Perawatan dan dandanan abal abal

1.5K 84 3
                                    

Sepulang sekolah Nara memilih untuk membantu ibunya dahulu, karena dia kasihan dengan sang ibu yang bekerja sendirian dari pagi hingga malam.


" Mmmm kasian mama, gue ngak tega liat dia terus terusan kerja kek gini, pokoknys gue harus bantu " batinnya.

Ia berlari menuju kamar untuk mengganti baju dengan tergesa.

" Gue bantu apa ya..? " Ia menoleh kesana kemari dengan ekspresi menganga.

Akhirnya ia mendapati lantai yang belum bersih dan sapu yang memang sudah terpajang rapi di sudut rumahnya.

" Ahhh mending gue nyapu lantai ini aja deh " senyumnya sembari beregegas mengambil sapu.

Ketika sedang asiknya menyapu lantai, datanglah Jae dengan langkah arogan dan mendudukkan pantatnya ke kursi sambil memakan cemilan tanpa menghiraukan Nara yang sedang menyapu lantai.

Nara yang sedang bekerja itu hanya tersenyum melihat Jae yang memakan makanannya dengan lahap.

" Eh babu ! lo sapu tu lantai bersih ...bersih ! " tegas Jae.

" Baik nyonya " balas Nara mengalah karena dia takut nanti ujung ujungnya bertengkar.

Alih alih berhenti mengganggu kakaknya, Jae malah semakin menjadi jadi.

Dia membuang bungkus bungkus cemilannya ke lantai, serta remah remah yang juga bertebaran membuat wajah Nara memerah.

"Jae.... kenapa lo ngotorin lantai ini lagi...?" gumam Nara yang kembali menyapu bagian yang telah disapu sebelumnya.

" Ehh suka suka gue dong ! dan lo ngak usah ngatur ngatur gue gendut !" sanggah Jae yang kembali bertindak.

Sekarang Nara tak mampu lagi tuk menahan amarahnya. Pitamnya sudah di puncak.

Sontak saja sapu yang ia pegang melayang hingga ketepian.
Tubuh besarnya bergetar.

" JAE .......! KURANG AJAR BANGET SI LO ! " teriak Nara langsung saja Nara mencubit
lengan Jae dengan satu kali cubitan.

" ADUH PERIH.... KENAPA LO JAHAT BANGET SAMA GUE SIH ? GUE KAN CUMA BERCANDA...
MAMA... MAMA.... TOLONG MAMA " isak Jae.

" Eh jahat ? ngak salah tuh .... siapa yang jahat sebenarnya sih ? gue apa elo .... lo jangan ngeputar balikin fakta ya !" Nara menunjuk Jae dengan tangan kiri dan terjadilah cekcok hebat.

"Ehh kalian kenapa .... Kok selalu saja bertengkar ?" ucap ibu mereka yang datang tiba tiba.

" Ini ma.... kak Nara jahat sama Jae... dia nyubit nyubit Jae, padahal Jae ngak ngapa ngapain"
Mendengar penjelasan Jae, ibu menggeleng gelengkan kepalanya kearah Nara.

Nara tidak menyangka bahwa Jae bisa memutar balikkan fakta seperti itu. Ia melotot kearah Jae memberi peringatan, namun tampak seperti ancaman di mata ibu mereka.

" Apa bener itu Nara ?..."

" Enggak ma.... aku nybit dia karena dia jahat ma..." terang Nara.

" Ma dia boong "

Sepertinya ibu mereka lebih memihak kepada Jae , karena Nara lebih dewasa, ibu pun menasehati Nara.

" Nar... kamu jangan kek gitu sama adik kamu.. " Nasehat ibu.

" Maaa tapi kan Nara ngak salah!"

" Iya.... mama tau kok kamu itu ngak salah, tapi tolong jangan .." belum selesai ibunya menasehati Nara cemberut dan pergi .

" Mama ngak ngerti ! " Nara berlari ke kamarnya.

Ia berdiri di depan jendela dengan termenung. Namun tiba tiba datanglah Feli dan Thalia.

" Ehh Nar.... yuhu...." lambai Thalia.

" Ohh hai..." balas Nara dengan senyuman.

" Bukain pintu rumah lo dong" kata Feli.

" Iya.... iya..." Nara melakukan tugasnya dan akhirnya Feli dan Thalia berhasil memasuki kamar.

" Eh Nar ! lo mau tampil cantik di depan Andrea kan ?" ucap Thalia.

" Ya iyalah... masak enggak pulak"

" Ha.... mending sekarang lo lakuin perawatan deh" usul Feli.

" Perawatan ? mmmm gimana caranya ?" Nara berfikir sejenak.

" Alah.... lo tenang aja... nih gue malingin majalah kecantikan milik kakak gue buat lo !" Feli mengeluarkan sebuah majalah dari ranselnya.

Nara meraih majalah itu, matanya menyipit ketika membaca tulisan

"CARA MEMBUAT KULIT PUTIH DAN GLOWING dengan REMPAH REMPAH dan BAHAN ALAMI " ucapnya dengan nyaring.

" Ha itu tuh Nar..." Thalia mengacungkan jempolnya.

Nara menggeleng, ia tidak setuju dengan ide sahabat sahabatnya itu.

" Mmmm gue ngak mau ..." tolaknya.

" Lah kok lo ngak mau sih Nar.. Ini kan perawatan alami ! " kata keduanya serentak.

" Ya gue ngak pengalaman aja sama begituan.. "

"Kan ada kami...."

" Emangnya kalian bisa ?"

" Hehehe ngak juga sih... kan coba dulu... namanya juga belajar " kata Feli.

" Lo mau yah Nar...." Thalia terus membujuk dengan memegang lengan Nara.

Merasa bosan mendengarkan rengekan, Nara memutuskan untuk mengangguk.

Dan akhirnya keluarlah senyum pepsodent di kedua mulut itu.

" Yok kita mulai buat ngecukur bulu kaki dan tangan lo !" Thalia mulai beraksi membuat Nara agak ngeri.

" Aduhh hidup gue kok gini amat ya Tuhan..." batin Nara.

Tak ketinggalan, setelah Thalia mencukur, Feli segera memberi Nara lulur dengan sembarangan.

Thalia melanjutkan pekerjaannya dengan memberikan masker di wajah Nara.

Canda dan tawa mengelilingi mereka bertiga. Nara bangga punya dua orang yang selalu perhatian dengannya, walaupun gaje.

" Nar .... udah selesai nih perawatannya, sekarang kita mau dandanin lo " Thalia mengeluarkan make up.

" Dandanin ?....." sekali lagi Nara terkejut.

" Iya... biar Andrea tambah kelepek klepek sama lo " tambah Feli.

" Haduhh capek dehh..." Nara pura pura pingsan. Terlihat begitu jelas kepanikan di wajah mereka.

" Haha rasain tuh " batin Nara.

Writernim: Arifa

My girlfriend is fat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang