hyunjin. Karena Hyunjin merasa akhir-akhir ini, setelah ada Azura, Hyunjin jadi jarang memiliki waktu berdua dengan Ryujin. Jadi, mereka memilih untuk bulan madu berdua saja.

"Gimana Ara?" tanya Hyunjin duduk di samping Ryujin.

"Gak rewel kok. Cuma dia suka nangis tengah malem aja katanya. 'Kan biasanya juga suka di nyanyiin sama Mas," jawab Ryujin.

"Iya ya. Baru dua hari di sini aja, udah kangen sama Ara," ujar Hyunjin.

Menurut mereka, menentukan untuk pergi beberapa minggu dari Ara adalah keputusan yang sangat berat. Tapi, mereka pun butuh waktu untuk berdua.

"Mas, gak tau kenapa, aku tuh gak bisa jauh dari Ara," kata Ryujin.

"Jadi, lebih penting aku atau Ara?" Entah mendapat ide dari mana Hyunjin menanyakan itu.

Ryujin nampak berfikir. "Mmm ... Ara," jawab Ryujin enteng.

Ryujin kira, Hyunjin bakal marah. Tapi, Hyunjin malah memeluk Ryujin yang ada di sampingnya. "Kalau kamu gak ketemu aku, kamu gak bakal ketemu sama Ara." Dengan pdnya Hyunjin berkata seperti itu.

Benar apa kata Hyunjin. Jika Ryujin tidak bertemu Hyunjin waktu hujan di halte bus itu, mereka tidak akan memiliki gadis kecil yang sangat mereka sayangi.

"Baiklah. Kalau begitu, aku sayang kalian berdua." Kemudian, Ryujin mendekap tubuh Hyunjin erat.

Di dalam pelukan, mereka sama-sama menyadari, kalau mereka sudah di takdirkan oleh tuhan untuk bersama. Bagaimana pun situasinya, jika mereka sudah di takdirkan berjodoh, mereka akan nikah.

Ryujin sempat berfikir, kalau pertemuannya dengan Hyunjin kala itu tidak sama sekali menarik. Tapi, meskipun begitu, Ryujin tetap mengingat kehadian itu walau tidak menarik sama sekali.

"Ryu," pamggil Hyunjin.

Ryujin melepaskan pelukannya, lalu menatap mata Hyunjin dalam.

"Ara mau punya Adek gak ya?" Hyunjin pura-pura berfikir.

Lemparan bantal langsung mendarat di perut Hyunjin. Membuat Hyunjin tertawa puas.

"ARA AJA BELUMSATU TAHUN, MASA MAU PUNYA ADEK LAGI?" teriak Ryujin, kemudian Hyunjin menggendong Ryujin dan membawanya ke dalam kamar.

"MASSSS ... AWAS YA, BESOK PAGI, AKU NGAMBEK," lanjut Ryujin.

Hyunjin tidak memperdulikan ucapan Ryujin. Karena menurut Hyunjin, suara Ryujin adalah candu baginya. Jika tida ada suara Ryujin seharipun, itu akan membuatnya seperti orang gila.

•••••

Paginya, Ryujin nampak seperti biasa. Tidak ada bibir yang ia majukan, atau ucapan singkat saat menjawab pertanyaan Hyunjin.

"Tenang aja sayang, aku ngerti kok," ucap Hyunjin tiba-tiba.

"Iya lah, kan kamu takut di cuekin sama aku," pd Ryujin.

Takdir [HWANGSHIN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang