19.terlambat

292 10 0
                                    

Sory for typo :)

"Aku tidak pernah melihatmu yang selalu berjuang untuku,aku mohon bangunlah sayang.marcel tidak bisa lagi menahan tangisnya.ia terus menangis pilu.
"Stay with me elisa.lanjut marcel.

Melihat gadisnya terbaring lemah di hadapannya,rasa bersalah itu tiba-tiba muncul kembali dalam diri marcel.

Ceklek.

"Ngapain lu ada di sini? Belum puas nyakitin dia? " ujar suara dingin saat pintu ruangan elisa terbuka.

Marcel melihat siapa orang yang sedang berdiri di ambang pintu sambil menatapnya tajam penuh kebencian, di lihatnya lengan pria itu mengepal seperti sedang manahan amarah. Tapi marcel tidak mengubris hal itu,ia kembali menatap wajah elisa yang terlihat begitu pucat seakan tidak ada darah sedikitpun di sana.

Terdengar suara derap kaki menghampiri marcel, tiba-tiba saja kerah baju marcel di tarik sehingga sang empunya langsung terangkat berdiri.

"Lu gak berhak ada di sini,apa sekarang lu udah gak punya muka MARCEL REVANDO SAMUEL". Ujar reno dengan suara menahan amarah,reno benar-benar merasa amarahnya memuncak saat melihat wajah orang yang membuat wanitanya seperti ini.

"Terus siapa yang berhak? Lu?". Jawab marcel santai sambil menaikan sebelah alisnya menantang.

Bugh...

Marcel terhuyung ke lantai rumah sakit yang dingin,tangannya menyentuh ujung bibirnya yang berdarah mungkin sobek setelah mendapat bogeman tak terduga dari reno.

"Bangsat ". Umpat marcel.

Marcel berdiri dan langsung menghantam reno balik dengan membabi buta.Reno pun tidak tinggal diam ,ia membalas pukulan marcel walaupun marcel terlihat lebih unggul darinya.

Ceklek.

"ASTAGA". Ujar seseorang di ambang pintu terkejut melihat dua orang yang sedang beradu jotos sambil menutup mulutnya dengan lengannya.
"Pah......cepet pisahin mereka berdua......". Ujar wanita setengah paruh baya itu khawatir.

Pergulatan merekapun berakhir setelah seorang lelaki setengah paruh baya itu memisahkannya.

"Hentikan-hentikan,apa yang kalian lakukan". Ujar lelaki setengah paruh baya itu.

Nafas mereka sama-sama memburu terlihat di mata kedua lelaki itu terdapat kilat amarah.wajah keduanya sudah tak berbentuk banyak lebam dan darah di sana, dan ada beberapa bagian yang sobek.

"Kalian ini seperti anak kecil saja, kalau mau bertengkar jangan di sini,ini rumah sakit.Kalian bisa mengganggu putri saya,APA KALIAN SUDAH BOSAN HIDUP HAH.lanjutnya dengan amarah.

"Maafkan saya om". Ujar marcel dan reno bersamaan.

Lelaki setengah paruh baya itu menghela nafas lelah.
"Pergi kalian dari sini,hanya mengganggu keadaan putri saya saja.Dan segera obati
luka-luka kalian itu,ck.seperti anak kecil saja,jika kalian berdua lelaki sejati selesaikan masalah dengan otak bukan dengan otot.Ejek indra,ya lelaki setengah paruh baya itu indra papah elisa dan wanita setengah paruh baya yang teriak tadi itu dilah mamah elisa.

Dilah sedah mengelusi rambut putrinya sayang sambil menatap wajah putrinya yang terlihat lebih tirus dan pucat,seperti mayat hidup.

flashback

Dilah sangat terpukul saat ia mendapat kabar dari bela sahabat elisa bahwa putrinya mengalami kecelakaan,bagai di sambar petir dilah benar-benar syok saat itu.dilah sampai pinsan saking syoknya mendengar kabar itu.setiap hari ia jalani dengan tangisan, hatinya terasa begitu sakit melihat buah hatinya terbaring lemah di ruan ICU. Apa lagi saat dokter bilang keadaannya kritis tangis dilah sudah tak terbendung lagi,ia merasa gagal menjadi seorang ibu karena tidak bisa menjaga sang putri. Bela sempat bilang padanya bahwa yang menolong eliaa dan membawanya kerumah sakit adalah reno, kalau tidak ada reno entah apa nanti yang akan terjadi karena keadaannya sedang hujan deras  dan jalannya begitu sepi.

ElisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang