Part 1

24.1K 516 10
                                    

01 November 2019

.

.

.
Ayam berkokok bersahutan di pagi hari. Hawa yang begitu dingin menusuk kulit hingga ke tulang. Membangunkan manusia yang sedang tertidur. Namun, itu sama sekali tidak berguna buat gadis yang sedang bersarang di kasur empuknya ditemani selimut pink tebal kebanggannya. Gadis itu sama sekali tidak terganggu oleh suara ayam yang berkokok dengan kencangnya. Malah semakin menenggelamkan wajahnya di bantal.

Okky irena dewi pemilik nama gadis itu yang kini masih menikmati indahnya bermimpi. Okky adalah gadis yang tinggal di Semarang bersama kedua orang tuanya dan satu adik perempuan yaitu Rara shabrina yang kini masih duduk di bangku SMA. Okky masih berusia 22 tahun yang baru saja menempuh semester 3 di salah satu Universitas Negeri di Semarang.

Sebenarnya Okky sama sekali tidak berminat untuk melanjutkan studinya di provinsi Jawa tengah ini. Sejak SMA Okky sudah mempunyai rencana untuk study di luar kota. Menjadi anak kost seperti yang dilihat mahasiswa-mahasiswi yang belajar di universitas Semarang ini. Tapi Okky tidak ingin menjadi anak yang durhaka membantah nasehatnya orang tuanya. Dengan terpaksa Okky menuruti permintaan sang ayah dan ibunya untuk menjalankan study nya di Semarang.

Tok

Tok

Tok

"woy mbak bangun udah pagi nih ngebo mulu kerjaan lo!!" teriak sang adik perempuannya dengan sangat kencang. Selalu seperti ini!! Rumah yag hanya dihuni oleh 4 orang saja selalu terdegar ricuh akibat suara kencang milik Rara.

Rara terus mengetuk pintu kamar Okky yang terbuat dari kayu jati itu. Sudah menjadi kebiasaan Rara membangunkan kakaknya yang kebo ini. Rara sudah hafal dengan perilaku kakaknya yang kebo akibat menonton drama korea yang kini marak dilakukan oleh kalangan remaja. Memang rara sudah tau dengan rutinitas sang kaka yang tiap hari tepatnya di malam hari sebelum tidur hingga larut malam baru kakaknya akan beranjak dari meja belajarnya dan tidur sampai matahari terbit.
Rara sering kesal dengan tingkah kakaknya yang seperti ini karena Okky sering meninggalkan solat wajibnya akibat bangun kesiangan.
Sebab itu Rara menjadi seperti babu Okky meskipun tidak menyuruh Rara untuk membangunkan setiap hari. Tapi rara tidak mau jika kakaknya sering meninggalkan solat wajibnya.

Rara mendengus kesal melihat tak ada reaksi apapun dari dalam kamar Okky. "bangke lo mbak ora tangi-tangi, kowe iki turu opo mati sih heran aku karo kowe!" umpat rara yang kesal dengan okky.

"opo seh ra?nganggu ae" balas okky yang terdengar parau di telinga Rara.

Sedangkan didalam kamar Okky menutupi kedua telinganya menggunakan batal doraemon yang sudah menjadi favoritnya sejak kecil.

"wes isuk mbk mbok yo dang tangi, iki wes jam 5 yo dang solat subuh keburu srengengene metu." ujar rara ngegas.

Rara sering tidak bisa menahan emosinya jika sang kaka terus bermalas-malas ditempat kasur. Apa tidak malu dengan dirinya yang lebih kecil tapi bisa mengatur waktu antara kewajiban dan kesenangan.

"berisik Ra!" balas okky dengan teriak juga. Okky yang terasa tidurnya terganggu dengan suara teriakan milik adiknya dengan malas okky bangun dari mimpi indahnya.

"mbak!! Rara gak bakal berisik kalo mbak gak susah buat dibangunin, cepatan bangun!" ucap rara berubah jadi lembut.

"iyo-iyo!" begitu malas untuk turun dari kasurnya. Okky turun dari kasurnya dan melangkah membuka pintu kamar untuk mengambil air wudhu.

Okky menatap malas kearah adiknya yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya. Wajah cantik ya terlihat berseri setelah terbasuh dengan air segar tidak dengan penampilan okky sekarang. Rambut cepol tinggi dengan liur diarea pipi membuat orang melihatnya akan merasa iyuh dengan penampilan khas bangun okky.

Okky dan adiknya rara memang memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Rara yang memiliki wajah sedikit coklat dan prestasi bagus di akademik sedangkan okky juga mempunyai wajah cantik bahkan wajah yang dimiliki okky seperti orang korea padahal okky tidak pernah memakai skincare yang mahal untuk memoles wajah nya namun kapasitas otak yang dimiliki Okky sangat minim.

"ki enek opo to nduk?kok rame dewe gak penak dirugokne tanggane." ucap seseorang yang datang dari arah dapur.

Okky dan rara menoleh kearah samping yang terdapat sang ibu berdiri dengan Appron yang bertengger di lehernya. "iki loh buk mbak okky susah banget dibangunin Rara kesel jadinya." Rara mengadukan kebiasaan okky kepada ibunya.

Okky memutar matanya malas. Dasar tukang ngadu!! Umpat okky didalam hatinya.

Okky mengucek matanya yang masih terapat rasa kantuk. "Apa sih Ra! ini mbak udah bangun gausah ngadu deh!" Ucap okky yang tidak terima dengan perkataan adiknya itu. Memang sih okky mengakui dirinya yang sangat kebo jika tidur. Entah darimana sifat okky yang sedikit menyeleweng dari keluarganya.

Rara menatap sinis kearah okky sambil mengerucutkan bibirnya. "Tapi kan Rara harus teriak-teriak biar mbak okky bangun." protes Rara kearah Okky.

"Yaudah sih salah sendiri bangunin mbak kan mbak Okky gak nyuruh kamu buat bangunin" Decak Okky memalingkan wajahnya.

Rara semakin dibuat kesal dengan balasan okky seenaknya. "kan Rara pengingat waktu solat buat mbak Okky!! udah kayak babu aja tau gak" ucap rara menghentakkan kakinya
Okky yang tadinya melangkah pergi kemudian menoleh kebelakang yang menatap adiknya cemberut. Okky sangat suka menggoda adiknya itu.

Okky menahan tawanya yang hampir meledak melihat wajah rara yang sudah marah. "Bodoamat mbak gak peduli wlekk!" Ucap Okky menjulurkan lidahnya mengejek sang adik.

"dasar mbak nyebelin!" ejek Rara mendelik tajam.

"Dasar adek berisik tukang ngomel!" Balas Okky mengatai adiknya.

"Udah jangan berantem mulu, ibu pusing liat kalian semua berisik tiap pagi Okky cepet solat subuh sana mumpung jam masih ada meskipun udah mepet banget!" Suruh ibunya pada Okky segera menunaikan ibadah shalat subuh.

"Iya bu." Okky melangkah ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu yang terletak di samping dapur.

"Dan kamu Rara bantuin bapak bersih-bersih halaman depan sana." Suruh ibu.

"iya bu" jawab Rara sambil mengangguk lalu berjalan ke halaman depan rumah.

.

.

.

Hey! Abang Loreng [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang