Latihan

1.1K 81 4
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi , seperti biasanya seluruh siswa berhamburan keluar dari kelas masing masing.

Lain halnya dengan Nara, ketika semua orang sibuk berkemas untuk pulang, ia malah masih bediam diri duduk manis di bangkunya.

" Nar... pulang yuk... ngapain lo masih duduk santuy begini ?" tegur Feli.

Nara hanya menatap kedua sahabatnya itu dengan datar.

" Kalian duluan aja ..." singkat Nara.

Mendengar jawaban itu tentu Feli dan Thalia mengira bahwa Nara sedang badmood dengan mereka .

" Kok lo gitu Nar.... ?" Thalia memegang bahu Nara lembut.

" Lo badmood ya sama kami ?" Feli bertanya serius.

Nara terkekeh dengan pertanyaan Feli. Dia tidak menyangka bahwa Feli dan Thalia mengira bahwa dia sedang Badmood.

" BADMOOD ? Hahhaha kalian ini ada ada aja... gue ngak badmood , gue cuma mau latihan nari aja ..." kata Nara.

"Ohhh latihann...." Feli dan Thalia merasa lega karena ternyata Nara tidak sedang badmood.

" Iya.... makanya gue masih stay disini" .

" Kami bakalan nemenin lo ya " usul Thalia dan diangguki Feli.

Karena tidak setuju, Nara menggeleng gelengkan kepalanya. Karena dia merasa merepotkan.

" Ngak usah.... kalian ngak usah nemenin gue ..." tolak Nara halus.

" Kenapa...? kita kan udah sahabatan dari dulu... masa ngak nemenin sih!" Feli mengerutkan keningnya.

" Ya ngak usah aja keles... udah gih sana pulang... ke rumah masing masing " suruh Nara.

" Lo yakin Nar....?" tanya Thalia sekali lagi.

" Iya gue yakin... cepet aja pulangnya ntar dicariin lo !" suruh Nara.

" Yaudah ... lo hati hati ya Nar..., jangan ngelamun... disini banyak setannya " pesan Feli.

Bulu kuduk Nara merinding setelah mendengar kata kata itu.

" Duh... lo jangan nakutin gitu dong !" omelnya.

" Ya maap " tawa Feli.

Nara menatap kedua punggung sahabatnya itu dan tersenyum.
Sekolah benar benar sepi sekarang.

Tidak ada satupun siswa dan hanya tersisa penjaga sekolah yang sedang bersih bersih.

Nara berjalan ke lapangan basket yanf terletak di pojok paling belakang sekolah.

Ia mulai menghidupkan musik dari smartphone tuanya.

Perlahan musik mengalun, Nara mencoba dengan kaki terlebih dahulu.

Ternyata tidak seperti yang ia bayangkan, menari itu ternyata sulit baginya.

Keringat mulai membasahi wajahnya. Untuk satu gerakan saja butuh waktu 1 jam untuk dia mempraktekkan dan menghafalnya mengingat dia seorang pelupa.

" Aduhh.... dari tadi gue latihan, masih satu gerakan itu itu aja... kapan gue mau bisanya nih! pentas seni itu tinggal 7 hari lagi " keluh Nara yang mulai ngos ngosan.

" Ternyata nari ini susah juga ya, mungkin gue kualat gara gara gue pernah nertawain orang yang lagi Nari " ucapnya menyesal.

Tubuh gempalnya merasa kelelahan padahal dia tadi baru saja istirahat. Begitu seterusnya hingga akhirnya ia menelentangkan tubuh jumbo itu di tengah lapangan.

" Ternyata tidak seperti yang gue bayangkan !" ucapnya perlahan.

Andrea yang hendak latihan bermain basket itu terkejut melihat Nara yang masih belum pulang.

" Dia ternyata sedang berjuang...
sungguh luarbiasa, semoga saja dia bisa menampilkan yang terbaik " senyum Andrea lepas.

Ia kemudian mengambil kamera yang berada di dalam tas dan mulai memotret kegiatan Nara.

Ia tersenyum melihat hasilnya dan dengan cepat ia kembali memasukkan kamera itu ke tasnya.

" Heh lagi ngapain lo ? serius amat ?" Raigan menepuk bahu Andrea.

Raigan menoleh kearah pandangan Andrea dan mendapati Nara sedang berusaha sekuat tenanganya.

" Dia unik !" ucap Raigan.

" Bener.... kayaknya dia emang ambisi banget haha" Andrea mencairkan suasana.

" Semoga penampilanya nanti tidak mengecewakan hasil " doa Raigan.

" Gua harep gitu " .

" Yok kita latian di tempat lain aja, ngak usah ganggu dia... kasian" ajak Raigan dan Andrea mengangguk tanda setuju.

My girlfriend is fat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang