Hadiah untuk Andrea

1.9K 133 2
                                    

Malam itu Nara terlihat sangat gelisah karena hadiah ulang tahun Andrea belum mampu juga dia berikan selama ini padahal ulang tahun Andrea sudah dua hari yang lalu.

Alasannya karena dia masih belum menemukan cara dan waktu yang tepat untuk memberikan hadiah itu kepada Andrea.

Matanya yang sudah mengantuk tidak pernah berhenti melirik kotak kecil itu. Pikirannya seolah olah diganjalkan olehnya.

" Duh.... kenapa gue gelisah gini ya ?" ucapnya sembari duduk diatas kasur.

Matanya tak henti melihat kearah kado itu.

Deg !

" Kado itu bener bener nyiksa gue !"

" Tapi kenapa gue ngak bisa ngasihnya ke Andrea ?"

" Aduhh bingung banget deh gue sekarang !"

" Apa yang bakalan gue lakuin ?"

" Beriin !"

" Enggak !"

" Beriin ! "

" Enggak ! "

" Aduhh.... kenapa sih susah banget ..... " Nara mengacak acak rambut pendek sebahunya itu.

" Mmmm gue beriin aja deh...
tapi " Nara tiba tiba kembali murung setelah mengucapkan kata kata tapi.

" Gimana cara ngasihnya ya ?" ucapnya sembari berfikir keras.

" Hadeuh... kan susah amat !" ia pun memeluk guling nya sembari terus berpikir cara untuk memberikan hadiah itu.

" Ah daripada gue mikirin itu mulu,mending gue baca bentar novel itu " ucapnya sembari meraih Novel My Girlfriend is a Fat dari atas meja.

Sunny sangat bingung bagaimana cara memberikan hadiah ulang tahun untuk Kyung seok.
Sunny terus mondar mandir di dalam kamarnya sembari terus berfikir.
Akhirnya dia menemukan sebuah titik terang.
" Ah iya, aku akan berikan hadiah ini langsung nantinya waktu pulang sekolah di tempat parkir " batinnya.
Namun ia bingung bagaimana cara memberikannya.
Akhirnya dia berlatih untuk memberikan hadiah.


Nara menyudahi bacaannya karena novel itu, dia sekarang mendapatkan ide cemerlang.

" Wah... novel ini benar benar ajaib, dia bisa menunjukkanku cara untuk memberikan hadiah kepada orang tercinta " Senyumnya merekah.

" Tapi kenapa isi novel ini benar benar sama dengan hidupku ? apakah nanti takdir ku akan happy ending seperti novel ini ?"
katanya heran.

Ia mulai menurunkan badan gempalnya dengan susah payah dari tempat tidur.

Perlahan tapi pasti, dia mulai belajar cara memberikannya.

" Ekhem..... baik lah... ayo Nara semangat " ia menyemangati diri sendiri dan mulai berlatih.

" Mmmm ... Andrea, ini aku ada...
mmm anu ... Mmmm " Nara benar benar gugup.

" Aduh kenapa sih gue gugup gini, tinggal kasih aja kok susah amat !" umpatnya sambil mondar mandir.

" Oke oke... kali ini gue bakalan serius , se serius seriusnya !" tekadnya menggebu gebu dan kembali mencoba.

" And... Tunggu , Aku mencintaimu " sontak saja Nara langsung menutup mulutnya yang tiba tiba keceplosan.

" Ya Tuhan.... jangan sampai keceplosan nanti, haduhh... gue bakalan ulangi lagi " menarik nafas dalam.

Sudah berapa kali dia mencoba untuk latihan, tapi hasilnya masih nihil.

" Kenapa sih masih gagal ! padahal kan gue cuma mau ngasih kado itu !" keningnya mulai berkerut.

" Kali ini yang terakhir, dan gue harus bisa ! kalo ngak bisa kadonya ngak bakalan jadi gue kasih " Nara mulai konsentrasi.

" And... selamat ulang tahun ya, dan ini untuk lo " katanya dengan raut wajah serius.

" Ahhhhaaaa... kali ini berhasil !" Nara tersenyum lepas.

" Gitu kek dari tadi, kan gue bisa tidur nyenyak sekarang " ia meraih selimut dan tidur dengan pulas.

••••
Bel pulang sekolah berbunyi Nara sudah tidak sabar untuk memberikan hadiah itu kepada Andrea.

Andrea berjalan lebih dulu dari teman teman nya menuju parkir.

Suasana parkir motor yang masih sepi membuat niat Nara semakin menggebu gebu.

Dia dan kedua sahabatnya memandangi Andrea yang sudah menaiki motornya.

" Ayo Nar, cepetan .... ntar dia pergi lagi !" Thalia dan Feli mendorongnya.

Tanpa aba aba dan pikir panjang lagi, Nara berjalan perlahan.

" And.... tunggu !" panggilnya dengan suara lembut.

Andrea langsung menoleh kearah sumber suara dan tampaklah Nara dengan tubuh gempalnya.

" Eh elo, ada apa ? " tanya Andrea.

" And, selamat ulang tahun ya... dan ini hadiah buat lo !" Nara memberikan kado kecil itu kepada Andrea.

Andrea langsung menerima kadonya. Sementara itu Nara tidak kuat berdiri terlalu lama didekatnya karena wajahnya bisa memerah.

Dia memilih untuk langsung pergi daripada dia akan malu.

" Nara Tunggu !" panggilnya.

Nara menoleh dengan rasa yang benar benar malu.

" Makasih ya..." Andrea tersenyum lebar dan mengedipkan sebelah matanya kepada Nara.

Sontak saja Nara langsing menunduk dan tak kuat memandangnya.

Dia langsung pergi meninggalkan Andrea.

" Gimana berhasil ngak ?" tanya Feli.

" Ya berhasil dong " Nara mulai sombong.

" Kenapa wajah lo merah gitu ?"

" Dia tadi senyum terus ngedipin matanya ke gue...." Nara langsung riang.

" Wah... hebat banget lo Nar" puji Thalia.

" Ya iya dong... gue " .

Setibanya di rumah Nara langsung pergi ke tepi sungai yang sangat indah.

Kali ini persaannya sangat bahagia dan dia berjoget joget disana.

" UHU..... GUE BERHASIL !" teriaknya.

Writernim: Arifa

My girlfriend is fat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang