Aliya mempercepat langkahnya menelusuri jalan, menjauhi tempat salon itu dan juga menjauhi Zain yang tampak mengejarnya dari belakang.
"Aliya, tunggu.." teriak Zain.
"Duhh, kenapa Dokter Zain malah mengejarku sih?" Batin Aliya mulai resah. Ia berusaha untuk mempercepat langkahnya.
Namun apa yang terjadi?
Zain telah berada di dekat Aliya dan berhasil mencekal pergelangan tangannya. Alhasil membuat langkah Aliya terhenti dan mendadak membalikan badannya menghadap Zain.
"Kenapa kau malah pergi?" Tanya Zain. Tampak tatapan serius terpancar di kedua bola matanya.
"Hmm, tidak ada. Tiba-tiba saja perutku sakit. Jadi aku memutuskan untuk pulang," jawab Aliya ngeles. Berharap Zain mengerti dengan alasannya itu.
"Benarkah? Kau tidak berbohong padaku, kan?" Tanya Zain. Kali ini ia lebih menatap Aliya sangat serius. Tentu hal itu membuat Aliya salah tingkah.
"Tidak, Dok! Mana mungkin aku berbohong padamu." timpal Aliya gelagapan. Sebenarnya di sisi lain, ia tak ingin membohongi Zain. Jujur saja, sebelumnya Aliya merasakan cemburu saat Zain berpelukan dengan Alisa.
"Dari cara bicaramu, sepertinya kau berbohong padaku." ucap Zain seperti mengintrogasi Aliya.
"Pe.. percayalah, Dok! Aku tidak berbohong." ucap Aliya berusaha meyakinkan Pria tampan yang sedang berdiri di hadapannya.
"Baiklah, aku percaya kalau kau tidak berbohong padaku. Tapi apa sekarang perutmu masih sakit?" Tanya Zain memastikan.
"Sekarang agak mendingan, Dok." jawab Aliya.
"Beneran? Udah mendingan? Soalnya siang ini, aku ingin mengajakmu makan di Cafe." ucap Zain.
"Tapi, Dok.."
"Udah, iya-in aja. Lihat dirimu! Penampilanmu itu sudah sangat luar biasa dan juga cantik. Masa iya aku gak ajak kamu jalan-jalan." ucap Zain menyelipkan sebuah pujian, sekaligus menatap intens Gadis cantik yang ada di depannya. Lantas Aliya menunduk malu.
"Memangnya Dokter tidak sibuk? Aku takut Dokter sedang menangani Pasien." ucap Aliya.
"Kamu ini gimana sih. Kan tadi aku mengajakmu ke Salon. Nah, itu berarti aku sudah minta izin pada pihak Rumah sakit." sahut Zain.
"Terus yang menangani Pasien di Rumah sakit, siapa?" Tanya Aliya menatap Zain dengan tatapan tanda tanya.
"Aku sudah menyerahkan tugasku pada Dokter lain. Jadi kamu jangan khawatir. Sekarang aku ingin menangani Pasien yang cantiknya masyaallah luar biasa." jawab Zain sesekali mengedipkan mata kanannya.
Aliya tertegun? Sejak kapan Dokter setampan Zain bisa menggombali dirinya?
"Dokter bisa aja." ucap Aliya malu-malu kucing.
"Yuk, kita pergi." ajak Zain.
Aliya mengangguk kecil. Sementara Zain, ia meraih jemari tangan Aliya dan menariknya lembut menuju mobil yang tak jauh dari tempat salon.
---------
Di Cafe..
Zain dan Aliya sudah duduk berhadapan di meja no 12. Kini di atas meja sana, sudah ada beberapa menu makanan yang sudah di pesan sebelumnya.
"Silahkan di makan, Aliya," seru Zain dengan nada lembut.
Aliya mengangguk. Kemudian ia menyuapkan makanan berupa steak daging sapi ke dalam mulutnya.
"Apa kau tau, sudah sekian lama aku tidak makan di luar bersama seseorang," ucap Zain.
"Benarkah? Apa alasannya, Dok?" Tanya Aliya sesekali menyantap seporsi makanannya.
"Akhir-akhir ini, aku sering sibuk melaksanakan tugasku sebagai Dokter. Jadi aku tak punya kesempatan untuk makan di luar," jawab Zain.
"Ohh, gitu ya, Dok. " ucap Aliya disertai anggukan kepala.
"Tapi alhamdulillah sekarang aku punya luang untuk makan di luar bersama Bidadari cantik," ucap Zain sambil memandang Aliya dengan tersenyum kecil.
Lantas Aliya tersedak. Ia sempat terkejut saat Zain mengatakan 'Bidadari cantik'.
______TBC______
NextOrStop???
SriWulandari_13Maaf yh gaje emng hihi😁
_seeyou next Capter😚
Thank for ⭐⭐⭐⭐⭐
Gpp walaupun sedikit setidaknya masih ada org yg peduli dan menghargai karyaku😭😭😁😁.Tanks pokoknya insyaallah cepat tamatt tenang aja😚♥
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU DOKTER TAMPAN (selesai)
Teen FictionFollowme @sriwulandari_13 ♥happyreading♥