Sory for typo:)Setelah kejadian elisa tidak ada di rumah sakit. Marcel kalang kabut sudah sebualan ini elisa meninggalkannya, hidup marcel terasa sangat hampa tanpa kehadiran gadis itu.
Marcel tidak hanya diam sebulan ini, ia berusaha mencari keberadaan elisa kemanapun. Dari kerumah elisa dan hasilnya nihil karna marcel tidak menemukan siapapun disana,rumahnya terlihat sangat sunyi seperti sudah ditinggalkan sang pemilik lumayan lama. Terlihat dari debu yang lumayan banyak di lantai depan rumah itu.
Marcel sungguh frustasi dengan hilangnya elisa, sampai ia menyewa detektif handal untuk mencari keberadaan elisa. Tapi entah detektif itu yang bodoh atau keluarga elisa yang terlalu pintar untuk menyembunyikan identitasnya entah, mungkin marcel lebih memilih opsi kedua.
Marcel duduk di balkon kamarnya sambil memejamkan matanya membayangkan kenangan ia bersama gadis yang sangat ia cintai dan sekaligus meninggalkannya.
"Bela ." ujar marcel tiba-tiba.
Ia baru ingat sahabat gadisnya itu bela,ya bela ...bela pasti tau keberadaan elisa saat ini.
Marcel segera berdiri dari duduknya dengan tergesa-gesa ia harus segera menemui bela, kenapa ia baru kepikiran sekarang?bodoh.mungkin karena terlalu kabut mencari keberadaan elisa sampai ia tidak sempat berfikir jernih.
Marcel segera menaiki mobilnya menuju rumah bela dengan kecepatan tinggi walaupun banyak mobil mengelaksoni didrinya karna mengendarai mobil dengan kecepatan di atas rata-rata dan menerobos lampu merah ia tidak peduli yang terpenting sekarang adalah menemui bela.
Sesampai marcel di rumah bela marcel keluar dari mobil dengan sedikit berlari. Jangan tanya kenapa marcel tau rumah bela,karna dulu marcel pernah mengantarkan bela pulang bersama elisa saat pulang kerja kelompok di rumah elisa.
Tok....tok....tok....
Tok....tok....tok....
Tok....Ceklek.
"Sabar- sabar siapasih gak sabaran bang-
Marcel!!." ujar bela terkejut.
"Mau apa lu kesini?." tanya bela dingin.Marcel tertegun dengan ucapan dingin bela,karna sebelumnya bela yang ia kenal itu sangatlah ceria mudah senyum dan banyak bicara(bawel).tapi bela yang sekarang ia lihat...huft...mungkin bela juga membencinya sama seperti elisa. Marcel tersenyum miris,memang ia pantas untuk di benci.
Marcel menyingkirkan fikiran itu terlebih dahulu,ia teringat tujuan awalnya kemari untuk menanyakan keberadaan elisa.
"Bel,gua mau nanya sama lu tentang elisa." Ujar marcela dengan nada memohon.
Bela sudah menduga itu, kedatangan marcel kemari pasti untuk menanyakan keberadaan sahabatnya itu.
Bela menatap marcel dari atas sampai bawah.sampai sesekali meringis marcel terlihat sangat berantakan,badannya terlihat kurusan,rambutnya berantakan seperti tidak di sisir selama satu tahun dan lihatlah matanya sudah seperti panda,dan tubuh bulu-bulu halus di pipi sampai daguga.miris sekali marcel terlihat sangat tidak terurus.
Bela mencoba menormalkan lagi ekspresinya.
"Tunggu." ujar bela lalu masuk kembali kedalam rumahnya untuk mengambil sesuatu.Marcel menunggu bela keluar,ia masih menunggu bela di depan pintu dengan gelisa. Semoga bela memberi tau keberadaan elisa!.do'a marcel.
Bela keluar dari rumahnya dengan lengan yang memegang amplop entah berisi apa marcel tidak tau.
"Ikut gue!." ujar bela tanpa menatap ke arah marcel dan langsung berjalan terlebih dahulu dengan marcel yang mengekorinya di belakang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Elisa
Teen Fiction#MARCEL REVANDO SAMUEL #ELISA NAFEEZA AZZAHRA "Apa gua harus pergi dulu baru lu bisa ngehargain kehadiran gua?.apa sebelum bahagia harus merasakan sakit dulu?.apa dengan gua pergi bisa bikin Lo bahagia?.klo semua itu benar,gua bakal pergi dari lu ce...