Bel istirahat berbunyi seperti biasa, seluruh siswa siswi berhamburan keluar kelas untuk melepas penat sejenak setelah beberapa jam belajar.
" Kantin yuk !" ajak Thalia kepada kedua sahabatnya.
" Ayuk !" Feli setuju lalu berdiri dari tempat duduknya.
Lain hal dengan dua orang sahabatnya, Nara masih diam di tempat duduknya.
" Lah , kenapa lo masih diam disini ?" kening Feli berkerut.
" Gue males ke kantin " cemberut Nara.
" Kok males sih.... kan elo yang biasanya ngabisin 5 mangkok bakso " ungkap Thalia.
" Ya gue lagi males aja...."
" Trus kita mau ngapain ?" tanya Thalia.
" Gimana kalo kita ke perpustakaan aja " usul Nara dengan mata berbinar.
" Perpus ? ngapain kita kesana " ujar Feli.
" Baca buku !" singkat Nara.
" Aduh.... baca buku , ahhh males gue Nar !" Thalia menolak.
" Ayolah please... gue mau minjem buku buat dibaca nih " pinta Nara.
" Hadeuh.... males banget gue sebenarnya tapi demi lo apapun kami lakuin !" ucap Feli.
" Karena kita bertiga best friend forever !" sahut Thalia sambil merangkul kedua sahabatnya.
" Nah... ini baru namanya sahabat gue....".
Mereka bertiga pun berjalan menuju perpustakaan.
Tak lama kemudian mereka pun sampai di tempat yang di tuju, lalu melepas alas kaki dan segera masuk.
Suasana hening menyelimuti perpustakaan itu, semua siswa yang ada disana hanyut dalam situasi buku yang mereka baca.
Untuk menunggu Nara memilih milih buku, Feli dan Thalia memilih untuk duduk di meja baca.
" Tumben tumbenan tu anak rajin ke perpus ?" omong Thalia.
" Lah.... itu yang gue heranin ! apa mungkin dia mencari sesuatu disana !" sahut Feli.
" Mungkin...."
Sementara itu Nara bingung buku apa yang akan dia pilih untuk dibaca.
Dilihatnya satu persatu buku yang ada di lemari itu namun tidak ada yang menarik.
Ia pun beralih pada lemari selanjutnya, namun hasilnya tetap nihil.
Nara berjalan menyusuri lemari demi lemari di perpustakaan itu.
Deg !
Tiba tiba jantung Nara berdebar kencang melihat Andrea yang sedang melihat lihat buku di salah satu lemari.
" Hah..... andrea ada di sini !" batin Nara dan ia pun tidak jadi melihat buku di lemari itu dan memilih untuk pergi ke lemari lain.
" Ya ampun.... dia tambah ganteng aja pas ke perpus...." ucap Nara sembari memanyunkan bibir dan tangannya mengelus elus dada.
" Uuuhh daripada berdebar mulu, mending gue cari buku lagi deh !" ucapnya sembari melihat lihat.
Nara terus melayangkan pandangan demi pandangan untuk mencari buku yang sesuai.
Pandangannya pun berhenti pada lemari paling atas." Ahh.... kayaknya buku itu menarik deh !" ujarnya sembari berjingkit untuk mengambilnya.
Namun sayang, buku itu terlalu tinggi untuk digapainya.
" Aduh... sudah amat deh ngambil bukunya !" umpatnya sembari terus berusaha.
Ketika Nara masih berjuang, sebuah tangan juga ikut menggapai buku itu.
Nara yang tadinya hanya fokus menghadap keatas , kini terpaku melihat Andrea yang menolongnya mengambil buku itu.
Deg deg deg deg....
Bak dikejar anjing, jantung Nara berdetak dua kali lebih cepat." Oh Tuhan.... inikah keberuntungan ku ? dia mengambilkan buku itu untukku.... apa dia memang menyukai ku ?" batin Nara yang tak pernah berhenti berkata.
" Ini buku yang lo inginkan kan?" tanya Andrea sembari mengangkat alisnya.
Bagaikan orang yang bisu seketika, Nara tak mampu berbicara apapaun.
Dia hanya mampu mengangguk sembari melotot kearah Andrea dengan perasaan cinta yang bertambah.
" Ini bukunya " Andrea memberikan buku itu ke tangan Nara lalu pergi.
" Oh ya Tuhan.... apa yang terjadi?"
" Ohh.... dia baik banget dan gue harus kasih tau Thalia sama Feli" Nara segera berlari menghampiri kedua sahabatnya.
" Woi...." sapa Nara kepada kedua sahabatnya yang asik bercanda.
" Apaan Nar ? lo udah selesai nyari bukunya ?" tanya Feli.
" Udah dong...." balas Nara dengan nada lebay.
" Kalo udah, yuk keluar !" ajak Thalia.
" Eh tunggu dulu !" geleng Nara.
" Apaan lagi si ?" kening Feli berkerut.
" Kalian tau ngak, siapa yang ngambilin buku ini tadi ?" .
Enggak ! emang kenapa ?
Geleng Thalia dan Feli kompak." Yeah... kampret... bilang tau kek" Nara cemberut.
" Kan lo ngak ngasih tau, gimana kami bisa tau ?".
" Hehehe bener juga ya ..." Nara tersenyum.
" Cepetan kasih tau kami !" Thalia tidak sabaran.
" Tadi yang ngambilin buku ini buat gue itu Andrea ...."
Hah .... Andrea ?
" Iya...."
" Kok bisa sih ?"
" Gue juga ngak tau , kenapa dia nolongin gue "
" Mungkin dia naksir lo kali ?" gumam Thalia.
" Ah bener juga, mungkin dia naksir sama gue tapi dia malu malu .... " Nara ikut percaya.
" Kalo dia beneran suka maka...."
Feli memancing.AAAAWWWWWW .....
BAKALAN PACARAN DEH !teriakan mereka bertiga pun memenuhi seluruh perpustakaan dan membuat seluruh pembaca jadi risih.
" HEY KALIAN BERTIGA ! TOLONG DIAM !" tegur penjaga pusataka.
Nara dan gengnya hanya mengangguk angguk.
Tiba tiba.....
" Eh Nar, liat tuh Andrea !" kata Thalia sembari menunjuk Andrea yang tengah menolong seorang siswi lain mengambil buku yang terletak diatas lemari tertinggi.
Nara terkejut bukan main, dia langsung menganga dan shock terhadap hal yang diperbuat Andrea.
Dia hanya bisa membatu menyaksikan Andrea yang juga melakukan hal yang sama.
" Lo yang sabar ya Nar.... " Feli menepuk nepuk bahunya.
Writernim : Arifa
KAMU SEDANG MEMBACA
My girlfriend is fat [END]
Fiksi Remaja(Harap Follow dulu sebelum membaca, tolong hargai author yang sudah lelah membuat cerinta ini demi kalian ) Nara, seorang gadis SMA yang bertubuh gempal, kulit hitam, dan rambut pendek menyukai seorang Andrea yang merupakan most wanted boys di seko...