WOW....

1.3K 110 46
                                    

Sore itu Raigan tengah berada di rumah Nara untuk menjemputnya untuk membawanya ke suatu tempat.

" Nar... cepetan, lama amat lo !" Raigan berani berteriak karena di rumah hanya ada mereka berdua.

" Nunggu bentar napa si ? gue lagi ganti baju nih !" omel Nara dari dalam kamar.

" Ganti baju mulu dari tadi, dasar lemot lo !" ketus Raigan sembari melihat hpnya.

Beberapa saat kemudian, Nara keluar dari kamarnya dan menghampiri Raigan.

" Woi... ! maen hape mulu kerjaan lo !" Nara mengacak rambut Raigan gemas.

" Ehhh rambut gua ...! " Raigan merengek karena dari tadi dia sudah berusaha menjaga agar rambutnya tidak acak acakan, kini malah Nara sendiri yang membuat rambutnya seperti itu.

" Ya maap... bentar, gue ambilin cermin dulu deh !" Nara hendak berlari ke kamarnya untuk mengambil cermin.

Tiba tiba Raigan memegangi tangannya.

" Ngak usah, gua cuma pinjam mata lo aja deh !" tukas Raigan.

" APA ! LO MAU MINJEM MATA GUE ! ENAK AJA ! LO PIKIR MATA GUE BISA DICOPOT KAYAK SPONGEBOB !" ucap Nara polos.

Raigan hanya bisa terkekeh melihat kepolosan orang yang dia sukai itu.

Tangannya kembali menarik Nara agar berlutut di depan dia duduk sekarang.

Nara hanya bisa pasrah dengan apa yang Raigan lakukan. Raigan menatap mata Nara intens sembari menata rambutnya hingga rapi kembali.

Hati Nara bergetar mendapati wajah mereka yang sangat dekat sekarang. Rasa canggung dalam diam meledak ledak dalam dirinya.

" Nahh... ini yang gua maksud..." gelak Raigan setelah selesai memperbaiki Rambutnya dan kemudian menjauhkan wajahnya dari wajah Nara.

Nara memegang dadanya seperti seseorang yang sakit jantung.

" Lo kenapa ! Sakit jantung ?" goda Raigan.

" Ngakk... jantung gue serasa mau copot aja ..." balas Nara.

" Hahha lo suka ya sama gua ?" ucap Raigan dengan terbahak.

Pipi Nara tiba tiba bersemu malu, entah apa yang dia rasakan sekarang, apa itu cinta atau ...... Ah.. sudahlah, Author males ngetik, biar kalian tambah kepo aja ntar.

" Udah ahh... yok kita pergi, ntar kesorean lagi !" Nara mengalihkan topik pembicaraan. Karena kalau dia masih dalam topik itu, mungkin tidak akan ada hal lagi yang bisa membuat mulutnya bergerak.

" Ayok..." Raigan berlari memasuki mobil seperti anak anak.

" Kesambet apa... dah tu anak ! semangat bet kayaknya " batin Nara.

••••

Raigan memakirkan mobilnya pada suatu tempat yang memang tidak pernah Nara kunjungi dalam hidupnya.

" Nah... udah nyampe nih... Yok turun !" ajar Raigan.

" Lo ngapain bawa gue kesini ?" bisik Nara heboh.

Raigan menghela nafasnya pelan sebelum menjawab pertanyaan Nara.

" Gua ada urusan dan lo ngak usah banyak tanya, yuk masuk !" ajak Raigan.

Dengan terpaksa , Nara pun mengikuti apa yang Raigan ucapkan. Dia pun mulai memasuki tempat itu dengan ekspresi aneh.

Matanya pun terus berputar melihat penampakan ruangan itu dan memberi isyarat seolah bertanya kepada Raigan yang sedang berbicara dengan seseorang yang tampaknya adalah staf tempat itu.

" Ayo... ikut saya sekarang...." ucap salah seorang kepada Nara.

Nara menoleh ke Raigan.

" Lo ikut aja...." Raigan mengangguk seolah menyuruh.

"Oke..." angguk Nara tidak mengerti dengan rencana Raigan.

Setelah Nara berlalu bersama seseorang tadi, Raigan pun duduk di salah satu kursi yang telah disediakan khusus untuknya sembari membaca sebuah koran.

" Bentar lagi rencana gua berhasil Nar...." Raigan tersenyum simpul.

2 jam kemudian....

Nara yang sekarang telah berubah, stylenya sangat sangat luarbiasa, kulitnya glowing, rambutnya sudah tertata rapi dan tidak tetlihat dekil lagi.

Dia menganga melihat dirinya sendiri didalam cermin. Air matanya berlinang karena dia tak kuasa menahan haru.

Ternyata dirinya jauh lebih cantik daripada gadis lainnya. Namun karena dia tidak mengetahuinya saja.

Staf salon yang meriasnya tersenyum melihat reaksi Nara.

" Apakah ini benar benar aku ?" Nara memegangi cermin yang melukiskan dirinya.

" Itu benar kamu.... lihatlah, kamu sangat cantik..." ucap Staf.

" Ohhh... apa ini maksud Raigan membawaku kesini ?".

" Iya... tuan Raigan memang ingin membuatmu menunjukkan dirimu yang asli ke orang orang Nara..." ucapnya.

" Kenapa kamu tau namaku ?" Nara heran, karena dia tidak pernah mengenal staf itu.

" Tuan Raiganlah yang mengatakannya kepadaku, tempat ini milikknya " jawab staf.

" Dia terlalu baik ..." lirih Nara pelan.

Nara berjalan keluar ruangan dengan penampilan yang berbeda. Dia terlihat sangat cantik menggunakan gaun selutut serta riasan pada dirinya.

Sementara Raigan tengah tertidur diatas kursi, karena terlalu lama menunggu.

" Gan.... " Nara menggoncangkan tubuh Raigan berharap yang dia panggil itu terbangun.

Dan benar saja, Nara terbangun dari tidurnya dan melihat seorang wanita cantik dengan rambut sebahu tengah berdiri didepannya.

" Gan.... kok lo melamun gitu ? Ini gue Nara ....!" kata Nara.

Raigan tidak percaya gadis gemuk dan sedekil Nara bisa berubah bak bidadari seperti ini. Jujur dia kerap melihat wanita cantik, namun tidak dengan wanita secantik Nara.
Ia pun mengucek matanya.

" Ini gue Gan.... NARAYA MEHRA! CEWEK GENDUT ,DEKIL DAN BAHAN BULLYAN HANKOOK SENIOR HIGH SCHOOL !".

Raigan berdiri menghampiri Nara. Dia spontan memeluk gadis itu gemas.

" Nar.... WOW.... lo cantik banget! cowok mana yang bakal lari dari lo kalo kayak gini !".

Nara hanya tersenyum malu.

" Yee... biasa aja... keless... " tawa Nara.

" Mulai sekarang ! lo ngak boleh jadi cewek dekil lagi ! lo harus begini terus.... gua jamin, seantero HANKOOK bakal pangling liat lo !" Raigan meyakinkan Nara.

" Ttaapi..... bbbaju gguee...".

" Tuh... baju sekolah dan baju sehari hari buat lo, agar lo ngak dekil lagi " Raigan menunjuk tumpukan belanjaan yang terletak di atas meja.

" Kapan lo belinya ?".

" Biasaa... staf gue yang pergi".

Sekali lagi Nara berhutang budi kepada Raigan. Dia tidak tau harus membayarnya dengan apa.
Raigan seolah telah menjadi sesuatu yang spesial.

" Lo baik banget Gan..." Nara memeluk laki laki tampan itu.

" Nar... apapun buat lo !, apapun bakal gua lakuin asal lo bahagia, apapun Nar.... " batin Raigan.

Arifa

My girlfriend is fat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang