With You

639 58 6
                                    

Betapa bahagianya Raigan ketika cintanya diterima Nara. Sungguh adalah hal yang tak bisa ia ungkapkan dengan kata kata.

Gadis cantik itu sekarang adalah miliknya dan ia tidak akan membiarkan siapapun untuk menyakiti dan melukainya.

Laki laki itu sekarang tengah duduk di rooftop sembari menikmati hawa angin malam yang berhembus menyibak rambutnya.

Merasa ada yang kurang dengan hubunganya Raigan sedikit berfikir.

" Hmmmm.... rasanya ngak sero neh kalo hubungan gua sama Nara ngak dirayain !" gumamnya.

" Ahh... gimana kalo gua ngerayainnya besok ! ntar Andrea juga gua bawa haha biar nyadar tu anak buat punya pacar".

Untuk melancarkan rencananya, Raigan bergegas berlari menuju kamarnya untuk mengambil hp dan mulai memberi tahu 2 orang itu lewat telepon.

" Halo Nar.... besok lo bakal gua jemput sepulang sekolah, dan... inget ya, harus siap !" telfon Raigan.

" Kemana ?" tanya Nara bingung.

" Kemana aja boleh... dahh..." Raigan segera menutup panggilannya dan beralih mengetik nomor Andrea.

" And.... " seru Raigan.

" Apa ! " ketus Andrea yang sedang galau itu.

" Yaelah... gitu amat si lo ! Oh iya, gua cuma mau ngabarin besok gua bakal ngadain party dan lo harus ikut !".

" Party aapaan ?" Andrea tidak mengerti dengan omongan sahabatnya itu.

" Ahh... lo liat aja nanti, dan gua harap lo dateng duluan hahah, ntar gua bakalan share loc kok...hahah ..." tawanya sambil menutup telfon.

" Woi tapi... Tap... ahhh kampret dah tu anak !" kesal Andrea ketika mendapati Raigan memutus sambungannya.

••••

Esok pun datang, Raigan memenuhi janjinya menjemput Nara sepulang sekolah dengan motor sport.

" Kita mau kemana gan ?" tanya Nara yang tidak mengerti jalan pikiran pacarnya.

" Ahhh... ntar lo juga bakalan tau hehhe..." Raigan cengengesan, tangannya tiba tiba meraih kedua tangan Nara untuk memeluk pinggangnya.

Nara hanya bisa menghembuskan nafas kasar dengan sikap Raigan yang terlalu aneh setelah menjadi pacarnya.

Beberapa waktu kemudian sampailah sepasang kekasih itu pada sebuah danau yang indah.

Nara dan Raigan berjalan terus hingga mereka bertemu seseorang yang mereka temui ketika di lapangan basket waktu itu.

Darah Nara dan Andrea seolah mengalir tak terkendali. Jantung mereka pun berdebar tidak teratur, mata mereka saling melotot mendapati kenyataan pahit ini.

" ELO ?"

" KOK BISA SIH GAN ?".

Melihat ekspresi aneh kedua insan itu Raigan malah tersenyum.

" Ehh... kalian kok kayak temen lama yang baru ketemu setelah bertahun tahun seh ?" ucapnya sambil merangkul Nara dan Andrea.

Sementara itu diantara rangkulan Raigan, Andrea dan Nara tak henti hentinya saling tatap.

" Kok Raigan malah bawa Nara sih... ini bikin gua sakit hati aja.. apa dia mau gua jadi obat nyamuk disini ? laknat emang tu anak !" batin Andrea.

" Duhh.... Raigan malah bawa bawa Andrea segala lagi... kan gue ngak enak banget kalo ada dia... Ahhh... emang kutu kupret nih orang !" monolog Nara.

" Ahh... udah, sekarang kita bertiga nikmatin pemandangan disini aja yok hahah kan bagus banget nih , bentar lagi bakal ada Sun set !" ajak Raigan lalu laki laki itu melepaskan rangkulannya dan mulai berjalan kearah sebuah batang kayu yang tumbang lalu duduk.

Nara dan Andrea yang masih saling tatap itu berjalan perlahan kemudian masing masing duduk diatara Raigan.

" Wahhh ..... bentar lagi matahari turun nih.... kalian tunggu bentar ya !" Raigan berlari secepat kilat entah kemana.

Dan sekarang hanya tinggal mereka berdua disana.

Canggung dan Hening !

Itulah yang dirasakan mereka.
Nara tidak mampu menatap Andrea dan lebih memilih untuk menunduk menyaksikan rerumputan liar nan halus tumbuh diatas tanah.

Namun sebaliknya dengan Andrea. Dia menatap Nara lekat.
Cantik ! itulah kesan pertama ketika melihat wajah itu tersapu sinar lembut mentari disore hari yang cerah.

" Nar... baru kali ini gua berada benar benar sangat dekat sama lo ! dan rasanya gua ingin meluk lo disaat saat seperti ini, namun sayang lo udah punya sahabat gua " batin Andrea sembari meneguk ludahnya dalam.

Perlahan ia mencoba untuk memulai percakapan dengan Nara.

" Lo beruntung punya pacar kayak Raigan ...." lirihan Andrea membuat Nara mendongkakkan kepalanya dan menatap Andrea sendu seolah orang yang disampingnya itu mendukung hubungannya hingga membuat Nara menanggapi itu dengan kebohongan.

" Iya... gue ngerasa jadi cewek paling beruntung sedunia !" Nara tersenyum pahit sembari sesekali menatap kearah depan.

" Hahah... dia juga beruntung punya gadis kayak lo ... " tambah Andrea dengan tertawa kecil.

" Hahha... makasih... tapi sebelum sama Raigan gue pernah suka sama seseorang yang udah lama gue kagumi, tapi ya... entahlah .... Hahaha " Nara mulai meluapkan isi hatinya.

" Wahhh.... siapa tuh , siapa tau gua kenal kan ? kan gua anak gangster !" tanya Andrea.

" Dia.... Mmmm dddia..... " belum selesai Nara berbicara mereka malah dikejutkan oleh suara Raigan.

" WAHHH .... BARU BENTAR DITINGGAL UDAH AKRAB AJA NIH KALIAN HAHAH " tawanya sambil kembali duduk diantara mereka berdua.

" Balik mana lo ? lama amat !" tanya Andrea.

" Hahha... gua balik ambil.... INI!" Raigan memperlihatkan sekuntum bunga liar bewarna Orange seperti matahari terbenam yang sangat indah.

" Wahhh.... bunga apaan tuh ! ngak pernah liat gua " Andrea mengambil bunga itu dari tangan Raigan.

Raigan dengan sigap mengambilnya kembali.

" Ehhh maen ambil ambil aja lo ! ini tu bunga yang gua ambil diujung sana tadi dan... kalo diletakin disini....." Raigan menyempilkan bunga itu di telinga Nara membuat dia tambah cantik bak bidadari.

WAHHH....

Spontan mereka mengujarkan kekaguman terhadap Nara. Nara yang mengetahui itu langsung malu malu.

"Wahh lo bener bener bukan kayak manusia Nar... gua tambah cinta sama lo ...." Raigan memeluk Nara erat dan Nara hanya bisa pasrah sambil memandang Andrea nanar.

Andrea hanya bisa memalingkan wajahnya melihat itu karena takut nanti hatinya tambah sakit.

"Sial nih, gua emang jadi obat nyamuk njir ".

" WOI ! KAPAN LO NGELEPAS MASA JOMBLO LO ?" teriak Raigan.

" Entar gua bakalan cari " pukas Andrea.

Nara yang mendengar itu langsung membulatkan mata tidak peracaya.

Writernim: Arifa

My girlfriend is fat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang