"Kembar!?"
Aku mengangguk. "Geisha bilang gitu. Gue gak paham maksudnya."
"Kalian kembar terpisah?" tanya Veve. "Biasanya kalau film-film kan gitu."
"Gue gak tau apa-apa tuh."
"Gak ada yang lo ingat sama sekali?" tanya Ryo.
"Nope." Aku terdiam sejenak. "Gue bakal tanya Ran nanti. Tapi sekarang gue cuma mau fokus lomba dulu."
Sora tersenyum lebar. "Tinggal lusa paradenya!"
"Jangan maksa diri, Al." ucap kak Vian.
Aku mengangguk-angguk. "Santuy gue tuh."
"Nanti kita bakal nonton kok." ujar Juju. "Sora pasti bakal teriak-teriak heboh."
Aku tertawa. Tapi itu memang benar. Lomba yang sebelumnya pun Sora berteriak paling keras dibanding lainnya. Sampai-sampai semua orang ikut melihat kearahnya.
Penilaian lomba marching band yang diadakan besok itu terbagi dua. Yang pertama adalah penilaian berdasarkan keramaian pendukung. Jadi sebelum ke tempat utama lomba, peserta keliling untuk parade dulu. Tentu saja jalurnya sudah disiapkan, tinggal jalan dan begitu sampai di pintu masuk gedung akan ada kotak-kotak untuk menuliskan akan mendukung siapa. Barulah penilaian juri di gedung.
Jadi capeknya double guys.
Tiba-tiba Laylie berdiri. "Gue angkat telfon bentar ya." katanya lalu berlari kecil keluar dari ruang kelas.
Seperti biasanya, kami menyempatkan diri untuk berkumpul di kelas sebelum pulang. Bisa dibilang itu jadi rutinitas sekarang.
"Tuan putri kayanya lagi sibuk deh." celutuk Juju.
"Kenapa?" tanyaku heran.
Veve mengangguk-angguk. "Dia bilang belakangan ini harus kesana kemari. Novelnya mau diterbitkan."
Aku melotot tak percaya. "Beneran!? Berarti ini novel pertama yang dijadiin buku!?"
"Iya, makanya dia harus sering-sering konsultasi sama editornya."
Wah!
Aku turut senang!
Akhirnya impian Laylie terwujud!
Laylie itu penulis blog sekaligus novel di aplikasi Wattpad. Cuma novel-novelnya selalu ditawarkan dijadikan e-book aja, bukan buku. Dia bilang, sebagai tahap awal gak masalah. Karena dia juga gak begitu yakin dengan kemampuannya.
Padahal ceritanya bagus sekali.
Aku juga baca ceritanya! Dan benar-benar berhasil membuatku jatuh cinta pada tokohnya.
Aku suka semua cerita Laylie.
Di blog-nya, dia menulis puisi-puisi bahasa Inggris dan Indonesia, juga beberapa cerpen.
Pantas belakangan ini Laylie ramah sekali. Bahkan cowok kelas sebelah yang selama ini cuma dijutekin, akhirnya digubris.
Laylie itu cantik dan anggun, khas seorang putri sungguhan. Justru aneh kalau dia gak punya penggemar. Cuma karena dia dingin dan sinis, bukan berarti semua orang takut padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous {END}
Teen FictionSebenarnya aku sudah memutuskan untuk tidak lagi egois dalam menyukai seseorang. Tapi kehangatanmu membuatku jatuh lebih dalam lagi. Maafkan aku jika aku menyukaimu lebih dari yang seharusnya.