23.Bimbang

186 10 1
                                    

"M-marcel?."

"Akhirnya aku nemuin kamu sayang."

Wajah Elisa terlihat sangat pucat menatap seseorang yang selama ini ia rindukan tengah berdiri di hadapannya.

Marcel menatap elisa dengan tatapan rindu yang sangat dalam,akhirnya ia bisa menemukan wanitannya setelah sekian lama.

Marcel mendorong elisa untuk memasuki kamar mandi lagi dan menutup pintunya.

Grep.

Tubuh elisa menegang menerima tindakan dadakan marcel memeluknya dengan erat.

"Aku sangat merindukan kamu sayang."

Elisa terpaku dengan perkataan Marcel,tapi tiba-tiba saja elisa teringat eryk.

"Tidak, aku tidak boleh seperti ini.elisa ingat ada eryk sekarang yang selalu ada untukmu selama ini."batin elisa.

"Lepas."ucap elisa dingin.

"Tidak,aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi."marcel makin mengeratkan pelukannya pada elisa.

"Aku bilang lepas."

Elisa mencoba sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari marcel.tapi hasilnya nihil, tenaganya tidak sebanding dengan tenaga marcel yang jauh lebih kuat darinya.elisapun hanya bisa pasrah.

Setelah menguras waktu cukup lama marcelpun melepas pelukan keduanya.lengannya menggenggam lengan elisa.

"El,ku mohon maafkan aku.aku menyesal."

Elisa menatap marcel tepat di matanya.

"Terlambat."

Jleb...

Hati marcel terasa sakit mendengar jawaban yang elisa berikan.

"Kamu tau?,seberapa dalam luka yang kamu kasih sama aku."air mata elisapun tak bisa di bendung lagi.
"Apa kamu tau?gimana hari-hari yang aku jalani saat itu,saat pacar aku sendiri ngga percaya sama aku."lanjut elisa masih menatap mata marcel dalam, dengan tatapan penuh luka.
"Aku kecewa sama orang yang selalu aku percayai tapi gak pernah percaya sama aku,sama sekali seberapa besar aku buktiin ke kamu kalo aku gak seperti apa yang kamu dengar dari wanita itu.heh...tapi itu semua hanya angin lewat buat kamu.

Marcel hanya diam menatap elisa dengan raut penysalan.ia sangat menyesal, andai waktu bisa ia putar kembali.tapi itu semua hanyalah andai.

"Maaf."ucap marcel sambil menunduk ia tidak bisa melihat wajah teluka elisa.tanpa di sadari air mata marcelpun menetes.melihat elisa seperti ini iapun merasakan sakit.

Elisa melepaskan genggaman lengan marcel.

Marcelpun sontak langsung menatap elisa dengan raut khawatir.ia tak mau wanitanya pergi lagi darinya.

"Aku harus pergi."ucap elisa dan segera berjalan menuju pintu toilet.

Marcel ingin menahan elisa tapi elisa begitu cepat.

"Shit,aku gak akan pernah melepaskan kamu el,kamu hanya milikku dan akan selamanya menjadi miliku.setidaknya aku tau keberadaan kamu sekarang"ujar marcel marah.

Ia tau bahwa elisa ingin menemui pria yang bersamanya tadi, karena marsel sudah memantau elisa semenjak elisa dan lelaki itu baru memasuki restoran.

Ia sempat terkejut dan merasa sangat senang wanita yang selama ini ia cari akhirnya ketemu juga.tapi tatapannya berubah merah saat melihat orang yang berani menggandeng lengan elisanya.

Marcel cepat-cepat jalan ingin menyusul elisa, tapi ia telat elisanya sudah tidak ada.

"Sial,aku terlambat."marah marcel.

Marcel merogoh saku celananya mengeluarkan handphone yang berlogo apel yang Saudah di gigit setengah.

"Halo tuan."sapa orang di sebrang sana.

"Cepat cari tahu tentang elisa ia ada di sini.

"Baik tuan."jawab orang di sebrang sana.

Marcel langsung mematikan sambungan teleponya dan memasukan handphonenya kembali kedalam saku.

"Aku akan menemukanmu el,dan membawamu bersamaku."ujar marcel.

_______

Saat sudah sampai di rumahnya elisapun menatap eryk yang ada di sampingnya.

"Makasih ya ryk buat malam ini,maaf tadi minta pulang cepet-cepet."ujar ellisa tak enak.

Eryk tersenyum padanya dan mengusap sebelah pipi elisa yang lembut.

"Ngga papa lain kali kita bisa keluar bareng lagi."

Elisapun membalas senyuman eryk.
"Makasih udah ngertiin aku."

"Sama-sama sayang."

Deg.

Entahlah, rasanya elisa tidak menyukai panggilan yang eryk berikan.rasanya berbeda.

"Yaudah kamu pulang hati-hati jangan ngebut."

"Baik tuan putri."

Elisapun keluar dari mobil eryk dan berdiri menatap kepergian mobil eryk.

"Huh...

Elisa menghela nafas lelah dan berjalan memasuki gerbang rumahnya.

"Assalamualaikum bi."

"Wa'alaikum salam.eh bin elisa sudah pulangtoh."

"Iya bi,bi el langsung ke kamar aja ya soalnya el capek banget hari ini.badan el pada pegel.

"Non mau bibi pijitin?." Tawar bi mimin.

"Engga usah bi el cuma butuh rebahan aja kok."jawab elisa sambil tersenyum.

"Baik non kalo gitu,non mau bibi siapin air anget.

"Boleh deh bi."

"Yawes bibi siapin dulu."

Elisapun lanjut berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Sesampai di kamarnya iapun langsung menjatuhkan diri ke atas kasur dengan posisi terlentang menatap langit-langit kamarnya.

Diam cukup lama menatap satu titik tiba-tiba saja air matanya mengalir melalui ujung matanya.ia memejamkan mata mengingat kejadian tadi saat pertemuannya dengan marcel di restoran.

Elisa tak mau munafik,jujur ia masih mencintai lelaki itu sangat tapi di satu sisi ia juga sangat membencinya,mungkin lebih tepatnya kecewa entah kenapa Elisa tidak bisa membenci marcel.

"Kenapa kamu harus datang lagi cel,setelah sekian lama aku coba buat hilangin perasaan ini.tapi kamu malah hadir buat aku makin susah buat lupain kamu. Kenapa kamu hadir lagi saat aku coba membuka hati aku buat orang lain,kenapa hiks...

Di lain tempat seorang lelaki tengah duduk sambil meminum secangkir kopi di balkon kamarnya.sambil mengingat peristiwa tadi saat di restoran.

Ia mengambil handphone nya yang berdering di atas meja kecil di sisi kursinya.

"Bagaimana?."tanyanya dingin.

"Saya sudah mengetahui informasi tentang nyonya elisa tuan,ia tinggal di kota paris bersama seorang wanita sepertinya asisten rumah tangga umurnya sekitar 30an tuan.

"Kerja bagus."ujar marcel tegas.

Tut.

Marcel langsung memutuskan sambungan teleponnya tanpa menunggu balasan dari lawan bicaranya.

"Aku akan datang el,tunggu aku."ujar suara Brington Marcel.

Akirnyaaaaaa................... Menurut kalian apa Elisa bakalan mau memaafkan Marcel🤔


Maaf banget part ini sedikit 🙏

Jangan lupa vote dan sarannya ya guys😘😘

Follow IG aku juga
@hnyyyy_03

Typo bertebaran:#:#
















ElisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang